2. Migrasi Besar yang Dialami oleh Leluhur Orang Hakka
Peta Penyebaran Orang Hakka
Sumber : http://gzdaily.dayoo.com/html/2007-10/22/content_79960.htm
So, leluhur orang Hakka sebenarnya mengalami berapa kali migrasi ke selatan Tiongkok? Sampai sekarang di dunia akademisi belum terdapat kesimpulan yang pasti. Luo Xianglin yang merupakan peneliti Sejarah Hakka mengemukakan hipotesisnya, yakni orang Hakka melakukan 5 kali migrasi besar. Tapi ada akademisi lainnya beranggapan orang Hakka telah melakukan 6 kali migrasi besar.
Perbedaan dua pandangan ini yaitu pada: 2000 tahun yang lalu dimana tercatat dalam sejarah terdapat 500 ribu tentara Qin ke selatan Tiongkok. Apakah mereka para serdadu Qin merupakan migrasi pertama nenek moyang orang Hakka? Luo Xianglin tidak pernah menyatakan bahwa hal ini merupakan migrasi pertama leluhur orang Hakka. Dan para akademisi yang mengemukan teori tentang 6 kali migrasi besar beranggapan, setelah Kaisar pertama Qin (Qin Shihuang) melakukan unifikasi Tiongkok, demi untuk mencegah serangan dari suku bangsa Baiyue dari selatan, telah mengutus Jenderal Tu Zhui 屠椎 dan Zhao Tuo 赵佗 memimpin 500 ribu tentara ke selatan Tiongkok, tepatnya di daerah utara dan selatan Wuling 五岭南北. Tak lama kemudian, Dinasti Qin runtuh, para prajurit Qin ini masih tetap berada di daerah tersebut, yang lantas kemudian membaur dengan suku Nanyue (Yue Selatan) yang merupakan bagian dari suku Baiyue setempat.
Tentara Qin ini sebagian besar di kemudian hari menjadi leluhur orang yang berbahasa Yue (Konghu) di daerah Guangdong dan Guangxi. Kemudian sebagian dari mereka menjadi leluhur pertama orang Hakka yang berada di utara Guangdong, timur Guangdong dan selatan Jiangxi.
Zhao Tuo pernah menjadi bupati di Kabupaten Longchuan 龙川县. Hingga sekarang di daerah yang terdapat Hakka mayoritas terdapat empat marga yang merupakan keturunan dari orang Han utara yang ikut Zhao Tuo waktu datang ke daerah Lingnan. Para akademi tersebut beranggapan, bahwasanya 500 ribu tentara Qin yang datang ke Lingnan merupakan migrasi pertama Orang Han utara datang ke selatan Tiongkok, dan juga merupakan migrasi pertama leluhur orang Hakka.
Migrasi kedua leluhur orang Hakka, bermula dari pemberontakan Huangjin (sorban kuning) yang terjadi pada akhir jaman dinasti Han Timur. Demi menghindari bencana kerusuhan dan kekacauan akibat pemberontakan itu, orang Han dari daerah Zhongyuan melakukan migrasi besar-besaran ke daerah selatan Tiongkok. Ketika terjadi perang antara negara Wei, Shu dan Wu (tiga kerajaan), sepanjang tahun terjadi perang di daerah perairan Sungai Huanghe. Rakyat sangat menderita, sehingga penduduk daerah itu berbondong-bondong mengungsi keberbagai tempat.
Ketika pada akhir dinasti Jin Barat terjadi peristiwa yang dinamakan “五胡乱华” lima bangsa nomad (barbar) mengacau Tiongkok, dan “八王之乱” pemberontakan 8 raja, yang terjadi berkisar 18 tahun lamanya. Sehingga menyebabkan orang-orang Han dari daerah Zhongyuan melarikan diri atau mengungsi kedaerah selatan tiongkok.
Yang paling penting adalah terjadi peristiwa pada tahun 311 Masehi yaitu “永嘉之乱” pemberontakan / kekacauan Yongjia. Para bangsawan Xiongnu dengan prajuritnya menyerang Kota Luoyang hingga Luoyang terjatuh ketangan Xiongnu. Kaisar Jin yaitu Huai telah ditangkap, dan Xiongnu saat itu membantai orang Han sebanyak 30 ribu jiwa. Hal ini membuat dikemudian hari memaksa Kaisar Yuan dari Dinasti Jin, memindahkan ibu kotanya ke Jiankang yang berada didaerah Jiangnan.
Karena itu, rakyat dari daerah Zhongyuan sangat menderita dan sengsara karena bencana peperangan. Mereka berbondong-bondong melakukan migrasi besar-besaran ke daerah selatan dengan menyeberangi Sungai Huanghe, dan Sungai Changjiang, secara bertahap sampai ke daerah Anhui dan Jiangxi. Saat itu para pengungsi yang berjumlah jutaan orang tersebut, terdapat 700 ribu lebih jiwa menyeberangi Sungai Changjiang, sebagian menuju daerah Jiangsu, Zhejiang, dan Fujian. Dan sebagian lainnya menuju ke utara Jiangxi, dan dengan menelusuri Sungai Gan yang ada di Jiangxi sampailah ke selatan Jiangxi. Ada juga yang sampai di perbatasan antara propinsi Jiangxi dan Fujian.
Migrasi yang ketiga yaitu pada akhir dinasti Tang, dimana terjadi pemberontakan Huang Chao, dan juga pemberontakan dari berbagai daerah untuk memisahkan diri dari Tang. Yang paling parah adalah terjadi perang antara gerakan untuk menumbangkan dinasti Tang oleh Huang Chao 黄巢, dimana merambat sampai ke daerah selatan Sungai Changjiang dan juga beberapa propinsi didaerah selatan Tiongkok. Yang menyebabkan daerah tinggal orang Hakka terjadi juga perperangan. Karena itu, orang Hakka merasa lebih baik untuk melakukan migrasi lagi demi menghindari bencana perperangan. Mereka bermigrasi kedaerah tenggara Jiangxi dan barat Fujian yang tidak tersentuh oleh kekacauan perang. Dan sebagian menuju ke daerah timur laut Guangdong. Ini merupakan migrasi ketiga leluhur Orang Hakka.
Migrasi yang keempat terjadi pada akhir dinasti Song Selatan, ketika Song Selatan diserang oleh pasukan Mongol yang datang dari utara padang rumput , kaisar dan keluarga dinasti Song Selatan yang lemah dan penakut, segera melarikan diri ke Fujian, Guangdong. Saat itu, leluhur orang Hakka yang tinggal di daerah Jiangxi dan Fujian ikut serta juga mengungsi ke selatan, yaitu daerah timur laut Guangdong, untuk membantu Wen Tianxiang, Zhang Shijie dan Lu Xiufu melawan penjajah Mongol.
Migrasi yang kelima, terjadi pada masa dinasti Yuan (Mongol) awal, dimana terjadi tekanan dari penguasa Yuan kepada orang Han, daerah penduduk Hakka berkurang dratis, ekonomi dan budaya juga mendapatkan tekanan dan pemusnahan. Kemudian, setelah melewati masa pemulihan pada Jaman Ming, daerah perbatasan Jiangxi, Fujian dan Guangdong, yaitu daerah orang Hakka, ekonomi berangsur-angsur pulih kembali, jumlah penduduk juga berangsur-angsur menjadi banyak. Namun, daerah tersebut banyak terdapat bukit tetapi daerah untuk bercocok tanam sedikit, sehingga sulit untuk berkembang.
Ketika sampailah awal dinasti Qing, penguasa Qing melakukan kebijakan transmigrasi, karena itu orang Hakka ikut juga menangapi kebijakan Qing tersebut sehingga pindah kedaerah selatan dan juga ke barat. Yang pindah keselatan, ke daerah delta Sungai Zhu (Zhujiang) dan barat Guangdong yang berada di pesisir laut, diantaranya ke Kota Shenzhen yang sekarang, Jiulong (kowloon), Xinjie, dan Hongkong. Ini merupakan migrasi orang Hakka yang kelima.
Migrasi besar keenam orang Hakka, bermula dari pertikaian antara Tu (penduduk pribumi) dengan Ke (Hakka) yang berada disebelah barat Guangdong, dalam sejarah disebut Tuke xiedou 土客械斗 perang Punti-Hakka. Hal ini disebabkan orang Hakka yang berada di Kota Taishan, Kaiping, Sihui, mengalami pertumbuhan yang dratis, sehingga terjadi gesekan dengan penduduk setempat (Punti). Dan pada tahun 1856 terjadilah perang besar yang berlangsung selama 12 tahun antara Punti (pribumi) dan pendatang (Hakka).
Dengan mediasi penguasa Qing, dan juga tekanannya, sehinga orang Hakka dipaksa untuk migrasi ke daerah lain. Karena itu, pemerintah membagi uang yakni setiap orang dewasa diberikan 8 tael, serta setiap anak-anak diberikan 4 tael, untuk pergi kedaerah lain untuk mengarap tanah (buat bertani). Sehinga orang Hakka pada daerah tersebut terpaksa harus mengangkat kaki pergi kedaerah yang dinamakan Xinyi 信宜 dan Xuwen 徐闻, dll. Yakni di daerah pergunungan barat Propinsi Guangdong, dan juga ke Semenanjung Leizhou 雷州, termasuk juga ke daerah Hepu 合浦, Qinzhou 钦州 dan Pulau Hainan 海南, serta tempat lainnya. Bahkan ada yang mengungsi sampai keluar Tiongkok.
Oleh Liu Weilin
Sumber : 客家人与客家文化 – Kejiaren yi Kejia Wenhua, Penerbit 商务印书馆, Penyusun 丘桓兴 – Qiu Huanxing
Baca : Orang Hakka dan Kebudayaan Hakka (1)
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa