Budaya-Tionghoa.Net | Teori “Out of Yunnan” amat dikenal di masyarakat Indonesia terutama mereka yang dahulu sempat mengeyam pelajaran sejarah pasti pernah mendengarnya. Para pendukungnya antara lain adalah R.H Geldern, J.H.C Kern, J.R Foster, J.R Logen, Slametmuljana dan Asmah Haji Omar. Teori “Out of Yunnan” ini salah satu dari teori-teori yang membahas asal-muasal masyarakat di Asia Tenggara dan Nusantara, Selain itu ada teori “Out of Taiwan”, dan “Out of Sundaland”.
Para pendukung teori Out of Yunnan ini menemukan ada beberapa kesamaan dalam bahasa, misalnya inksripsi di Kedukan Bukit, Palembang yang memiliki kemiripan dengan tulisan suku minoritas Dai 傣族 di Yunnan Diperkirakan gelombang kedatangan mereka itu sekitar 1500 BCE dan sepanjang jalur pergerakan migrasi terjadi kawin mawin dengan penduduk asli.
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Prehistoric_Malaysia
Kita sering kali mengkaitkan orang-orang yang ada di Asia Tenggara termasuk Indonesia itu dengan Yunnan 雲南, dan kemudian beranggapan bahwa mereka itu adalah orang Tionghoa (maksudnya adalah etnis Han 漢族 ). Perlu diketahui bahwa yang namanya Tionghoa di Indonesia itu, di Tiongkok dimasukkan kedalam etnis Han, orang Tionghua yang berimigrasi ke indonesia adalah orang Han dari daerah Guangdong, Fujian, Hainan, Hubei, Shandong. Tapi yang paling banyak adalah dari daerah tiongkok selatan yaitu dari propinsi Guangdong dan Fujian.
Orang Han Tiongkok selatan inilah yang menjadi leluhur imgran Tionghoa di Asia Tenggara. Dan orang Han Tiongkok selatan juga merupakan keturunan dari orang Han yang berimigrasi dari Zhongyuan (Tiongkok utara) ke selatan karena peperangan, bencana alam, dan sebab-sebab lain.
Pertama-tama kita harus tahu bahwa wilayah Yunnan itu letaknya di barat daya Tiongkok, berbatasan dengan Vietnam, Laos, Myanmmar. Catatan historis yang mengkaitkan Yunnan itu ada di Shiji 史記 ( catatan sejarah karya Sima Qian 司馬遷 ), dimana ditulis bahwa jendral Zhuang Qiao 莊蹻 pada abad ke tiga sebelum masehi diperintahkan oleh raja Chu Nangwang 楚囊王 untuk menguasai wilayah Yunnan. Zhuang kemudian berhasil menguasai Yunnan ( tepatnya wilayah kota Kunming 昆明 sekarang, dahulu disebut Dianchi 滇池 ) dan mendirikan kerajaan Dian 滇國 ( 278 BCE – 115 CE ).
Pada masa dinasti Qin, sebagian wilayah Yunnan dimasukkan sebagai bagian wilayah Qin bahkan Qin Shihuang memerintahkan Chang E ( 常額 ) membuat jalan wuchi ( lima kaki) 五尺道. Sehingga hubungan semakin intim dari Zhongyuan ke daerah Dian ( yunnan) . Di masa dinasti Han awal , karena tidak memiliki kekuatan untuk mencapai daerah barat daya, pernah ditutup jalan menuju ke barat daya (Yunnan 雲南) dari daerah Shu 蜀 (Sichuan 四川), tapi tetap tidak berhasil. Karena perdagangan antara pedagang Shu (Sichuan) dan pedagang Dian (yunnan) tetap tidak terputus walaupun ada larangan penutupan jalan menuju ke Yunnan. Pedagang shu menjual barang tambang seperti tembaga, besi, dan barang terbuat dari bambu dan kayu untuk di barter dengan budak dan hewan ternak dari Yunnan, kerajaan Dian menjadi negara vassal pada masa pemerintahan Han Wudi. Pada masa “Tiga Negara”, Zhuge Liang 諸葛亮 menaklukkan Meng Huo 孟獲 yang berkuasa hingga sebagian wilayah Myanmar.
Sesungguhnya wilayah Yunnan baru benar-benar masuk dalam peta wilayah kerajaan Tiongkok itu saat dinasti Yuan dan berkelanjutan hingga sekarang ini. Jika mereka yang gemar membaca cerita silat “Tianlong Babu” ( 天龍八部 Demi Gods and Semi Devils) pasti mendengar kerajaan Dali 大理 (negri Tayli). Kerajaan itu meliputi wilayah Yunnan, sebagian Vietnam dan Laos. Kemudian dianeksasi oleh Kubilai Khan.
Jadi dengan melihat sudut historis ini, maka perlu dipikirkan ulang bahwa yang beremigrasi ke Asia Tenggara itu bukanlah keturunan Huaxia atau secara umum sekarang disebut etnis Han. Walau demikian kemungkinan itu ada karena sejak masa dinasti Qin itulah etnis Han bermigrasi ke Yunnan karena adanya jalan penghubung yang dibangun pada masa dinasti Qin. Tapi di Yunnan sendiri juga banyak suku-suku yang lintas batas wilayah ( 跨界民族 ), seperti suku Miao 苗族, suku Dai 傣族, suku Naxi 納西族 dan lain-lain.
Seingat saya, Prof. Tambu Anyang pernah meneliti suku Miao dan kesamaannya dengan suku Dayak di Kalimantan, selain itu juga konon ada kesamaan cultural antara suku Miao dengan suku Minang. Saya kurang setuju dengan pendapat ini, Menurut kami tidak ada persamaan kultur budaya antara Miao dengan suku Dayak dari Kalimantan. Menurut kami suku Dayak di Kalimantan lebih dekat hubungan kekerabatannya dengan suku bangsa dari Filipina terus ke utara yaitu pulau Formosa ( Taiwan). Baik bahasa maupun kultural Aborigin atau pribumi Taiwan dengan orang Dayak memiliki persamaan. Contoh segi bahasa, yaitu hitungan jumlah dan beberapa kata hampir sama, begitu juga dari Filipina. Kemudian tradisi head hunter suku asli Taiwan, dengan tradisi ngayau suku Dayak di Kalimatan hampir sama. Karena itu tidak menutup kemungkinan suku Dayak di Kalimantan berasal dari taiwan, atau malah sebaliknya.
Lepas dari benar salahnya teori “Out of Yunan”, Yunnan memang menjadi satu wilayah penting bagi perkembangan dan penyebaran manusia di masa purba, misalnya orang Yuanmou (元謀人 ) yang hidup di Yunnan 1,7 juta tahun lalu. Bahkan ada yang mengatakan bahwa legenda penciptaan Nvwa disinyalir berasal dari kaum non Huaxia di selatan. Atau legenda Nvwa 女媧 (untuk masalah Nvwa ini kadang dianggap sebagai satu masa atau juga satu suku yang kemudian berasimilasi dengan suku-suku purba di dataran Tengah 中原) berasal dari Yunnan.
Jadi sekali lagi, ribuan tahun yang lampau, ada kemungkinan mereka yang beremigrasi dari Yunnan ke Asia Tenggara itu belum tentu etnis Han atau yang kita kenal sebagai orang Tionghoa di Indonesia.
Oleh : Ardian Cangianto, Liu Weilin, Yu Yongde, dan member Facebook Group Budaya Tionghoa
https://www.facebook.com/groups/budaya.tionghoa/permalink/10152032858802436/
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa