Sumber : http://www.artisoo.com/blog/forms-of-chinese-painting-and-chinese-painting-frames/
Orang Tionghoa menaruh penghormatan dan kekaguman yang luar biasa terhadap bebungaan sejak awal peradabannya. Mereka adalah pengagum dan pembudidaya bunga yang sangat ahli. Bebungaan yang mengembang pada pepohonan di akhir musim semi, pada ranting-ranting tanpa daun, merupakan pilihan utama untuk dibudidayakan. Konon banyak tanaman bebungaan yang aslinya berasal dari Tiongkok.
Kaisar Wu Di dari Dinasti Han, mendirikan taman botani di Chang An tahun 111 SM. Dalam merencanakan pembuatan taman, orang Tionghoa berkeinginan agar taman menjadi replika semirip mungkin pemandangan alamiah yang dipuja-puji oleh para sastrawan terkemuka.
Bebukitan, sungai-sungai kecil, dan pepohonan bambu merupakan unsur-unsur yang penting.
Tempat terbaik untuk membangun taman adalah bagian kota yang tidak padat penduduk, dekat dengan tembok kota. Dengan demikian taman akan memiliki tanah yang sebagian lebih tinggi, dimana jalan-jalan setapak dibangun dan paviliun-paviliun didirikan pada titik pandang yang menguntungkan. Bebatuan ornamental berbentuk gunung-gunungan aneh sangat disukai, pepohonan bonsai ditanam di sana-sini. Kolam teduh berisi tanaman teratai dan berjenis-jenis ikan serta miniatur jembatan yang lengkap dengan tiang-tiang berukir, juga digemari.
Gua-gua buatan dan gerbang-gerbang bulat di dinding, dengan pepatah yang sesuai diukir atau dilukiskan diatas pintu masuknya, seringkali digunakan. Tiongkok memiliki banyak taman-taman bersejarah. Soozhou, Hangzhou, dan Wushi sangat terkenal akan taman-taman cantiknya.
Di Shanghai terdapat taman terkenal yang disebut Yu Yuan 愚園, atau Taman Meringankan.
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/File:20090510_Shanghai_Yuyan_6689.jpg
Taman ini terdiri dari paviliun-paviliun, teras-teras, bebatuan, dan kolam-kolam. Taman Tionghoa umumnya hanya menghabiskan sedikit lahan, dibandingkan dengan taman-taman Barat dengan petak-petak rumput yang luas, pagar-pagar tanaman rempah-rempah, dan petak bebungaan yang rumit dan luas. Bagi orang Tionghoa, tidak dianggap baik memonopoli lahan terlalu besar, dan lebih ekonomis jika sebagian besar lahan digunakan untuk pertanian produktif; karena hal inilah bisnis hidup yang paling penting.
Setiap jenis bunga di Tiongkok memiliki makna dan kegunaan tertentu. Varietas yang penting akan dijelaskan tersendiri di artikel lain, peran pentingnya sebagai simbol khusus akan dijelaskan dengan lebih mendetail.
“Sampai saat ini, orang Tionghoa masih percaya bahwa setiap wanita diwakilkan dengan setangkai bunga atau sebatang pohon di dunia lain, atau serupa dengan konsep tersebut. Konsep pembiakan tanaman dengan cara mencangkok yang akan bermanfaat bagi produktivitas tanaman induk menginspirasi adanya konsep mengadopsi anak untuk membantu menyuburkan dan merangsang pertumbuhan ‘ranting zaitun’“.
Dewi Taois untuk bebungaan dikenal dengan nama Hua Shen 花伷. Dewi ini umumnya digambarkan diiringi oleh dua dayang yang membawa dua keranjang bunga 花籃. Keranjang bunga merupakan emblem dari Lan Caihe 藍采和, salah satu dari 8 Dewa Taois ( 八仙 Baxian). Festival Bunga diselenggarakab di berbagai bagian Tiongkok pada tanggal 12 bulan ke-2. “Para wanita dan anak-anak mempersiapkan kertas-kertas merah atau sutera berbagai warna. Pada hari H-nya mereka menggantungkannya pada bebungaan dan dahan-dahan semak bunga. Para wanita dan anak-anak kemudian melantunkan kalimat-kalimat pujian dan ucapan selamat dan saling membungkuk hormat. Dengan ritual ini diharapkan musim panen akan menuai kesuksesan.”
sumber: http://25.media.tumblr.com/tumblr_m8c6xwo7DF1rvub5jo1_400.jpg
“Hiasan kepala wanita yang sudah menikah menjadi semakin penting dan elegan. Di bagian depan, sebuah tabung kadang digunakan untuk menempatkan seikat bebungaan. Tradisi mengenakan bunga segar sebagai hiasan rambut merupakan kebiasaan umum si propinsi-propinsi selatan, khususnya untuk melengkapi pakaian bepergian. Wanita-wanita di Beijing mengobati kerinduan akan alam dengan melengkapi riasannya menggunakan bunga-bunga artifisial.” Vas-vas ornamental berisi bunga-bunga palsu dibuat dari kertas, sutra atau batu-batu mulia berbagai warna, dan dari batu giok dapat ditemukan di rumah-rumah tradisional Tionghoa.
Salah satu sebutan umum untuk Tiongkok adalah Tanah Bunga (花國 hua guo). Kerajaan bunga memberikan inspirasi tak terbatas bagi Tiongkok untuk desain-desain dekorarif terbaiknya dalam bentuk porselen, tekstil, karpet, dan lain-lain. Perwujudan bunga dalam arsitektur, lukisan dan beberapa seni lainnya kadangkala dibatasi oleh aturan-aturan ketat, dengan pewarnaan yang tidak alamiah, sehingga sulit untuk ditentukan spesies yang dimaksudkan. Bebungaan ini dilukiskan dari tampak atas, menurut aturan umum seni Tiongkok.
Satu jenis bunga tertentu digambarkan denagn sejenis burung yang khusus pula. Burung-burung berekor panjang seperti burung Phoenix, merak, ayam, dan burung pegar memiliki bunga peony; bebek dengan teratai; burung layang-layang dengan pohon liu; burung puyuh dan ayam hutan biasanya dipasangkan dengan jewawut (millet); burung bangau dan pohon pinus, sebagai simbol umur panjang, biasanya dipasangkan bersama. Bambu, pinus dan aprikot dikelompokkan bersama karena mereka semua tetap hijau di musim dingin.
Berbagai bunga dan buah digunakan untuk mensimbolkan kedua belas bulan dalam setahun. Dalam urutan yang benar, terdapat: aprikot, peach, peony, cherry, magnolia, delima, teratai, pir, mallow, krisan, gardenia dan poppy. Bunga-bunga berikut ini dipilih untuk mewakili setiap musim: tiga peony untuk musim semi, teratai di musim panas, bunga krisan untuk musim gugur, dan bunga aprikot untuk musim dingin.
Sumber:
- Williams: Encyclopedia of Chinese Symbolism and Art Motives
Oleh : Greysia
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa |