Sumber : http://www.chinatopix.com/data/images/full/4148/li-bingbing-transformers-4.jpg?w=600
Budaya-Tionghoa.Net | Semalam penulis menonton film Transformers 4: Age of Extinction bersama seorang teman. Sebenarnya penulis bukanlah penghobi film jenis ini, tapi yah … harus diakui, film yang mengedepankan teknologi robot masa depan, ups … salah para fans dari Transformers menyebut mereka (Autobot dan Decepticon) bukan sebagai robot, tapi sebagai salah satu ras alien ini, menyajikan adegan action dengan menarik.
Masih melanjutkan film terdahulunya, cerita berpusat pada perseteruan Autobot, yang baik dan Decepticon yang ingin menguasai bumi. Namun pada pembukaan film yang masih disutradarai oleh Michael Bay ini dikisahkan peristiwa musnahnya dinosaurus pada masa Cretaceous 65 juta tahun yang lalu adalah akibat serbuan bom dari pesawat alien yang disebut “Creators”. Skenario Age of Extinction ini ditulis oleh Ehren Kruger yang telah menulis semua skenario Transformers sejak Revenge of the Fall. Kemudian di masa kini seorang ahli geologi bernama Darcy yang menemukan fosil dinosaurus yang dilapisi logam aneh, yang lalu dinamakan transformium, yang merupakan benih atau bahan baku pembuat transformer.
Cerita kali ini dilakoni oleh Mark Wahlberg yang berperan sebagai Cade Yeager, seorang penemu yang gagal dan miskin tinggal di pinggiran Texas. Ia membeli sebuah truk tua, dengan harapan dapat mengambil sparepartnya untuk dijual untuk mendanai putrinya Tessa yang akan masuk kuliah. Tapi tidak dinyana olehnya kalau truk rusak tersebut adalah Optimus Prime yang menyamar.
Optimus pimpinan dari Autobot, beserta teman-temannya yang biasanya membantu pertahanan Amerika Serikat kali ini harus bersembunyi karena CIA dan pemerintah Amerika sudah tidak lagi percaya padanya. Justru CIA mendapatkan perintah untuk memburu dan memusnahkan semua Autobot dan sisa-sisa Decepticon yang dianggap sebagai penyebab kehancuran bumi.
Nah, seperti telah dapat diduga, kehadiran Optimus Prime, membawa bencana pada keluarga Cade dan putrinya, yang kemudian diburu oleh CIA dibantu Lockdown yang menginginkan Optimus Prime. Dan selanjutnya mulailah aksi kejar-kejaran antara manusia dan robot dipadu dengan adegan kebut-kebutan mobil baik yang dapat berubah menjadi robot ataupun mobil balap normal.
Yang tidak penulis duga adalah film ini sejak seri terdahulunya telah mengincar Tiongkok sebagai ladang box office. Dan di seri ke-4nya ini, dengan memajang Li Bingbing sebagai daya tarik pemirsa mainland berhasil meraih angka 92 juta USD pada minggu pertama pemutaran di Tiongkok, dan mungkin merupakan pendapatan terbesar film asing yang diputar di Tiongkok satu minggu pertama. Sampai saat ini film ini masih duduk di puncak box office dengan perolehan diatas 300 juta USD dari seluruh dunia.
Kali ini bahkan hampir setengah film, setting kisahnya di Guangzhou, Hongkong, bahkan dalam kilasan adegan jelas menampilkan icon-icon bangunan ternama di Beijing, seperti Birdsnest Stadium, dan The Dragon Building.
Mengapa Hollywood menggandeng artis-artis Tiongkok untuk berperan di film summer blockbusternya? Jelas tujuan utamanya adalah mengambil hati penduduk di Negara yang merupakan pasar boxoffice nomor dua terbesar di dunia; China. Seperti tahun 2013, pada Iron Man 3 menampilkan Fan Bingbing khusus untuk versi film yang diputar di Tiongkok. Selanjutnya Fan Bingbing bermain sebagai Blink mutant di “X-Men: Days of Future Past.” Sedangkan Li Bingbing pada 2012 tampil di Resident Evil: Retribution.
Jika Fan Bingbing di Iron Man hanya tampil sesaat, sebaliknya di Age of Extinction ini, Li Bingbing mendapat porsi peran yang besar berperan sebagai Su Yueming kepala pabrik transformer cabang Tiongkok di Guangzhou. Ia bahkan dipaksa keras untuk untuk lancar berdialog dalam bahasa Inggris di film, dan Sang Sutradara Michael Bay menolak permintaannya akan penterjemah di lokasi syuting.
Di negara di mana setiap tahunnya film asing hanya mendapat kuota 34 buah yang dapat diputar, pendapatan besar yang diperoleh Transformers adalah hasil kerjasama jangka panjang antara Paramount Pictures dan pemerintah Tiongkok. Selain menyediakan lokasi syuting, perijinan dan lain-lain, juga memungkinkan Transformers untuk melewati badan sensor Tiongkok yang ketat.
Menurut Vanity Fair, ini adalah contoh lain bagaimana Age of Extinction direncanakan untuk penonton Tiongkok, penonton bioskop Amerika bahkan mungkin tidak mengenali. Menjelang akhir film, karakter Stanley Tucci melangkah ke lift di Hong Kong bersama seorang pria membawa belanjaan. Kamera tetap menyorotnya cukup lama untuk menunjukkan bahwa ia penting, dan ketika pintu lift terbuka, pria tersebut membantu pertarungan antara karakter Su Yueming dan beberapa preman yang mengejar mereka.
Bagi penonton Amerika, pria di lift itu adalah stereotip aneh dimana setiap orang Asia menguasai seni bela diri. Tapi bagi penonton Tiongkok, dia adalah karakter cameo yang dimainkan oleh Zou Shiming, seorang petinju Tiongkok yang telah memenangkan dua medali emas Olimpiade untuk negaranya. Dan bukan hanya karena cameo itu saja yang menyenangkan khalayak Tiongkok. “Seluruh gagasan tentang pengorbanan pribadi yang datang dari orang yang tidak dikenal, itu juga merupakan bagian dari etos Cina,” kata Jiaflix presiden dan pendiri Marc Ganis pada Vanity Fair. “Di sini Anda melihat Li Bingbing dikepung preman, dan pria itu menjatuhkan belanjaannya serta membantu dia. Orang Tiongkok akan menghargai itu.”
Film juga ini menarik perhatian banyak artis Tiongkok yang ingin muncul sebagai cameo. Ada penyanyi Han Geng, lalu bintang Hongkong Michael Wong dan Ray Lui yang hanya muncul beberapa detik dalam adegan mobil mereka terhisap magnet raksasa dari pesawat Lockdown.
Setting kisah di Hong Kong, namun pengambilan gambarnya dilakukan di Detroit. Sumber : http://blogs.windsorstar.com/2013/07/31/transformers-4-shoots-in-detroit/
Nah selain hal tersebut di atas, film yang menampilkan Autobot bertransformasi menjadi berbagai kendaraan keren tersebut memiliki motivasi untuk mengerek penjualan Chevrolet di Tiongkok. Dalam film terlihat truck, mobil sport Chevrolet Camaro, dan Trax kecil kendaraan sport sehingga film tersebut merupakan alat marketing bagi General Motors Co. (GM) yang berada pada peringkat kedua dalam penjualan mobil asing di Tiongkok setelah Volkwagen. Dan tahun 2014 ini mereka memperkenalkan 6 jenis Chevrolet baru di Tiongkok.
“Transformers 4 akan menjadi film yang sangat penting bagi hubungan antara Hollywood dan Tiongkok,” kata Phil Contrino, analis kepala di BoxOffice.com. Sedangkan Welburn, kepala desain GM, juga ikut bekerja sama dengan pembuat film dan muncul sebagai cameo di situ. Bahkan pabrik GM juga digunakan sebagai satu setting film, menurut LeeAnne Stables, presiden produk konsumen Paramount dan eksekutif kemitraan pemasaran di seluruh dunia.
GM bukan satu-satunya pabrik mobil yang terlibat di film Transformers. Masih ada Guangzhou Automobile Group Co, produknya yaitu Trumpchi GA5 – sedan yang dikendarai oleh aktris Li Bingbing dalam film, yang berencana untuk mengekspor produknya ke Amerika pada awal tahun depan.
“Sponsorship kami dalam Transformers 4 akan membantu dealer dan konsumen di luar negeri mengetahui mobil kami dan dalam jangka panjang akan menghasilkan kontribusi besar bagi merk kami,” kata Wu Song, kepala merk Trumpchi, mengatakan dalam sebuah wawancara telepon kepada Bloomberg.
Selesai menonton film ini penulis mendadak sadar, mengapa “made in China” rule the world. Karena tidak hanya mobil, hampir semua produk di sekeliling kita sekarang adalah buatan Tiongkok, termasuk robot canggih Transformers.
Referensi:
Weekend Report: Fourth 'Transformers' Opens to $300 Million Worldwide – Box Office Mojo
Transformers: Age of Extinction Suggests the Future of Blockbusters Is All About China | Vanity Fair
'Transformers: Age Of Extinction' Has The Largest Opening Ever In China | Business Insider
Oleh : Ling-Ling Juli 2014
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa