Seorang Muslim Sedang Beribadah Di Xi’an – China
Photo by : Kevin Schoenmaker , ” Fotografi Xi’an“
Dinasti Tang di puncak kejayaannya , di jamannya apalagi di era Xuanzong (713-756) memang menjadi sentral dunia , “the middle kingdom” (lavaissiere 2002) , dari segala ukuran , ekonomi , teknologi . Tiga dari penemuan terpenting Tiongkok yang disebut Francis Bacon sudah ada pada masa itu. Singkatnya Dinasti Tang merupakan adidaya pada jaman itu dominan jika di bandingkan dengan kawasan lain .
Disaat bersamaan , Frank di Eropa punya populasi 5-10 juta , Byzantine dengan populasi berkisar 10-13 juta dan Kekalifahan Ummayah punya populasi 33 juta. Amy Chua dalam “Hyperpower” menyebutkan populasi di masa Dinasti Tang berkisar 60 juta . Menurut Chua , dimasanya , melampaui seluruh kekuatan global dijadikan satu.
Kunci kejayaan Dinasti Tang terletak pada toleransi terhadap keragaman etnis dan agama. Chang’an waktu itu adalah kota paling padat di muka bumi , paling kosmopolitan. Beragam etnis dan umat beragama ada di Chang’an mulai dari pedagang Arab , India hingga Syria sampai pelajar dari Korea dan Jepang. Demikian pula berbagai seniman dari Bukhara , Samarkhand dan Tashkent.
Sikap toleran Tang juga terlihat dengan kebebasan umat beragama dari kaum Muslim , Yahudi , Kristen (Nestorian) , Zoroastrian dan Manichaean dalam beribadah ditempat ibadah masing-masing Tidak heran dari arah barat pada berbondong-bondong memasuki wilayah Tang. Motif migrasi ada berbagai jenis salah satunya adalah gama-agama kuno Persia terdesak oleh kebangkitan Islam di kawasannya. Dan mengungsi ke arah Timur , yaitu Dinasti Tang.
Kehadiran Judaisme dan Kristen Nestorian lebih awal , mungkin di awal abad masehi , juga paralel dengan diaspora Yahudi yang marak di tahun 70 (Era Dinasti Han) . Karena Dinasti Tang sungguh dominan di masa itu , maka Tiongkok menjadi daya pikat bagi banyak bangsa berserta agamanya masuk ke Tiongkok . Masuknya tiga agama , Manichaeisme , Zoroastrianisme – Mazdaisme juga karena hubungan Tiongkok-Tang dengan Iran Sassanid yang erat . Iran Sassanid kemudian tumbang oleh kebangkitan Islam.
MINOR LEAGUE
1. Zoroastrianisme – Mazdaisme (Ahura Mazdaisme) .
Aktivitas diplomasi Sino-Iranian cukup aktif . Iran Sassanid mengirimkan utusan ke Changan dan Nanking . Kuil Mazda berdiri di tahun 621 .Utusan Iran – Sassanid meminta bantuan terhadap Tiongkok untuk menghadapi serangan muslim dari barat Iran (637). Pewaris Sassanid terakhir kabur dan mendirikan pemerintah pengasingan di Changan (651)
2. Kristen Nestorian ,Dampak lain dari hubungan Sino-Iranian , walau kehadiran Nestorian tercatat di awal abad masehi bersamaan dengan Judaism di tiongkok. Misi nestorian ke Tiongkok di era Tang ini bermarkas dari keuskupan di Samarkand (Uzbekistan modern) , Herat (Afghanistan modern) , Merv (Turkmenistan modern)
3. Manichaeisme , Dampak dari hubungan Sino – Iranian , Ming Chiao ( Beng Kauw ) , umatnya kebanyakan berbahasa Tuskish Uyghur . Manikean pertama tercatat di Tiongkok saat Misionaris Iran masuk kota Loyang di era Empress Wu The Great. Kaisar Hsuan Tsung mengeluarkan edict untuk memberi ijin untuk mendirikan gereja di Changan (731) . Diduga Li Mi penasehat kerajaan juga seorang Manichaeisme , yang di kenal sebagai “the Henry Kissinger” nya dinasti Tang pada masa itu , berhasil membangun aliansi antara Tang dan Uyghur saat menghadapi Anlunshan.
Further Reading :
- http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/2090-sekte-ming-beng-kauw-dari-sisi-sejarah
- http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/konten/filsafat-religi/item/322-antara-ming-jiao-ming-taizu-zhu-yuanzhang-dan-da-ming-chao
4. Judaism
Judaisme masuk ke Tiongkok juga di duga di awal masehi bersamaan dengan Nestorian. Dari sumber Inkripsi Sinagoga di Kaifeng (1663) menyebutkan bahwa diduga kehadiran Judaism di Tiongkok bisa lebih lama lagi dari itu (221BC) . Di era Han Ming Ti , kehadiran Yahudi disana lebih masuk akal , karena masanya paralel dengan masa 70 AD bagi bangsa Yahudi di daerah asalnya sana yang porak poranda ke seluruh dunia. Di masa sekarang ini . Kristen Nestorian sudah tidak terdengar lagi . Sedangkan aliran Zoroastrianism masih ada dengan jumlah signifikan di negara India . Mereka juga di sebut kaum Parsis , karena berasal dari Persia.
5. Islam
Ketika Islam masuk ke Tiongkok , Penguasa Tang telah membentuk dan membangun kekaisaran yang besar dan terorganisir. Kondisi Tiongkok berbeda dimana tidak dibutuhkan integrasi antara negara dan agama , dan Confucianisme punya peran penting dalam mempertahankan tatanan sosial.
Islam masuk dibawa oleh kaum imigran Muslim yang menuju Tiongkok karena faktor perdagangan maupun politik. Banyak Muslim yang menikah dengan wanita setempat dimana mereka menetap. Kaum Muslim ini membentuk komunitas dan tempat ibadah sendiri dengan kombinasi gaya arsitektural Tiongkok . Mereka menikmati kebebasan beragama .
Photo by : Kevin Schoenmaker , ” Fotografi Xi’an“
Sebaliknya kaum Muslim ini juga mempelajari bahasa Tionghoa dan mengadopsi nama Tionghoa , mengikuti ujian kekaisaran. Li Yansheng , seorang keturunan Arab sukses melalui ujian kekaisaran di tahun 848 dan menjadi pejabat.
Satu catatan dari Zizhitongjian menunjukkan bahwa lebih dari empat ribu pendatang dari Timur Tengah , Persia dan Asia Tengah menetap dan membeli tanah atau rumah di Chang’an , ibukota Dinasti Tang.
Further Reading :
- http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/425-pionir-agama-islam-di-tiongkok
- http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/konten/item/1075-etnohistorikal-tiongkok–hui–panthay–dungan
***
Walau ada saja letupan-letupan di masa pemerintahan kaisar Tang tertentu seperti Wuzong dimana kebebasan beragama menghillang. Dalam sejarah panjang Dinasti Tang , secara global bisa dikatakan Tiongkok terbuka terhadap agama asing. Agama yang berinteraksi di jaman Tang terbagi menjadi dua kelompok besar , yaitu “mayor league” ( Tao ,Konghucu , Buddha) dan minor league ( Manichaeism , Kristen Nestorian , Islam , Zoroastrianism , Ahuramazdaism ).
Salam Toleransi Beragama
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa
- Adshead SAM ,”T’ang China : The Rise of the East in World History”, Palgrave MacMillan
- Chua Amy , (2007) , ” Day of Empire – How Hyperpower Rise To Global Dominance – And Why They Fall ” ,
- Yang Fenggang , Joseph Tamney , (2011) , “Confucianism and Spiritual Traditions in Modern China and Beyond” , BRILL
UPDATED
- 11 Agustus 2008
- 9 Agustus 2013