Akhirnya pemberontakan yang dipimpin Zhao Kuangyin [Tio Khong Yin] 赵匡胤 berhasil mendirikan Dinasti Song [Song] 宋 (960–1279). Situasi relatif aman selama seratus tahun lebih, tapi Dinasti Song tidak mampu mencapai kejayaan seperti Dinasti Han dan Tang. Di Tiongkok Utara muncul dua negara baru, yaitu kerajaan Liao [Liao] 辽, yang didirikan oleh orang Qidan [Khitan] 契丹 (907–1125); dan kerajaan Jin [Kim] 金 (1115–1234), yang didirikan oleh bangsa Jin, yaitu leluhur orang Manzu满族 sekarang. Karena ancaman ini,Dinasti Song memindahkan ibu kota kekaisarannya ke kota Hangzhou [Hang Ciu] 杭州 di propinsi Zhejiang [Ciat Kang] 浙江, sebelah selatan dari sungai Yangzi 长江 pada tahun 1127.Wilayah utara praktis dikuasai negara Liao dan negara Jin yang diperintah oleh bangsa non-Han. Cerita silat kenamaan karangan Jin Yong [Kim Yong] 金庸 “Shediao Yingxiong” [Sia Tiao Ying Hiong] 《射雕英雄传》 berlatar belakang zaman ini.
Pada zaman ini muncul kembali seorang pahlawan yang sangat dicintai orang Tionghoa, ialah Yue Fei [Gak Hui] 岳飞. Ia adalah seorang jenderal Song yang berjuang mati-matian melawan serbuan orang Jin. Akan tetapi kaisar yang bodoh dan dikuasi para pengkhianat yang bekerja sama dengan orang Jin, menyebabkan kaisar memanggil kembali Yue Fei dari medan perang dan menghukum mati dia.
Zhao Kuangyin 赵匡胤 |
Yue Fei 岳飞 Jenderal Besar Dinasti Song |
Ketika kerajaan Liao makin lemah, orang Mongol di bawah Jengis Khan 成吉思汗 bangkit menghancurkannya, kemudian kerajaan Jin dihancurkan pula. Dinasti Songpun ikut dihancurkan. Kembali Tiongkok bersatu di bawah orang Mongol 蒙古 yang mendirikan Dinasti Yuan [Guan] 元 (1206–1368). Dinasti Yuan inilah yang mendirikan imperium dari daratan Tiongkok sampai Eropa Timur dan daerah Mesopotamia (Irak sekarang). Dinasti ini yang menakutkan orang barat dan menyebutnya sebagai “bahaya kuning” yang dalam bahasa Mandarin disebut huanghuo [hong ho] 黄祸.Dinasti ini mementingkan ekspansi, tapi di dalam negeri mendapat tentangan kuat dari orang Han yang tidak bisa menerima diperintah oleh orang Mongol.
Karena luasnya wilayah yang dikuasai, pemerintahanpun berangsur-angsur menjadi lemah. Akhirnya setelah seratus tahun lebih berkuasa, Dinasti Yuan ini digulingkan dan berdirilah Dinasti Ming [Bing] 明, dengan kaisarpertama Zhu Yuanzhang [Cu Guan Ciang] 朱元璋. Dinasti Ming bertahan selama hampir 300 tahun (1368–1644)
Jengis Khan |
Zhu Yuanzhang 朱元璋 |
Dinasti Ming memulihkan harga diri orang Han sebagai mayoritas penduduk Tiongkok, tapi tidak berhasil mencapai kejayaan seharusnya. Raja lalim tapi lemah, sehingga yang sesungguhnya berkuasa adalah menteri-menterinya. Faktor utama yang melemahkan negara adalah pejabat korup dan kronisme merajalela.
Pada tahun 1644, setelah memerintah 276 tahun, Dinasti Ming hancur oleh pemberontakan rakyat, tapi di saat yang sama orang Manzu dari utara menggunakan kesempatan menyerang. Pada saat pemerintah lama tumbang, pemerintah baru belum stabil, tentara Manzu yang lebih terorganisasi, dibantu mantan jenderal Dinasti Ming yang bernama Wu Sangui [Gou Sam Kui] 吴三桂, masuk dan menduduki Beijing. Didirikanlah Dinasti Qing [Ching] 清 dan sekali lagi kaum minoritas memerintah mayoritas Han; kali ini orang Manzu menjadi penguasa Tiongkok. Negara Qing sebetulnya sudah berdiri sebelum menyatukan Tiongkok.Penyatuan Tiongkok terjadi di bawah kaisar ke-tiga, Shunzhi [Sun Ti] 顺治, yang ketika itu masih kanak-kanak. Tapi Taiwan 台湾 dan Mongolia 蒙古 baru disatukan pada masa Kaisar Kangxi [Khong Hi] 康熙, anak dari Shunzhi.
Pada awal pemerintahan Dinasti ini, meskipun ketidakpuasan dan pemberontakan orang Han tidak pernah berhenti, Tiongkok relatif stabil, rakyat tenteram dan makmur. Kaisar ke-empat, Kangxi, terkenal sebagai kaisar yang sangat pandai. Ia sendiri mengambil inisiatif untuk menyusun kamus besar bahasa Tionghoa untuk menyeragamkan cara baca huruf Tionghoa. Kamus ini terkenal dengan nama Kangxi Zidian [Khong Hi Ji Tian] 康熙字典, yang sampai saat ini masih diterbitkan sebagai referensi utama bagi bahasa Mandarin.
Kaisar berikutnya, Yongzheng [Yong Ceng] 雍正, memerintah dengan tangan besi, koruptor, kriminal, pengacau dihukum tanpa pandang bulu. Pada saat ini sekali lagi Tiongkok mencapai zaman keemasan. Para ahli barat bahkan menganggap pada zaman ini Tiongkok menjadi negara termaju di dunia, baik dari segi politik, ekonomi, militer, teknologi, manajemen pemerintahan, budaya dan lain sebagainya. Akan tetapi karena pemerintah adalah minoritas Manzu, mayoritas Han tetap tidak bisa menerima, bahkan menganggap hal ini adalah penghinaan dan penjajahan, sehingga pemberontakan untuk memulihkan Dinasti Ming tidak pernah berhenti. Sayang Kaisar Yongzheng yang tegas ini mati muda. Para ahli sejarah sampai saat ini masih meneliti apa sebabnya kematian mendadak Kaisar Yongzheng, meskipun dalam cerita-cerita silat digambarkan bahwa Yongzheng mati dibunuh oleh Lv Siniang [Lu Su Nio] 吕四娘, seorang pendekar wanita yang membalas dendam karena ayahnya, seorang pejabat sipil, dihukum mati oleh Yongzheng atas hasutan orang.
Kaisar Kangxi 康熙 |
Lin Zexu 林则徐 |
Kaisar berikutnya, Qianlong [Khian Liong] 乾隆, mulai berfoya-foya.Meskipun negara masih relatif makmur, namun kas negara yang bertumpuk mulai menyusut. Kaisar-kaisar berikutnya semakin parah. Sedang negara barat mulai mengejar ketinggalan teknologinya. Ketika negara barat dengan tentaranya datang membawa candu memaksa Tiongkok membuka pelabuhannya untuk impor candu, pemerintah Qing sudah sangat lemah. Perang Candu 鸦片战争 berakhir dengan kekalahan Tiongkok. Jenderal Lin Zexu [Lim Cek Su] 林则徐 yang pandai dan memimpin perlawanan di Guangzhou [Knui Ciu] 广州 bahkan dipecat dan dihukum buang ke Tiongkok Barat Laut. Ini terjadi pada pertengahan pertama abad 19.
Lemahnya pemerintah Qing dan pejabat korup yang lebih mementingkan diri sendiri daripada negara menyebabkan Tiongkok menjadi rebutan negara barat dan Jepang. Satu persatu perjanjian yang berat sebelah dipaksakan dengan kekerasan. Wilayah yang sangat luas diserahkan kepada Rusia–Kepulauan Ryukyu, kemudian Taiwan diserahkan kepada Jepang pada tahun 1895, Hongkong diduduki Inggris, Macau menjadi jajahan Portugal, dan lain-lain hak istimewa kepada mereka. Tiongkok menjadi negara setengah jajahan. Korea dan Vietnam dipaksa dilepaskan sebagai wilayah naungan Tiongkok.
Pemberontakan Taiping 太平天国 pada pertengahan abad 19 hampir menggulingkan Dinasti Qing. Pemberontakan ini dipelopori para petani yang beragama Katolik dan Kristen, dipimpin oleh Hong Xiuquan [Ang Siu Cuan] 洪秀全. Pemberontak sudah menguasai seluruh Tiongkok Selatan, tinggal menyerang ke utara. Ibukota Beijing ada di utara. Di samping terjadinya perpecahan di antara pemimpin, salah satu sebab yang menyebabkan kegagalan adalah salahnya mereka menaruh harapan kepada tentara negara barat yang saat itu mengaduk-aduk Tiongkok. Mereka menganggap tentara barat yang dipelopori tentara Inggris akan mendukung mereka karena sama-sama beragama Katolik dan Kristen. Mereka kecewa karena ternyata pihak Inggris dan sekutunya bahkan menekan mereka. Mereka harus mengakui semua perjanjian yang dipaksakan oleh orang barat kepada pemerintah Dinasti Qing. Kalau tidak, tentara barat akan membantu tentara pemerintah Dinasti Qing untuk menghancurkan mereka. Akhirnya pemberontakan Taiping gagal.
Pada akhir abad ke-19 mulai muncul gerakan nasionalisme.Kaum cendekiawan yang mendapatkan pendidikan dari dunia barat mulai sadar bahwa pemberontakan untuk memulihkan Dinasti Ming yang selama ini menjadi semboyan perjuangan ataupun untuk mendirikan dinasti lain yang baru akan percuma, karena kaisar baru akan bertindak seperti kaisar dinasti yang dulu-dulu. Tujuan mereka sekarang adalah mendirikan sebuah republik demokratis. Gerakan ini dipelopori oleh Dr. Sun Yat Sen孙逸仙 (Mandarin: Sun Zhongshan [Sun Tiong San] 孙中山).
Tahun 1911, revolusi meletus di Wuchang 武昌 (bagian kota Wuhan 武汉), Tiongkok Tengah.Disusul dengan diproklamasikannya Republik Tiongkok (Zhonghua Minguo) [Tionghoa Binkok] 中华民国 dengan Dr. Sun Yat Sen sebagai presiden pertama dan berpusat di Guangzhou 广州, Tiongkok Selatan.
Dengan cepat, tentara revolusi bergerak ke utara. Pemerintah Qing yang lemah sudah tidak mampu memberikan perlawanan yang berarti. Jenderal Yuan Shikai [Wan Si Khai] 袁世凯, salah seorang pejabat militer tingkat tinggi di Beijing, mengajukan usulan kompromi. Ia akan memaksa pemerintah pusat menyerah asal setelah republik baru terbentuk, ia yang menjadi presiden. Pemerintah revolusi, dengan tujuan menghindarkan pertempuran yang akan menyengsarakan rakyat, menyetujui usul ini. Pemerintah Qing dengan kaisarnya yang masih kecil, Puyi [Phou Gi] 溥仪,resmi dibubarkan dan pemerintah republik dipindahkan ke Beijing.
Baru saja beberapa tahun menjadi presiden, Yuan Shikai mengumumkan didirikannya Dinasti baru dengan ia sendiri sebagai kaisarnya. Kemarahan rakyat tidak tertahan, pemberontakan meletus di seluruh negara. Yuan yang tahu ia akan segera terguling, kaget dan terkena serangan jantung, lalu meninggal. Republik Tiongkok dipulihkan dan dipilih presiden baru.
Dalam beberapa tahun saja, sudah beberapa presiden silih berganti.Pemerintah lemah tidak mampu mengendalikan negara dan para jenderal berebut kedudukan. Melihat keadaan demikian, kaum revolusioner yang dipimpin Dr. Sun Yat Sen membentuk pemerintah baru di Guangzhou, Tiongkok Selatan, dan mengirimkan tentara bergerak ke utara untuk merebut kembali Beijing dari tangan para jenderal. Tentara revolusi maju cepat ke utara, namun Dr Sun Yat Sen meninggal secara tiba-tiba karena serangan jantung. Ini terjadi tahun 1924. Kekuasaan jatuh kepada jenderal Chiang Kai-shek (Mandarin: Jiang Jieshi) [Cnio Kai Sek] 蒋介石, yang bukan saja berhasil merebut Beijing tapi sekaligus melakukan pembantaian terhadap sekutunya yang berada di bawah naungan partai komunis. Perang saudara berkecamuk.
Jepang yang berambisi menguasai Asia sangat terpukul dengan berdirinya Republik Tiongkok. Meskipun perang saudara antara Chiang Kai-shek dengan Partai Kuomintang-nya 国民党 melawan Partai Komunis 共产党 yang kemudian dipimpin Mao Zedong [Mo Tek Tong] 毛泽东 berlangsung terus, ekonomi mulai merayap naik. Saat itu, Shanghai [Siang Hai] 上海bahkan menjadi pusat keuangan terbesar di Asia, di atas Tokyo. Dengan tujuan menghina dan memandang rendah Tiongkok, Jepang tidak mengakui istilah resmi Republik Tiongkok 中华民国 (Tionghoa Binkok), tapi mengubahnya menjadi Cina (支那). Istilah ejekan ini sangat menyakitkan orang Tionghoa sampai saat ini. Antara tahun 1928–1937, saat Chiang Kai-shek berhasil menyatukan Tiongkok sampai Jepang menyerang Tiongkok, ekonomi berkembang rata-rata 13% per tahun.
Akhirnya Jepang menyerang Tiongkok dan menduduki Tiongkok Timur Laut 东北, mereka mendirikan negara boneka Manchukuo (Pinyin: Manzhouguo 满洲国) dengan Puyi–kaisar terakhir Dinasti Qing–sebagai kaisarnya. Pemerintah Chiang Kai-shek menjadi ragu, mana yang dipentingkan, membasmi lawan politiknya dulu yaitu kaum komunis atau bersatu dengan komunis melawan Jepang.
Dr. Sun Yat Sen 孙中山 |
Jenderal Zhang Xueliang 张学良 |
Peristiwa besar terjadi ketika Chiang Kai-shek mengunjungi Xi’an untuk menyusun strategi melawan kaum komunis. Dua orang jenderalnya yang bernama Zhang Xueliang [Tnio Hak Liang] 张学良 dan Yang Hucheng [Yno Hou Seng] 杨虎成 menahan dan memaksanya menandatangani gencatan senjata dengan kaum komunis lalu berjuang bersama melawan Jepang. Inilah titik balik pertempuran.Setelah ini, semua golongan di Tiongkok mengangkat senjata melawan tentara pendudukan Jepang.
Akhirnya Tiongkok keluar sebagai pemenang perang dengan kalahnya Jepang. Perang Dunia II sudah selesai, tapi rupanya pemerintah Chiang Kai-shek masih penasaran. Tidak lama setelah Jepang takluk, serangan tentara pemerintah diarahkan lagi kepada kaum komunis. Perang saudara berkecamuk lagi, tentara Chiang Kai-shek kalah dan lari ke Taiwan 台湾–yang sudah dikembalikan kepada Tiongkok oleh sekutu dari pendudukan Jepang. Seluruh daratan Tiongkok dikuasai kaum komunis yang mendirikan negara baru dengan nama Republik Rakyat Tiongkok (Zhonghua Renmin Gongheguo) [Tiong Hua Jin Bin Kiong Ho Kok] 中华人民共和国 (1949). Inilah asal mula masalah Taiwan yang telah lebih dari setengah abad dan belum terselesaikan sampai sekarang.
Perpindahan orang Tionghoa dari Tiongkok ke Asia Tenggara tidak pernah berhenti, meskipun tidak besar-besaran. Sejak kalah dalam Perang Candu sampai Perang Dunia II merupakan tahun-tahun di mana imigran Tionghoa masuk ke Indonesia mencapai puncaknya. Imigran ini berhenti sejak didirikannya RRT, karena pemerintah baru di Tiongkok ini tidak memperkenankan rakyatnya untuk pindah ke luar negeri. Imigrasi Tiongkok mulai lagi setelah Tiongkok menjalankan reformasi, tapi tidak ke Indonesia, karena pemerintah Indonesia menutup pintu.