KUNGFU MABOK (ZUI QUAN)
Asal-usul
Versi 1
Salah satu teori yang paling terkenal, mengatakan bahwa seni beladiri ini berasal dari dinasti Song, Alkisah soerang jago kungfu bernama Liu Qizan bersembunyi di Shaolin karena dituduh membunuh. Dasarnya pemadat, Liu Qizan tetap suka curi2 minum meskipun sdh digunduli kepalanya & memakai jubah biarawan. Suatu hari dia digerbek ketika sedang asyik2nya minum. Liu pun segera diusir dari kuil shaolin. Tapi bukannya menurut ,dia malah mengamuk membabi buta sampai merobohkan 30 orang hwee sio (biksu). Setelah siuman dari mabuknya Liu bengong sendiri, ”Kok gue bisa ngalahin 30 orang sendirian ya?”. Sadar akan kehebatan kungfunya disaat mabok, Liu kemudian merumuskan intisarinya & mengembangkannya. Inilah asal usul Zui Quan (Tinju Mabok) yg terkenal itu
Versi 2
Menurut buku: “Origins of Chinese Martial Art” terbitan Asiapacs, Inspirasi dari Tinju Mabuk sebenarnya sudah muncul pada dinasti Zhou. Cikal bakalnya berasal dari gerakan Adipati Weiwu saat mencoba membunuh Pangeran You. Dia mendekati sang pangeran dengan gerakan sempoyongan & menabrak kesana-kesini.
Versi 3
Yang namanya mabuk ternyata tidak mengenal manusia maupun dewa.
Syahdan 8 Dewa pernah mabuk berat ketika diundang ke perjamuannya Dewa Samudra. Ketika mereka diusir oleh tuan rumah, 8 Manusia Abadi yang sudah teler itu tidak terima; merekapun mengamuk sejadi2nya dilautan. Bertahun2 kemudian, Han Zhongli (salah satu anggota 8 dewa) mewariskan jurus mabuknya pada seorang tosu (pendeta Tao). Mungkin terinspirasi dari legenda ini, makanya jurus2 kungfu mabok banyak yang memakai nama anggota 8 Dewa.
Selain 8 Dewa, tokoh legendaris lain yang juga dipinjam namanya dalam rangkaian gerakan Zui Quan adalah: Li Bai, Wu Song & Lu Da.
Catatan:
-Kisah asal usul Zui Quan versi 8 dewa ini agak mirip dengan cerita Baxian Guohai (8 Dewa menyeberangi lautan). Bedanya dalam Baxian Guohai, 8 Dewa mengacau dilautan karena Pangeran Naga menculik salah satu anggota mereka yang bernama Lan Caihe.
Versi 4
Jurus mabuk sebenarnya CUMA PURA2 MABUK SAJA! Jadi praktisinya sebenarnya sama sekali tidak mabuk. Mereka hanya memperagakan serangkaian gerakan akrobatis untuk membingungkan lawannya.
Mengutip Wikipedia China, buku2 tentang Zui Quan beredar bak jamur di musim hujan setelah kesuksesan film Drunken Masternya Jackie Chan (walau dipertanyakan keotentikan isinya). Jadi gambaran Zui Quan yang kita kenal saat ini sebenarnya amat terpengaruh budaya populer yg diciptakan oleh film.
Pengemis Su (Beggar So)
Berbagai film tentang kungfu mabuk sering menghubung2kan jurus ini dengan Pengemis Su Can. Dialah yang menjadi guru Jackie Chan dalam film Drunken Master. Karakter ini juga pernah dihidupkan oleh Stephen Chow dalam King of Beggar & Vincent Zhao dalam True of Legend.
Siapa itu Su Can? Nampaknya tiada catatan serjarah yang memuaskan tentangya. Berdasar cerita dari mulut ke mulut, Su Chan adalah penduduk asli Henan yang belakangan pindah ke Guangdong. Dia & adik perempuannya mencari nafkah dengan menjual atraksi beladiri dijalanan.
Bersama Huang Qiying (ayah Huang Feihong), Su Can diyakini sebagai anggota 10 Harimau dari Kanton, yakni 10 jawara legendaris dari jaman Manchu.
Akhinyra, benarkah Su Can adalah seorang praktisi Zui Quan jempolan? Ataukah cuma mitos belaka? Nampaknya memang perlu penelitian lebih lanjut.
Catatan:
-Pengemis Su diyakini menguasai seni beladiri Shaolin. Jadi bukan tidak mungkin dia mewarisi jurus mabuk yang diciptkan Liu Qizan ratusan tahun silam.
-Dalam subtitle Inggris film Drunken Master, nama Su Can diganti menjadi Sam See. Sama halnya dengan Wong Fei Hung yang diganti namanya menjadi Freddy Wong.
Tinju Delapan Dewa Mabuk (Zui Baxian Quan)
Seperti kita ketahui, Tinju Mabuk dikenal juga sebagai Zui Baxian Quan. (Cui Pat Sian). Satu teori menyebut, bahwa Zui Baxian Quan adalah versi Taois yang identik denga cerita ke-3 diatas. Sementara Zui Quan adalah versi Budhis yang berkembang di Shaolin. (berdasarkan asal usul versi Liu Qizan)
Menyitir informasi dari Wikipedia China, isitlah Zui Baxian sebenarnya sudah muncul sejak dinasti Ming/Qing. Masalahnya, saat itu istilah ini tidak berhunungan sama sekali dengan ilmu kungfu.
KISAH ARAK TERNAMA
1. NU-ER HONG & ZHUANGYUAN HONG
Nu-Er Hong (Li Ji Ang) mungkin adalah arak yg paling sering disebut2 dalam film2 silat. Arak tersohor ini berasal dari Shaoxing, Zhejiang. Menurut kebiasaan disana, seorang ayah akan mengubur guci arak saat menunggu kelahiran anaknya. Nantinya saat si anak menikah, arak itu akan dikeduk & disajikan pada handai taulannya. Awalnya yg dikenal hanya Nu Er Hong (Arak Wanita Merah) saja. Disebut demikian karena disajikan pada pernikahan anak perempuan yang berpakaian serba merah. Tapi belakangan muncul juga Arak Zhuangyuan Hong (Sarjana Merah) untuk anak laki2.
Asal usulnya konon begini:
Jaman dulu ada seorang penjahit yg tengah besukacita menunggu kelahiran anak pertamanya. Menjelang hari kelahirannya, calon ayah itu memborong berguci2 arak kuning kualitas no 1 untuk menjamu tamu2nya. Tapi betapa kecewanya ia ketika mengetahui bayinya ternyata wanita. ”Untuk apa punya anak perempuan! Masih kecil jadi tanggungan orang tuanya & setelah besar nanti merad mengikuti suaminya.” keluhnya sedih. Dia kemudian mengubur arak yg sudah dibelinya kedalam tanah.
Belasan tahun kemudian, bayi itu telah tumbuh menjadi seorang gadis yg cantik, berbakti & pandai. Berkat tangan dinginya jugalah usaha jahitan ayahnya semakin maju. Singkatnya dia adalah teladan bagi wanita muda di desannya. Bahkan anak laki2 saja mungkin tak ada yang secemerlang dia.
Pada hari perkawinan putrinya, rumah si penjahit kebanjiran tamu, sampai2 dia kehabisan stok arak. Saat itulah dia teringat arak yg dipendamnya dulu & langsung dikeduknya. Rasa arak ini ternyata benar2 maknyus, dahysat, ruarrr biasa & super sekali!
Sejak itu, orang2 di Shaoxing ikut2an memendam arak saat istrinya hamil. Belakangan arak ini diperjualbelikan, walau banyak juga yg abal2.
2. MAO TAI
Kalo Nu-Er Hong adalah arak yg sering disebut difilm2 silat, maka Mao Tai adalah arak yangg jamak dipakai dalam literatur klasik. Minuman ini dikenal sebagai arak no 1 & disajikan dalam acara2 kenegaraan. Mao Tai konon harus dibuat dari air sungai Chi Sui (Sungai Merah) dari Dusun Mao Tai di Guizhou.
Konon beginilah legendanya: Tersebutlah seorang gadis yg menggelandang sendirian disuatu musim dingin nan ganas. Dengan memelas dia meminta seteguk arak pada tiap kedai yang dialuinya untuk menghangatkan badannya. Tapi tak ada satupun juragan yg mau membagikan arak mereka. Setelah berputar2, ahirnya hanya ada satu pasangan renta yg mau memberinya arak. Mereka bahkan mengajaknya untuk bermalam di gubuk reot mereka. Malamnya sang kakek bermimpi didatangi Dewi Yidi (Dewinya Arak) yg wajahnya persis dg gadis yg ditolongya tadi. Setelah memuji kemurahan hati sang kakek, Yidi kemudian memintanya untuk membuat arak dari sungai yg mengalir di dekat rumahnya. “Hah mana ada sungai didekat rumahku?, sentak si kakek kebingungan. ”Ada kok, coba saja besok kakek lihat sendiri”, ujar Yidi lembut. Lalu dia pun menghilang. Benar saja, esoknya si kakek benar2 menemukan sebuah sungai di dekat rumahnya. Orang tua itu pun buru2 bersujud pada langit, karena dia meyakininya sebagai karunia dari Tian. Arak yg dibuat dari air sungai tersebut konon tak ada tandingannya sampai sekarang…..
Menurut kepercayaan, kalo orang kaya yg membuat arak dari sungai merah pasti tak enak (karena mereka kualat sama dewi Yidi?). Tapi kalo orang miskin yg buat rasanya luar biasa.
3. GUJING GONGJIU
Arak ini termasuk ”ningrat” karena pernah dipersembahkan Cao Cao pada kaisar Xian dari dinasti Han. Pada dinasti2 sesudahnya, Gujing Gongjiu selalu mendapat tempat terhormat dilingkungan istana.
4. ARAK DAQU & MATA AIR SI CANTIK.
Da Qu adalah Bai Jiu nomor wahid yang berasal dari Yanghe, Huaian. Kalau Mao Tai dipercaya hanya dapat dibuat dengan air Sungai Merah, maka Da Qu identik dengan Mata Air si Cantik. Ada sebuah cerita sedih dibalik mata air ini.
Syahdan tersebutlah seorang pria yang sangat menyukai arak. Pokoknya dia tak bisa menyantap makanananya kalau tidak ditemani minuman kelangenannya itu. Seperti biasa, tiap pagi putri semata wayangnya harus pergi ke kedai untuk membelikan arak. Namun ada yang berbeda hari ini. Jalanan amat ramai dipenuhi orang2 yang berpenampilan dekil.
“Kek mengapa penampolan kalian nampak begitu lusuh. Lalu tubuh Kakek kelihatannya juga menggigil. Apakah kakek sedang sakit?” . tanya sang gadis pada seorang kakek dari kerumunan itu. Dengan lemah si kakek menyaut, ”kami adalah pengungsi dari desa sebelah yang ditimpa bencana alam. Tubuh Kakek sih sehat2 saja, hanya sudah beberapa hari ini belum makan”. Si gadis trenyuh mendengar penuturan orang tua itu. Ia lalu membelanjakan semua uangnya untuk menjamu para pengungsi. Karena dompetnya sudah kososng, maka dia terpaksa mengisi teko ayahnya dengan air sumur tua yang ada didekat situ. Sesampainya di rumah, si gadis sudah siap didamprat oleh orang tuanya. Siapa nyana sang ayah malah memuji arak yang dibawanya hari ini luar biasa nikmatnya. Girang karena bisa mengelabui ayahnya, esoknya gadis itu kembali membagi2kan uangya pada para pengusngsi. Sementara teko araknya kembali diisi air sumur.
Setelah berhari2 minum air sumur tua (yang dikiranya arak kelas wahid), sang ayah mulai curiga, “Aku pernah menjajal semua arak yang ada di kota ini, tapi belum pernah merasakan citarasa seperti ini. Hmmm dari mana ya kira2 putriku mendapatkannya?…”
Karena penasaran, diam2 pria itu membuntuti putrinya saat membeli arak keesokan harinya. Namun betapa terkejutnya dia saat melihat anaknya membagi2kan uang belanjaannya untuk pengungsi. Dan lebih terkejut lagi ketika mengetahui teko araknya ternayta diisi air sumur. ”Hei apa2an kamu?!” bentaknya spontan. Karena kerekejut perbuatannya ketahuan, putrinya jadi panik & terpeleset jatuh kedalam sumur.
Si ayah jelas panik bukan kepalang. Diapun berteriak2 minta tolong pada setiap orang yang lewat. Sayang nasi sudah menjadi bubur. Kini dia hanya dapat menangis tersedu2 didepan jenazah putrinya yang terbujur kaku….Sejak itulah sumur ini disebut sebagai ”Mata air si Cantik”.
Pada kenyatannya, air dari Mata Air si Cantik tentu harus diolah terlebih dahulu agar menjadi arak. Bukannya dikonsumsi langsung seperti dalam dongeng diatas
Sumber Referensi
-Fu Chunjiang. Origins of Chinese Tea and Wine. Asiapacs Book. Terejamahan Indonesia oleh Pt. Elex Media Pustaka.
–http://kaleidoscope.cultural-china.com/en/132Kaleidoscope1318.html
-Fu Chunjiang. Origins of Chinese Martial Art. Asiapacs Book. Terejamahan Indonesia oleh Pt. Elex Media Pustaka.
–http://drunkenboxing.redjademartialarts.com/
–http://www.kungfumagazine.com/magazine/article.php?article=129
-Li Zhengping. Chinese Wine. Cambridge University Press.
– http://en.wikipedia.org/wiki/Ten_Tigers_of_Canton
– http://www.hkcinemagic.com/en/page.asp?aid=186&page=1
Sumber : https://www.facebook.com/groups/cersildejia/permalink/602606626474400/