Budaya-Tionghoa.Net | Di danau Yang Cheng dekat kota Su zhou ada legenda “bhiksu kepiting”, dan katanya bhiksu kepiting ini adalah wujud dari bhiksu Fahai yang terkenal dalam kisah “Siluman ular putih”.
ular putih, fa hai, siluman ular putih, bai she zhuanbai suzhen, white snake, kepiting
Bhiksu Fahai inilah yang memisahkan antara Bai Shuzhen sang siluman ular putih dengan suaminya dan tindakan bhiksu Fa Hai ini membuat Bai Shuzhen marah besar kemudian menenggalamkan gunung Jin. Tindakan ini membuat Fahai terpaksa mengurung Bai Shuzhen dalam pagoda Leifeng di Hangzhou. Percintaan antara siluman ular putih Bai Shuzen dengan manusia bernama Xu Xian itu adalah percintaan yang tulus tapi dengan paksa dipisahkan oleh Fahai sehingga membuat banyak rakyat jelata di daerah Su dan Hang menjadi marah dan mengadukan tingkah laku Fahai dan perlakuan tidak adil terhadap Bai Shuzhen kepada ‘istana langit’.
Yuhuang Shangdi selaku pimpinan istana langit melakukan pemeriksaan atas pengaduan rakyat jelata kemudian mengutus Taibai Xingjun memimpin pasukan langit untuk menangkap Fahai. Fahai melihat kondisi yang tidak menguntungkan dan ia tidak mampu melawan tentara langit sehingga ia melarikan diri ke pingir danau Yangcheng.
Saat dalam kondisi buntu, Fahai melihat seekor kepiting sedang melepas cangkangnya, ia memanfaatkan kesempatan itu untuk bersembunyi di cangkang kepiting itu. Tapi sayangnya ia tidak dapat mengeleabui mata Dewa Taibai, Taibai melihat Fahai bersembunyi dalam cangkang kepiting kemudian berkata,”Kau yang sudah berbuat jahat, sebenarnya tindakanmu itu tidak dapat diterima oleh Langit dan Bumi, selayaknya kau dihantam oleh petir, tapi melihat bahwa kamu bisa mengubah diri maka saya memberi kamu satu jalan untuk hidup. Sejak hari ini kamu diam dalam cangkang kepiting dan bertapa. Gunakan kesempatan ini untuk merefleksi diri dan mengkoreksi diri.”
Fahai yang bersembunyi dalam cangkang hanya bisa meratapinya tapi apa hendak dikata, hukuman itu harus ia jalankan. Semenjak itu Fahai bertapa dalam cangkang kepitingnya menebus kesalahannya.
Oleh : Ardian Zhang
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa