Photo Ilustrasi : Luuva
Berikut ini pertanyaan yang kerap berkaitan dengan dialek Hokkian. Beberapa sample pertanyaan ini terlontar dari rekan forum Budaya Tionghoa.
Bahasa Hokkian adalah bahasa Banlamwe (Minnanhua) yang terdapat di propinsi Hokkian (Fujian). Menurut tempat asalnya bahasa Hokkian dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok dialek, yaitu Cuanciu (Quanzhou), Ciangciu (Zhangzhou), dan Emng (Xiamen).
Bahasa Hokkian Medan lebih mirip dengan dialek Ciangciu. Perkecualian pada kata Lu, Hu, dan Tu (kamu, ikan, babi) yang mirip dengan dialek luar kota Emng. Contoh perbedaan tiga dialek tersebut adalah :
Cuanciu | Ciangciu | Emng | Medan | Arti |
Hng | Hnui | Hng | Hnui | jauh , taman |
Sng | Snui | Sng | Snui | asam , hitung |
Png | Pnui | Png | Pnui | nasi |
Kue | Ke | Kue | Ke | ayam |
Keu | Kue | Ke | Kue | Kue |
Leu | Li | Li | Lu | Kamu |
Saya pernah menuliskan di forum ini tentang perbedaan dan kabupaten-kabupaten tempat asal dialek tersebut.
Bahasa Tiociu termasuk bahasa Banlamwe (Minnanhua). Min adalah sebutan orang-orang di Tiongkok Utara untuk menyebut orang-orang di daerah Fujian. Dan Minnan adalah istilah mereka untuk menyebut bahasa Fujian Selatan.
Beberapa dialek yang termasuk kelompok bahasa Minnanhua antara lain:Quanzhou [Cuanciu], Xiamen [Emng], Zhangzhou [Cianciu], Chao-Shan (Chaozhou-Shantou) [Tiociu-Snuathao], Leizhou [Luiciu], Hainan [Hailam], Taibei [Taipak], Tainan [Tailam].
Cikal bakal bahasa Minnan berasal dari dialek Cuanciu, yang merupakan kota penting di jaman dinasti Tang.Kemudian berkembang dialek Ciangciu. Dialek Taibei dan Tainan adalah bahasa yang dibawa para perantau yang berasal dari Cuanciu dan Ciangciu.
Dialek Emng muncul sebagai campuran dialek Cuanciu dan Ciangciu ketika dibukanya kota pelabuhan Xiamen waktu dinasti Ming. Dialek Tiociu, Luiciu, dan Hailam muncul dari perantau asal Cuanciu dan Ciangciu yang berpindah ke arah selatan.
Bahasa-bahasa Tionghoa di Indonesia memang mendapat pengaruh dari bahasa lokal. Tetapi perbedaan dialek Bagansiapi-api dengan dialek Medan lebih karena perbedaan dialek awalnya (Emng dengan Ciangciu).
Dalam bahasa Hokkian yang di RRC pun ada kata-kata yang berasal dari bahasa Melayu. Hal ini disebabkan banyaknya huakiao yang kembali ke sana setelah merantau di Indonesia / Malaysia.
Saya ada kamus Minnanhua terbitan Xiamendaxue Chubanshe yang memuat daftar kata-kata dari bahasa Melayu yang menjadi bahasa Hokkian di sana. Misalnya: LUI (duit), TONGKAT, SABUN (dari bahasa Melayu, yang juga sebenarnya berasal dari bahasa Portugis), PASAT (pasar).
Ada faktor asal daerah dari China sana, tetapi mayoritas orang Tionghoa di Riau berbicara dengan bahasa Teochiu tanpa memandang asal daerahnya di China sana. Sedangkan Medan mayoritas
berbahasa Hokkian (saya dari Teochiu/Chauchow namun berbahasa Teochiu di rumah, Hokkian di luar dan Indonesia di sekolah). Sedangkan Aceh berbahasa Khek (Hakka). Jadi terlepas dari daerah asal, dialek yang digunakan di suatu daerah di Indonesia (perantauan) sangat tergantung pada dialek apa yang digunakan oleh mayoritas orang Tionghoa di situ dan ini merupakan konsensus tak tertulis. Di Binjai, ada juga teman saya yang keluarganya berasal dari propinsi Hu Bei (O Pak), mereka berbicara Mandarin di rumah dan Hokkian di dalam komunitas Tionghoa….Rinto
Memang orang Tionghoa di daerah Sumatera dan Kalbar berbicara dengan bahasa pasaran yang berlaku pada daerah yang ditempatinya. Mereka mungkin berbicara dalam bahasa Tionghoa yang berbeda di rumah. Setahu saya, mayoritas orang Riau daratan berbicara dalam bahasa Hokkian. Orang Rengat berbicara dialek Ciangciu, Dumai dialek Cuanciu, Bagansiapi-api dialek Emng. Riau Kepulauan mayoritas berbahasa Tiociu.
Dialek Medan: Lu ai khi ta lo?
Dialek Emng (sama dengan dialek Bagan): Li beq khi to lo?
Dialek Cuanciu: Leu boq kheu to lo?
Dialek Taipak: Li beq khi to wi?
Oleh : King Hian
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa