Figure 1 : Ciamsie ala Jepang di Senso ji
Kata ciamsie sudah dikenal dan melekat di kelenteng-kelenteng dan berfungsi sebagai alat untuk menjawab permasalahan-permasalahan baik untuk umat kelenteng maupun non umat kelenteng. Umumnya ada dua jenis ciamsie, yaitu ciamsie pertanyaan dan ciam sie obat.
Kelenteng Grajen di Semarang amat terkenal dengan ciamsie obat yang dipercaya amat manjur dan uniknya yang meminta ciamsie obat itu banyak orang non Tionghoa yang meminta ciamsie obat dari kelenteng Grajen.
Umumnya orang beranggapan bahwa ciamsie itu hanya ada di kelenteng yang bernuansakan budaya Tionghoa, sehingga sering beranggapan bahwa hal itu tidak dapat ditemui di tempat ibadah kepercayaan lain, salah satunya adalah vihara. Padahal banyak vihara yang bercorak Buddhisme Mahayana Tiongkok juga memiliki sarana ciamsie itu dan tidak harus tempat ibadah Tionghoa.
Di Jepang, banyak tempat ibadahnya memiliki sarana ciamsie seperti layaknya di kelenteng-kelenteng.
Contohnya adalah vihara Senso ji 淺草寺yang diperuntukkan untuk Guan Yin 觀音di Asakusa, Tokyo
Figure 2 : Penjelasan dari syair yang ada di ciamsie
Selain di Jepang juga kita bisa lihat di banyak tempat di Asia Timur dan Tenggara, misalnya di Thailand, di banyak vihara ( wat ) juga memiliki metode seperti ciamsie ini hanya dengan metode pengambilan ciamsie yang berbeda dengan di kelenteng atau vihara bercorak Buddhisme Mahayana Tiongkok.
Tentunya ciamsie ini memiliki satu fungsi yaitu sebagai alat jawab untuk masalah-masalah yang dihadapi dan bisa bertahan selama ribuan tahun pastinya memiliki daya guna dan bermanfaat bagi mereka yang dirundung masalah.
Oleh : Ardian Cangianto
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa