Source Image: Wikipedia
Budaya-Tionghoa.Net | Penulis menjadi terinspirasi untuk mengungkit soal ini gara-gara topik di grup sebelah tentang sejarah tradisi membakar uang kertas untuk leluhur yang sudah meninggal. Mengenai kisah tentang Li Shimin yang meninggal lalu bangkit kembali dan menceritakan perjalanannya di alam baka itu, penulis tak akan berkomentar. Kebetulan penulis tidak semulia itu untuk bunuh diri dulu buat “check and recheck”, juga tidak segitu tebal muka untuk mengatakan segala kisah yang beredar dalam bangsa saya adalah 100% pasti benar.
Tapi untuk soal “mengungkap kebohongan”, saya lebih tertarik dengan sejarah Insiden Gerbang Xuanwu, yaitu Li Shimin yang membunuh kakak (Li Jiancheng) dan adiknya (Li Yuanji) lalu merebut tahta, dengan dalih bahwa Li Jiancheng dan Li Yuanji-lah yang merencanakan pemberontakan terlebih dahulu, dan ia hanya “menggagalkannya”.
Berikut ini keraguan-keraguan mengenai Li Shimin, hasil baca-baca dari berbagai sumber:
1. Janji Li Yuan
Saat akan menggerakan pasukan (baca: memulai pemberontakan) di Jinyang, Li Yuan menjanjikan bahwa setelah berhasil akan mengangkat Li Shimin sebagai Putra Mahkota:
“若事成,则天下皆汝所致,当以汝为太子。”
(Jika berhasil nanti, semua adalah berkat jasamu, sudah sepantasnya mengangkatmu sebagai Putra Mahkota)
—— Konon yang pertama kali mengusulkan untuk menggerakkan pasukan adalah Liu Wenjing, bukan Li Shimin. Li Shimin hanya salah satu pendukung rencana ini. Pada saat itu, gerakan belum dimulai, belum tampak jasa apapun dari Li Shimin. Bahkan belum tahu apakah akan berhasil atau tidak. Jadi, bagaimana Li Yuan bisa berkata “semua adalah berkat jasamu”? Saat itu, Li Jiancheng diserahi Tiga Pasukan Kiri, Li Shimin Tiga Pasukan Kanan, dan Li Yuanji Pasukan Tengah. Pada jaman dahulu, “kiri” dianggap lebih tinggi daripada “kanan”, jika demikian, maka dapat dilihat bahwa saat itu posisi Li Jiancheng dianggap lebih tinggi (lebih penting) daripada Li Shimin. Dan kalaupun kiri dan kanan dianggap sederajat, Li Jiancheng merupakan putra sulung, sewajarnya lebih berhak untuk kedudukan Putra Mahkota. Tidakkah aneh Li Yuan justru menjanjikan kedudukan ini untuk Li Shimin? Selain itu, diceritakan ada seorang pejabat tinggi (将佐) yang mengusulkan untuk mengangkat Li Shimin sebagai Putra Mahkota. Namun tidak tercatat nama dari pejabat ini. Tidakkah sedikit “meragukan”?
2. Karakter Li Jiancheng dan Li Shimin
Sering diceritakan bahwa Li Jiancheng adalah orang yang licik, keji, mata keranjang dan gila jasa. Sehingga terkesan lebih tidak layak menjadi Kaisar dibanding dengan Li Shimin yang digambarkan seperti model “tokoh utama yang lurus nan heroik”.
—— Sesungguhnya jika dilihat dari catatan prestasi, Li Jiancheng berhasil melewati Huang He dan menduduki Chang’an, yang pada saat itu tidaklah kalah penting dibanding Luoyang yang direbut oleh Li Shimin. Jasa perangnya tidak dapat dibilang kalah dari Li Shimin.
Sedangkan Li Shimin, jarang diceritakan bahwa ia juga berambisi untuk merebut tahta, bahkan terkesan seperti “hanya membela diri”.
—— Setelah mengalahkan Wang Shichong, Li Shimin bersama dengan Fang Xuanling mengunjungi seorang pendeta Dao bernama Yuan Zhi. Pendeta tersebut mengatakan bahwa Li Shimin akan menjadi “Putra Langit Perdamaian” (太平天子). Istilah “Putra Langit” (天子) pada jaman dahulu merujuk pada Kaisar. Li Shimin selalu terkenang dengan kata-kata ini, katanya: 眷言风范,无忘寤寐 (saat bangun, saat tidur, tetap tak dapat melupakannya). Tidakkah ini menunjukkan ambisinya untuk menjadi “Putra Langit”? Pada tahun yang sama, setelah merebut Luoyang, Li Shimin mulai mengumpulkan orang-orang berbakat–yang kemudian dikenal sebagai Delapan Belas Orang Terpelajar–untuk direkrutnya. Di antaranya adalag Fang Xuanling dan Du Ruhui. Di antara orang-orang ini, semuanya adalah tokoh politik ahli siasat. Jika Li Shimin tidak berambisi dalam politik, untuk apa ia mengumpulkan mereka?
3. Li Jiancheng meracuni Li Shimin
Pada bulan ke-6 tahun ke-9 Wude, Li Shimin menghadiri perjamuan bersama Li Jiancheng dan Li Yuanji. Li Shimin meminum arak beracun (diceritakan bahwa Li Jiancheng dan Li Yuanji yang bersekongkol ingin membunuhnya) hingga memuntahkan darah beberapa liter, kemudian ditolong oleh Huai An Wang dan dipapah kembali ke istananya.
—— Peristiwa insiden Gerbang Xuanwu terjadi pada tanggal 4 bulan 6 tahun ke-9 Wude. Lalu peristiwa Li Shimin keracunan tersebut terjadi tanggal berapa? Tanggal 1, 2, atau 3 ? Dan Li Shimin yang muntah darah hingga beberapa liter, bagaimana dapat pulih secepat itu? Jika Li Jiancheng dan Li Yuanji benar-benar ingin membunuh Li Shimin, apakah mereka (yang notabene Putra Mahkota dan Pangeran) tidak mampu menemukan racun yang lebih ampuh? Lagipula jika sudah berani meracuni orang di kediaman sendiri (bagaimanapun juga akan dicurigai), mengapa membiarkan Li Shimin pulang? Mengapa tidak dibunuh sekalian? Atau mungkin supplier racunnya berkomplot dengan Li Shimin dan peristiwa muntah darah itu hanya rekayasa belaka? Jika demikian, lalu apa tujuannya? Mengapa Li Shimin harus menghadiri undangan, minum arak, lalu berpura-pura keracunan?
Ada juga dikisahkan tentang Li Jiancheng memilihkan kuda untuk Li Shimin di Jiaochang (tempat berlatih atau mengadu ilmu), yang ternyata kuda tersebut adalah seekor kuda liar dan hampir menjatuhkan Li Shimin sebanyak tiga kali. Namun setiap kali, Li Shimin selalu berhasil turun dari kuda dan tidak terluka sedikit pun. Li Shimin berkata, “Hidup dan mati adalah tianming (kehendak langit)”. Kemudian Li Jiancheng justru mengadu kepada Li Yuan bahwa Li Shimin berambisi menjadi kaisar, menyebut diri mendapatkan “tianming” (dapat juga diartikan sebagai perintah langit). Akibatnya Li Yuan memarahi Li Shimin.
Hal ini cukup meragukan. Jika Li Jiancheng hendak mencelakai Li Shimin, apakah ia akan mengambil resiko dengan terang-terangan memilihkan sendiri kuda liar untuk Li Shimin? Tidakkah terlalu mencolok? Dikisahkan Li Shimin hampir terjatuh dari kuda sebanyak tiga kali. Kenapa bisa sampai tiga kali tetap tidak ganti kuda? Apakah begitu percaya diri pasti bisa menaklukkan sang kuda, atau ……..?? Dan pada saat itu, Li Yuan juga berada di lokasi. Anaknya hampir jatuh dari kuda sampai tiga kali, tapi tidak bereaksi apapun, malah memarahi anaknya karena kata “tianming”?
Dan perlu dicatat juga bahwa Li Shimin tidak hanya membunuh kakak dan adiknya, melainkan juga 10 orang keponakannya (5 orang anak Li Jiancheng & 5 orang anak Li Yuanji). Dapat dipahami bahwa “mencabut rumput harus sampai ke akarnya”, tapi apakah itu mirip tindakan seorang yang dicelakai dan terpaksa membunuh saudaranya untuk membela diri?
Tulisan di atas tidak diklaim sebagai kebenaran mutlak bahwa pasti begini atau pasti begitu. Jika ada yang salah atau kurang lengkap, silakan diralat atau dilengkapi. Namun saya selalu percaya bahwa sejarah ditulis oleh pemenang. Detail-detail lengkap dalam sebuah kisah sejarah, saya rasa seperti yang dikatakan oleh sutradaranya film Da Han Tianzi (大汉天子): “Tidak dapat dilacak kebenarannya, kecuali jika waktu dapat diputar kembali xxx tahun.” Dan terlepas dari itu, saya juga percaya bahwa di antara “Kaisar yang baik” dan “orang baik” tidak penah dapat dilukiskan tanda sama dengan (=).
Oleh : 劍影
Baca juga :
Li Yuan : Pendiri Dinasti Tang
Apakah Li Shi Min [Tang Taizong] Sedemikian Baik Hati ?
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa