DEWA DAN DEWI KUCING
Sumber : http://www.ebsqart.com/Art/chinese-brush-paintings/chinese-ink-on-archival-watercolor-canvas-board/68614/650/650/Black-and-White-Cat-Watch.jpg
Budaya-Tionghoa.Net |Li Shou adalah dewi berbentuk kucing yang dipuja oleh masyarakat Tiongkok kuno. Dia adalah dewi kesuburan yang melindungi manusia dari serangan hama. (khususnya tikus.) Menurut kepercayaan Li Shou adalah pemimpin para kucing yang menyerahkan talentanya pada manusia (dari dongeng diatas). Dalam versi lain, ada juga yang menyebut Li Shou bisa mengusir roh jahat.
Selain itu ada juga Yu-mao (kucing kumala), kucing peliharaannya Buddha Rulai yang betugas menjaga perpustakaan di surga barat dari gangguan tikus. Legenda ini mungkin terinspirasi kisah Bikshu Tong di atas.) Yu-mao juga sering muncul di berbagai dongeng klasik Tiongkok.
Dalam kisah ”5 Tikus Mengacau Ibukota”, Yu-mao menolong Hakim Bao untuk menangkap 5 siluman tikus yang mengacau di Kota Kaifeng. Sementara dalam ”Tianfei Niangma Zhuan” (sebuah novel dinasti Ming tentang dewi lautan; Mazu), Yu-mao berhasil diperdaya siluman kera yang ingin mencuri laso ajaib milik Sang Buddha.
Pada novel ”Qixia Wuyi”, Yu-mao & 5 tikus dijadikan nickname dari para jagoannya. Yu-mao menjadi julukan bagi Si Pendekar Utara, Zhan Zhao. Versi terbaru dari kisah Yu-mao (baik versi kucing maupun pendekar) bisa diikuti dalam cerita ”My Rat My Love” karya penulis muda berbakat June Tan.
MITOS2 MENGERIKAN SEPUTAR KUCING
– “Demi god and the semi devil”. Disatu sisi kucing dicintai karena pandai mengusir tikus. Tapi disisi lain mereka juga ditakuti. Ada sebagian orang yang percaya kucing bisa membawa kemiskinan & nasib buruk (khususnya kucing hitam).
– Bila peti mati dilompati kucing hitam atau kucing yang sedang hamil, maka mayat yang ada di dalamnya akan berubah menjadi jiangshi (vampire). Sumber tertulis mitos ini bisa kita temukan dalam buku Yuewei Caotang Biji, karya cendekiawan Ji Xiaolan dari dinasti Qing. (Penggemar serial silat mungkin tidak asing lagi dengan nama Ji Xiaolan. Mengingat kisah-kisahnya sudah sering diangkat kelayar kaca.
– Satu-satunya cara menjinakkan jiangshi tipe ini adalah dengan cara menemukan & membunuh kucing yang melompatinya.
– Bila yang dilompati kucing adalah mayat yang tidak dimasukkan kedalam peti mati. Maka roh kucing itu akan merasuk kedalam jasadnya.
– Jaman dulu di suatu daerah di Tiongkok, pernah ada kebiasan menggantung bangkai kucing di depan rumah. Ini sesuai anggapan bahwa kucing bisa mengusir roh jahat.
– Ternyata bukan di Barat saja yang penyihirnya identik dengan kucing. Di Tiongkokpun pernah muncul cerita nenek sihir yang suka menaiki kucing untuk menakut-nakuti anak kecil. Setelah wanita jahat & kucingnya dihukum mati, anak-anak di daerah itupun tenang kembali.
– Rubah memang langganan menjadi penjahat dalam cerita rakyat di China. Tapi semasa dinasti Sui, ternyata kucing justru lebih ditakuti daripada rubah. Saat itu, santet yang menggunakan media iblis kucing sangat populer.
– Pada tahun 1800-an, daerah Hangzhou, Ningbo, Shaoxing & Taizhou juga pernah digegerkan oleh iblis kucing berkaki 3. Mahluk jejadian ini baru menghilang setelah warga ramai-ramai membunyikan tambur dimalam hari.
-Kucing putih disebut-sebut mendapatkan warna bulunya itu dari menghisap intisari bulan purnama.
KUCING DAN PARA PELAKON SEJARAH
– Kaisar wanita Wu Zetian amat membenci kucing, dia bahkan melarang keberadaan hewan ini di istananya. Alasannya karena Xiao Sufei, seorang selir yang dicelakainya pernah mengutuknya; bahwa dia akan kembali dalam wujud kucing untuk membalas dendam pada Wu (menurutnya Wu adalah reinkrnasi tikus).
– Menurut legenda, Wang Jian memiliki seekor kucing yg berubah menjadi naga setelah mandi di genangan air hujan. Beberapa tahun kemudian, Wang Jian sukses menjadi kaisar pertama dari kerajaan Shu Awal. (Jaman 5 dinasti & 10 kerajaan)
– Sehubungan dengan santet yang menggunakan media iblis kucing (seperti yang disebutkan diatas), Permaisuri Kaisar Wen dari dinasti Sui juga pernah menjadi korban praktik terkutuk ini. Lebih mengejutkan lagi karena pelakunya ternyata adalah adik & ibunya sendiri. Mereka rupanya mengincar harta warisan yang akan jatuh ketangan mereka, bila permaisuri mangkat. Peristiwa ini menyebabkan pembasmian besar2an, terhadap siapapun yang dituduh mempraktikannya.Termasuk seorang pangeran dari Si Chuan.
LAIN-LAIN
– Kisah Pangeran yang diganti oleh kucing yaitu Li Mao Huan Taizi 狸貓換太子 – merupakan salah satu kisah opera terkenal yang mengusung lakon Hakim Bao membongkar kasus fitnah yang dilakukan Selir Liu dibantu Kasim Guo Hai, terhadap Selir Li yaitu selir Kaisar Song Renzong. Selir Li dibuang oleh Kaisar setelah melahirkan pangeran yang dicuri saat bayi, dan diganti dengan kucing mati. Ia dituduh membuat sial kerajaan karena melahirkan kucing.
– Konon bentuk pupil mata kucing berubah-ubah mengikuti posisi matahari. Dengan alasan inilah orang Tiongkok kuno suka mengecek waktu dengan melihat mata kucing.
– Boneka kucing dari tanah liat yang dilubangi mulut & matanya menjadi alat pengusir tikus yang populer. Sebuah lilin yg menyala akan diletakan didalamnya. Sehingga mata & mulut kucing itu seolah menyala. (mirip Jack o’ lantern kali ya)
– Daging kucing populer sebagai makanan penghangat badan di Guangdong & Guangxi.
– Mandi kucing…eh maksudnya saat kucing mencuci mukanya, konon menandakan akan datangnya hujan. (Padahal kucing membersihkan wajahnya setiap kali sehabis makan, masak sehari hujan 2 atau 3 kali ?)
– Kebiasan kucing memainkan tikus sebelum memakannya konon ada maknanya juga; yaitu agar tikus lain yg melihatnya ketakutan & buru-buru pindah dari rumah itu.
– Jin Yong pernah memprotes Huang Yaoshi (Oey Yok Su) yang memelihara kucing dalam salah satu adaptasi film Legend of Condor Heroes. Menurutnya kebiasaan memelihara kucing tidak lazim di Tiongkok kuno. Padahal menurut beberapa sumber, tren memelihara kucing di China kuno justru mencapai puncaknya pada dinasti Song (yang notabene merupakan setting kisah tersebut).
– Kucing sebenarnya hampir terpilih menjadi salah 1 hewan dalam 12 shio. Sayangya dia (lagi-lagi) ketiduran pada hari pemilihan sehingga didiskualifikasi (menurut versi legenda). Versi lain mengatakan, kucing batal menjadi anggota 12 shio karena Buddha tidak suka kebiasaannya membully tikus. Alasan sebenarnya mungkin karena kucing dianggap sama dengan harimau, sehingga diambil salah satu sebagai lambang. Atau bisa juga, lambang binatang yang terpilih adalah yang berkaitan dengan pertanian, karena Tiongkok jaman dulu adalah masyarakat agraris.
-Syahibul hikayat kucing & anjing dulunya bersahabat. Suatu kali mereka berdua menemukan perhiasan majikannya yang hilang. Namun karena kucing menilep jasanya sendirian, sehingga anjingpun mendendam. Sejak itulah anjing selalu angot bila bertemu kucing.
Referensi :
-Dennis C.Turner, Paul Patrick Gordon (2000). The Domestic Cat; The Biology of its Behaviour. Cambridge University Press. (Hal 186)
-Science Vol 19. No. 470, Feb. 5, 1892 (Hal 73-74)
-Arden Moore. Planet Cat; a Cat alog. Houghton Mifflin Harcourt.
-Katherine M Ball (2004). Animals motifs in Asian Arts. Hal 151
-Joanne O Brien, Kwok Man Ho. Chinese Myth and Legends.
-Frederick H. Martens (1921)The Chinese Fairy Book
-Bao Gong An (novel dinasti Ming). Terjemahan Melayu; Chrita Dulu Kala Bernama; 5 Ekor Tikus Mengacho di Kota Kia Seah (1932)
-Tianfei Niangma Zhuan (novel dinasti Ming)
-Li Ji (Kitab Upacara). Terjemahan Inggris; James Legge. (1885) Sacred Book of The —Erast Vol XXVII; Li Ki. Clarendon Press
http://www.thegreatcat.org/…/
http://www.ancient.eu.com/article/466/
http://en.wikipedia.org/wiki/Cultural_depictions_of_cats…
http://cat.lifetips.com/…/cats-in-ancient-china.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Jiangshi
http://www.baike.com/wiki/%E5%B1%95%E6%98%AD
Oleh: Henry Soetandya, Ardian Cangianto & Chendra Ling-Ling
Baca juga :
Kumpulan Mitos dan Legenda Kucing dari Negeri China (1) & (2)
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa