Memisahkan “Keras” dan “Putih” (离坚白)
“Memisahkan ‘keras’ dan ‘putih'” adalah sebuah teori dari Gongsun Long, tokoh dari aliran Mingjia (jaman pra-Qin). Dalam teori ini, beliau mengatakan bahwa tidak ada “batu keras putih”.
Begini teorinya:
~~ “Putih” adalah warna, diketahui dari hasil pengamatan mata. Namun mata tidak dapat merasakan kerasnya batu. Maka, saat batu tersebut “putih”, ia tidak keras (tidak ada konteks “keras” padanya).
~~ “Keras” adalah struktur, diketahui setelah diraba dengan tangan. Namun tangan tidak dapat melihat putihnya batu. Maka, saat batu tersebut “keras”, ia tidak putih (tidak ada konteks “putih” padanya).
——————–
Dapat ditebak bahwa yang ingin disampaikan oleh Gongsun Long adalah tentang konteks. Baik “batu putih” maupun “batu keras”, dapat merujuk ke satu benda fisik yang sama, yaitu sebuah batu yang berwarna putih dan berstruktur keras. Namun, beliau sengaja memisahkan atribut “putih” dan “keras” pada satu batu tersebut. Kalau putih, tidak keras; kalau keras, tidak putih. Alasannya karena “putih” dan “keras” itu merupakan dua hal (konteks) yang berbeda dan didapat dari hasil pengamatan yang berbeda pula, tidak dapat muncul bersamaan (dicampuradukkan).
Dalam kehidupan, rasanya juga sering ada hal macam ini. Satu hal yang sama terkadang punya beberapa atribut atau status yang berbeda dilihat dari konteks yang berbeda pula. Tak perlu (atau “jangan”?) dicampuradukkan.
Jadi… apa batu Gongsun Long itu “putih” atau “keras”?