Sumber Gambar: Wikipedia
Lin Zexu 林则徐 (1785-1850) seorang pejabat jujur yang tidak memperkaya diri, menjadi satu icon perlawanan terhadap narkoba dan patungnya dipajang di New York, sebagai peringatan akan teguhnya beliau melawan candu.
Lahir dari keluarga miskin tapi dalam kemiskinannya, ia tetap memegang integritas diri, tidak mau melakukan hal-hal yang tercela dan melanggar janji. Saat beliau hendak memusnahkan candu-candu sitaan, semua candu itu juga diberi ganti rugi, tidak disita begitu saja, sebelumnya juga sudah mengirim surat pada ratu Victoria tapi tidak digubris. ( Lihat http://web.budaya-tionghoa.net/the-history-of-china/the-history-of-qing-dynasty/2360-surat-cinta-lin-zexu-pada-ratu-victoria-yang-bertepuk-sebelah-tangan ). Selain pejabat jujur dan berintegritas, Lin Zexu juga menuliskan kata-kata yang bisa menggugah hati manusia.
Dalam “10 tidak berguna” kita bisa menggali hal-hal yang masih bisa kita renungkan sebagai refleksi diri bagaimana menjadi manusia, bukan manusia yang munafik berkata manis tapi hatinya dengki. Tulisan ini dibuat oleh beliau saat berumur 50 tahun ( 1835 ), sebelum perang candu di mulai.
Saya melihat bahwa itu adalah kepedihan hati Lin Zexu melihat kondisi masyarakat saat itu dan mencoba menyadarkan bahwa ada hal-hal yang esensial yang perlu diperhatikan, sebagai contoh adalah mereka yang memiliki banyak teman percuma jika pada saudaranya sendiri saja tidak bisa akur dan menerima kekurangan anggota keluarganya, tidak memiliki rasa toleran terhadap keluarganya, jika orang seperti itu memiliki pergaulan luas juga percuma karena nantinya juga akan tidak toleran.
Mari kita kunyah dan resapi “10 Tidak Berguna” dari Lin Zexu.
1. 存心不善 风水无益
Nasib seseorang ada ditangan sendiri, jika berhati baik, suasana rumah tangga akan turut membaik dan bisa damai, dengan begitu maka fengshui di rumah juga akan baik.
Begitu pula dalam satu kelompok, bisa saling memahami dan menghargai sesama teman satu kelompok. Shan 善 , adalah setiap tindakan kita memberikan kebaikan kepada orang lain dan bersifat kebersamaan, semua adalah spontan tidak meminta timbal balik, bagaikan manusia yang selalu makan harus ada pembuangan, jika tidak maka akan keracunan tubuhnya,saat buang air tentunya saat buang air, kotoran itu tidak dikorek-korek, itulah 行善 atau menjalankan kebajikan. Adalah sama dengan ren 仁, dimana harus mengutamakan bagaimana menjadi manusia dan mengutamakan orang lain dengan landasan welas asih, bukan menjadi egois dan mengeksploitasi manusia seperti yang kita lihat pada era kapitalisme, dimana capital menjadi tujuan utama dan melupakan hakekat kemanusiaan, segala sesuatu diukur melalui kapital. Akibatnya adalah alam menjadi rusak dan upaya manusia memperbaiki alam juga akan percuma karena rasa tamaknya.
Di sini Lin Zexu menegaskan bahwa upaya memperbaiki atau memajukan diri harus didukung oleh suatu upaya moral, tidak bisa bergantung pada hal seperti fengshui. Semua perbuatan buruk tiada ada baiknya, secara mudahnya merusak nama baik leluhur atau orangtua, juga bisa merusak nama baik keturunan.
(Bersambung)
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa