REFLEKSI SPIRITUALITAS BUDAYA TIONGHOA
DARI JAMAN DAHULU HINGGA SEKARANG
DALAM FENGSHUI
PENDAHULUAN
Orang sering mengasosiasikan fengshui[1] sebagai cara menata rumah sehingga melahirkan rejeki, ketenangan dan kesehatan. Dalam melihat fengshui juga yang digunakan adalah papan kompas dan melihat aliran qi, dimana salah satu metode adalah menggunakan arah duduk dan arah hadap dengan penggunaan system penghitungan tahun, seperti misalnya yang digunakan dalam metode Feixing.
Salah satu dasar yang menjadi acuan fengshui adalah gunung dan air, dimana ini terkait dengan peradaban purba. Salah satu bencana alam yang sering menimpa masyarakat purba adalah banjir. Dengan adanya bencana banjir, akan mendorong masyarakat Tiongkok purba mencari cara mengatasi banjir itu. Salah satunya adalah dengan mencari lokasi yang aman dari banjir itu. Walau demikian, cara-cara mengatasi banjir itu dalam masyarakat Tiongkok purba dibalut dengan mitos, karena itu perlu dipahami terlebih dahulu bagaimana mitos Tiongkok dalam menghadapi bencana alam terutama banjir, sehingga lebih bisa memahami mengapa lahirnya fengshui sebagai bagian dari lima ilmu 五术.[2]
Dalam tulisan ini, penulis tidak akan terlalu membahas tentang ilmu-ilmu yang terkait dengan fengshui, tapi akan menekankan pada konsep air dan gunung yang akan melandasi pandangan fengshui hingga saat ini.Untuk itu penulis akan mencoba memaparkan pandangan purba tentang banjir dan pengaruhnya pada fengshui dan mitos bangsa Tionghoa untuk mengatasi banjir agar bisa memahami kenapa gunung dan air menjadi penting.
Sejak adanya manusia, tidak dapat terlepas dari bunda bumi. Sandang pangan manusia tidak dapat terlepas dari bunda bumi. Tidak perduli jaman purba , sekarang maupun akan datang manusia tidak dapat terlepas dari bumi/tanah yang dipijaknya.[3] 土者,氣之母,有土斯有氣[4] ( Tanah adalah bunda dari qi, adanya tanah maka ada qi ).
Niatan hati tidak baik, fengshui tidak berguna
存心不善風水無益
Lin Zexu 林則徐 ( 1785-1850 )
Key words : gunung, air, fengshui.
Mitos Tiongkok dalam Menyikapi Kondisi Alam
Mitos memiliki beberapa pengertian yang salah satunya adalah “gambaran atau perumpamaan yang menjelaskan kehidupan insani dan dunia ( seperti mitos-mitos Plato)”[5] yang akan berpengaruh terhadap suatu masyarakat atau kebudayaan dalam melihat dan memandang alam serta kehidupan mereka. Dan mitos adalah suatu cara dari sekelompok atau seseorang menjabarkan sesuatu yang ada dihadapannya atau juga yang tidak terjangkau oleh indra-indra tubuhnya. Qi Liang 啟良 berpendapat “bahwa mitos adalah suatu cara manusia mengekspresikan sejarah purbanya, terutama dalam menjelaskan segala sesuatunya dan asalnya.[6]
Qi Liang 啟良 berpendapat “bahwa mitos adalah suatu cara manusia mengekspresikan sejarah purbanya, terutama dalam menjelaskan segala sesuatunya dan asalnya. Dalam mitologi Yunani, manusia mencari sejarahnya adalah dengan menggunakan mitos. Misalnya adalah Prometheus yang memberikan manusia banyak keahlian.[7] “ Qi Liang啟良berpendapat demikian, karena dalam mitos Yunani, Promotheus adalah pencuri api dan mengajarkan manusia menggunakan api, sedangkan dalam mitos Tiongkok adalah Sui Ren 遂人[8] yang menemukan api dengan menggosokkan kayu. Promotheus adalah dewa sedangkan Sui Ren遂人 adalah manusia biasa. Selain Sui Ren 遂人, adalah You Chao 有巢 yang mengajarkan manusia untuk membuat gubuk, Shen Nong 神農 mencobai tanaman dan rumput untuk mengetahui khasiat tanaman tersebut bagi tubuh, Fu Xi 伏羲 menemukan cara membuat jala dan sebagainya.
Bahkan dalam menghadapi banjir besar, terlihat perbedaan menyolok antara mitos dan legenda bangsa lain dengan bangsa Tiongkok. Misalnya kisah Gilgamesh dan Nuh dibandingkan kisah Nv Wa 女媧dan Da Yu大禹 ( Yu yang Agung ). Dalam kisah Gilgamesh dan Nuh diceritakan bahwa banjir adalah bencana dari mahluk adikodrati dan mereka tidak berbuat apapun kecuali membuat kapal kotak besar dan menunggu banjir surut.Dalam legenda Tiongkok, Nv Wa mencari cara mengatasi banjir dengan menambal langit yang bolong dengan menggunakan batu pancawarna yang dilebur. Da Yu 大禹membangun kanal, membuat kolam penampungan air untuk mencegah banjir tersebut.Dari dua legenda itu tentunya terlihat perbedaan dalam menyikapi bencana yang terjadi.
Dengan berangkat dari mitos yang berbeda, terutama masalah-masalah proses terjadinya peradaban, maka kita bisa melihat cara orang Tiongkok purba dalam memandang Mahluk Adikodrati itu yang akan mempengaruhi filsafat mereka. Saya beranggapan bahwa dengan mitos-mitos orang Tionghoa, terlihat bahwa terjadinya peradaban melalui proses evolusi yang bertahap dengan dimulainya adalah You Chao 有巢 kemudian Sui Ren 遂人 hingga Shen Nong 神农, Fu Xi 伏羲, Nv Wa 女娲 sampai dengan Xuanyuan Huangdi軒轅黃帝[9]. Dalam banyak gambaran mitos mereka, You Chao 有巢 dan lain-lain digambarkan sebagai manusia yang berpakaian daun atau kulit binatang sedangkan Huang Di 黄帝sudah berpakaian lengkap dengan menggunakan kain.
Gambaran proses peradaban itu terekam dalam mitos-mitos Tiongkok yang berbeda dengan mitos Yunani. Artinya mereka orang Tiongkok tidak menganggap bahwa alam semesta ini ada harus ada penciptanya, dan apa yang mereka jalani itu adalah proses alam dari suatu peradaban pra sejarah purba hingga sampai pada satu peradaban yang menemukan tulisan adalah proses dari manusia itu sendiri dan menyikapi banjir dan berbagai bencana alam lainnya sebagai suatu hal yang lumrah dan manusia harus mengupayakan caranya agar bisa bebas dari bencana alam dalam hal ini adalah banjir dengan kemauan keras dan cara-cara yang sesuai dengan alam.
Cara-cara mengatasi bencana banjir itu dengan posisi depan air belakang bukit atau gunung di peradaban Long Shan 龍山文化dan Yang Shao 仰紹文化 adalah hal yang umum pada masa itu. Pemilihan tempat dengan posisi itu menguntungkan dan memudahkan masyarakat purba untuk bertahan hidup serta mengembangkan kebudayaannya. Dengan adanya gunung atau bukit di belakang dan aliran sungai di depannya itu bisa membuat masyarakat purba memanfaatkan gunung atau bukit sebagai sarana untuk menghindari dari bencana banjir dan menjadi sumber akan bahan baku kayu untuk dipergunakan oleh masyarakat. Sungai, seperti yang kita ketahui bahwa peradaban purba banyak yang berada di tepian sungai, memudahkan transportasi, mendapatkan air untuk kehidupan dan irigasi pertanian. Kelihatannya orang-orang purba sudah bisa memilih-milih lingkungan yg nyaman untuk ditinggali. Pertama kali yang dicari oleh manusia purba adalah lokasi yang dekat dengan sungai, karena dekat dengan sungai dan mudah terkena banjir, maka mereka akan mencari bukit atau gunung sebagai upaya menyelamatkan diri dari banjir. Pengalaman manusia purba yang berabad-abad itu hingga mencapai satu taraf tertentu menimbulkan satu cabang ilmu. Tapi hingga mencapai satu cabang ilmu masih memerlukan pedoman dan bimbingan dari ilmu filsafat. Filsafat yang bebas pada masa Chun Qiu Zhan Guo ( 770-221 BCE ) turut membantu perkembangan lahirnya cabang ilmu fengshui ini.
FENGSHUI BAGIAN DARI LIMA ILMU
Dalam memahami fengshui, perlu diketahui bahwa fengshui hanya salah satu bagian dari xiangshu相術 ( ilmu bentuk ) dan xiangshu hanya bagian dari lima ilmu dan kadang disebut daoshu 道術[10] ( ilmu Taoism ). Lima ilmu itu terdiri dari :
- Shan 山( gunung ) : quanfa 拳法 ( beladiri ), fuzhou 符咒 ( talisman ), zhuji 築基[11] ( meditasi ), shi er食餌 ( pola makan yang sehat, seperti diet carbohidrat bigu辟穀)[12], xuandian玄典 ( filsafat )
- Yi 醫 ( pengobatan ) : tusuk jarum, ramuan, daoyin 導引 ( senam pernafasan ), lingzhi 靈治( psikologi )
- Xiang 相 ( bentuk ) : yuzhang 玉掌 ( garis tangan ), jinmian 金面 ( raut muka ), yangzhai 陽宅 ( rumah tinggal ), mogu 摸骨( meraba tulang ), muxiang墓相( fengshui 風水, bentuk kuburan ) ,yinxiang 印相 ( bentuk stempel )
- Ming 命( perjalanan hidup )[13] : bazi 八字, ziweidoushu 紫微鬥數.
- Bu ( divination ): Meihua yishu梅花易數 , qimen dunjia 奇門遁甲 .
Pada umumnya praktisi fengshui melengkapi pengetahuan mereka dengan mempelajari bazi 八字, dan sering diperluas pengetahuannya dengan mempelajari yuzhang玉掌 dan jinmian金面[14] dengan untuk menganalisa dan menjawab permasalahan klien mereka. Dan untuk level master, mereka melengkapi dengan mempelajari xuandian玄典, dalam hal ini yang dipelajari adalah kitab-kitab seperti Daode Jing 道德經, karya Zhuangzi dan Liezi hingga Taiping Jing 太平經 ( Kitab Kedamaian Agung ) dan kitab-kitab lainnya dalam Dao zang 道藏 ( canon Dao ). Karena fengshui dikembangkan oleh Taoisme dan menyebar hingga masyarakat luas, maka perlu diketahui bahwa sebenarnya penguasaan ilmu xiang, ming dan bu atau yang disebut ilmu peramalan secara umum itu sebenarnya bertujuan melatih intuisi dan juga membantu mereka yang mengalami permasalahan hidup yang dicoba dijawab melalui lima ilmu tersebut. Tapi tujuan akhirnya adalah “Dengan ke lima ilmu adalah untuk mempelajari dao manusia dengan begitu akan memahami DAO”. Jadi dalam Taoism, ilmu tersebut adalah sarana melatih diri bukan untuk memperkaya diri[15].
Gunung dan Air
Secara umum disebut shan shui 山水 dan sering diartikan sebagai pemandangan alam, tapi dalam konteksnya dalam fengshui, arti itu bukan sebagai pemandangan tapi posisi yang menguntungkan itu harus dicari. Shanshuilun 山水論 atau Dalil gunung dan air merupakan suatu cara mencari lokasi gunung dan air yang tepat[16]. Bahkan jika kita melihat apa yang disebut xue穴 adalah posisi gunung yang mengitari dan ada aliran air, disebut shanhuan shuibao山環水抱 ( gunung mengelilingi dan air yang memangku ). Secara etimologi, xue berasal dari komponen mian (atap, atau penutup atas )dan ren 人( manusia ), yang pada jaman dahulu berarti tempat tinggal manusia. Sehingga apa yang dicari posisi xue 穴 yang baik tidak akan luput pada posisi shan dan shui yang baik pula. Pencarian posisi xue ini digunakan oleh aliran luantou 巒頭, yang menekankan gunung dan air, aliran luan tou adalah bagian dari aliran bentuk atau xingshipai 形勢派, merupakan aliran dari fengshui yang menekankan analisa bentuk bukit, gunung, kontur tanah, bangunan, aliran sungai, danau dan landscape.
Dalam penerapannya ini bisa berupa gunung, bukit, sungai, danau, bangunan, jalan raya. Bangunan digambarkan sebagai gunung dan jalan raya digambarkan sebagai sungai. Gunung melambangkan kesehatan, keselamatan dan persahabatan, air melambangkan rejeki. Dan tidak selalu aliran air dan gunung itu membawa keberuntungan, sama seperti halnya manusia menghindari banjir, maka salah satu posisi sungai yang terutama adalah lebih rendah daripada tanah yang ada, sehingga pandangan itu juga mempengaruhi untuk melihat posisi fengshui. Secara umum, posisi rumah di bawah jalan adalah buruk, begitu pula posisi rumah yang lebih rendah dari sungai akan membawa bencana banjir. Apa yang disebut menangkap angin, adalah berbicara posisi gunung dan bukit yang mengelilingi tempat tinggal, secara umum yang disebut gunung di belakang rumah adalah tempat bersandar, dalam konsep 4 ling 四靈[17], yang di belakang disebut xuanwu 玄武 atau utara, depan adalah zhuque, kiri adalah qinglong, kanan adalah baihu. Ke empatnya adalah kontur tanah atau bangunan yang mengelilingi rumah. Metode ini disebut mencari sha 砂, salah satu dari lima metode fengshui. Adapun kelima metode itu adalah :
- Long 龍 ( naga ), merupakan rangkaian terrane, bentuk-bentuk geografis, baik berupa pegunungan maupun kontur tanah yang bergelombang, baik yang tampak di permukaan maupun yang ada di bawah permukaan. Long ini adalah tempat qi mengalir
- Sha 砂 ( pasir ), contour tanah yang mengelilingi.
- Xue 穴 ( titik berkumpulnya qi ), dimana xue adalah tempat berkumpulnya qi yang mengikuti long.
- Shui 水 ( air ), adalah jalan, sungai, dimana digambarkan sebagai nadi peredaran darah dari long.
- Xiang 向 ( arah ),arah hadap.
Ke lima hal diatas disebut sebagai 5 rumus Dili[18] 地理五訣 dan ini merupakan dasar bagi praktisi fengshui terutama aliran bentuk untuk dipelajari. Hal yang menarik adalah dalam Dili Wujue bisa dihubungkan dengan 五常 ( lima norma ), karena hidup manusia memiliki lima norma : Ren yi li zhi xin仁義禮智信 ( kemanusiaan, keadilan, etika, bijak berpengetahuan, memegang ucapan dan dili memiliki lima norma : long sha xue shui xiang 龍砂穴水向[19] seperti yang diuraikan di atas. Hubungan antara norma-norma manusia dan bumi itu karena adanya konsep keterikatan antara manusia dengan bumi.
Dalam praktek pencarian xue 穴 juga membicarakan asas gunung dan air. Sering disebut bahwa rangkaian pegunungan adalah nadi[20] naga 龍脈. Dan air adalah nadi darah untuk naga. Dalam “Sepuluh Tulisan untuk Rumah” 陽宅十書 bahwa “Tempat tinggal manusia selayaknya di tanah dengan sungai dan gunung sebagai yang terutama”人之居处宜以大地山河为主.Di fengshui sendiri, long dan sha sering diasosiasikan dengan bukit, gunung, di jaman sekarang ini adalah bentuk bangunan yang mengelilingi rumah itu.
Jika balik lagi pada konsep purba, maka gunung merupakan sarana untuk menghindari banjir dan sungai merupakan sarana transportasi dan juga sumber air minum juga irigasi. Seperti juga masyarakat purba yang mencari lokasi dekat sungai, maka aliran bentuk juga akan melihat air dahulu baru melihat gunung. Tapi dalam perjalanan fengshui, metode dasar itu ditambah dengan konsep yin yang 陰陽, lima unsur 五行, serta bagua 八卦.Hong Baijian megemukakan bahwa dalam fengshui itu yang harus dikuasai adalah teori yinyang dan lima unsur, tapi setelah itu harus bisa menganalisa lokasi dengan konsep shan dan shui. Yang pertama dilihat adalah jalan atau air, baru melihat lokasi sekitarnya. Dalam zangshu 葬書 juga dituliskan bahwa : “Metode Fengshui, mendapatkan air adalah yang terunggul, menyimpan angin urutan kedua “ 風水之法, 得水為上, 藏風次之. Metode melihat itu adalah mencari posisi mingtang 明堂 ( aula cahaya ) yang tepat, dan mingtang sendiri dibagi menjadi dua bagian, yaitu mingtang luar ( wai mingtang 外明堂); dalam 內明堂; yang kemudian dibagi menjadi kecil 小明堂; besar 大明堂 dan tengah 中明堂. Mingtang ini dapat digambarkan sebagai lingkungan sekitar tempat longxue atau lokasi nadi naga, yang merupakan tempat qi berkumpul, yang diutamakan adalah kebersihan, lapang, bisa menangkap angin dan memusatkan qi.
Atau juga sering digunakan istilah “menyimpan angin mendapatkan air” ( 藏風得水), merupakan istilah dalam fengshui, dimana menurut penulis ini juga berkaitan dengan kondisi yang ideal, gunung yang menghadang angin membawa awan pergi, sehingga awan bisa berkumpul dan memberi hujan bagi masyarakat sekitar, sesuai dengan harapan “ angin bertiup selaras hujan turun pada waktunya” 風調雨順.
Sejarah Perkembangan Fengshui
Pada tulisan di atas ditulis sekilas bahwa orang purba memerlukan lokasi yang ideal untuk ditempati. Tapi perlu diingat bahwa peradaban manapun memerlukan spiritualitas dalam kehidupan masyarakatnya. Baik terhadap alam, sesama manusia, terhadap dirinya maupun setelah mati. Dimana hal-hal tersebut membuat manusia membangun konsep spiritualitas mereka. Tentanya masyarakat Tionghoa juga tidak luput dalam membentuk konsep itu dan salah satu aplikasinya adalah fengshui. Karena itu dapat dikatakan bahwa fengshui lahir dan berkembang dari dasar keperluan spiritualitas masyarakat Tionghoa. Dengan asumsi di atas, maka dapat ditangkap gambaran secara umum bahwa hal-hal yang mendasari fengshui antara lain adalah : penyembahan pada alam; penyembahan pada para roh; penyembahan pada angin; penyembahan pada air; penyembahan pada bumi; filsafat; konsep kematian.
Dahulu pada masa dinasti Shang ada istilah qingniao 青鳥dan qingwu 青烏yang berhubungan dengan konsep memilih lokasi yang tepat. Qingwu sebenarnya adalah nama seorang tokoh mitos purba bernama Qing wuzi 青烏子yang dipercaya hidup pada masa kaisar Kuning 黃帝 dan menguasai ilmu dili地理. Dipercaya beliau adalah salah satu sesepuh ilmu fengshui selain Fuxi. Karena itu seringkali disebut ilmu qingwu qingwu 青烏術.
Sedangkan istilah lain dan masih bertahan hingga saat ini adalah kanyu 堪輿. Sima Qian menulis tentang kanyu dalam “catatan sejarah” 史記. Selain Sima Qian, Liu An dalam “Huainan zi” dan Xu Shen di “Shuowen Jiezi” mengulas sedikit tentang kanyu. Dan pengertian tentang kanyu adalah jalan langit dan jalan bumi yang harus harmonis. Istilah-istilah lainnya adalah dili 地理 ( rumusan bumi atau geografi ), zedi 擇地 ( memilih bumi ). Pada umumnya berpendapat bahwa fengshui adalah istilah yang diberikan oleh Guo Pu 郭璞 ( 276-324).
Pada masa dinasti Shang dan Zhou ( 1600-256 BCE ), posisi fengshui yang baik dianggap dekat dengan aliran air. Kemudian ada dua buku klasik yang menjadi dasar konsep fengshui hingga saat ini. Pertama adalah yijing 易經, kedua adalah shangshu 尚書. Yijing menulis tentang konsep dualisme yang berharmonisasi atau yang sering disebut yinyang dan shangshu membahas konsep lima unsur dan kaitannya dengan alam. Pemikiran yinyang kemudian dijabarkan dalam dua diagram. Selain pemikiran yinyang yang mempengaruhi juga konsep delapan arah yang kemudian dijabarkan menjadi 8 diagram atau bagua. Pertama adalah diagram hetu dan ke dua adalah diagram luoshu. Menurut mitos, diagram ini didapat oleh Fuxi saat ia melihat di sungai kuning 黃河 muncul seekor kuda naga yang memberinya diagram hetu. Sedangkan diagram luoshu muncul di punggung kura-kura pada saat Yu 禹 sedang berjuang melawan banjir.
Pada dinasti Qin ( 221-207 BCE ) dan Han ( 202 BCE- 220 CE ), qi 氣 mulai mendapatkan tempat dalam ilmu fengshui ini. Selain qi, dimai 地脉 ( nadi bumi ) juga merupakan hal yang berkembang pada masa itu. Pada masa itu semua yang dianggap menguasai ilmu geomancy ( fengshui ) disebut ahli kanyu 堪輿師 atau wushi巫師. Pada umumnya mereka selain ahli dalam kontur bumi (dili ) juga menguasai astronomi ( tianwen 天文 ). Pada masa itu, fengshui yang berkembang adalah fengshui aliran bentuk dan apa yang dimaksud dengan qi pada masa itu lebih pada pengertian qi yang terkait pada bentuk bukan arah. Salah satu tokoh fengshui pada dinasti Han adalah Xin Yuanping 新垣平 yang hidup pada masa pemerintahan kaisar Han Wendi 漢文帝 ( 202-157 BCE ). Xin mendapatkan kepercayaan dari kaisar Wendi untuk membangun lima kuil dengan menggunakan asas-asas kanyu, dimai, lima unsur, qi. Tapi kemudian Xin dibunuh oleh kaisar Han Wendi, karena dianggap menipu kaisar.
Periode dinasti Jin ( 265-420 ) hingga dinasti Song ( 960-1276 ) lahir banyak tokoh-tokoh dan guru besar dalam ilmu fengshui. Selain itu juga lahir konsep-konsep fengshui yang tidak diketahui siapa yang membuatnya. Antara lain adalah :
- Guan Lu 管輅 ( 209-256 ) adalah seorang tokoh fengshui yang luar biasa. Legenda-legenda yang menceritakan kehebatannya dalam ilmu xiang, ming dan bu amat banyak. Bahkan dalam “roman tiga negara” menceritakan kehebatannya dalam ilmu ramal. Dasar pemikirannya yang menggunakan perubahan yinyang mengamati qi untuk posisi yang baik atau buruk ( 陰陽望氣 ) , mencari ( lokasi ) naga ( untuk kemakmuran atau kehancuran ) ( 尋龍 ) ini menjadi dasar untuk teknik pencarian posisi baik terutama untuk penguburan. Yang menarik dari Guan Lu adalah beliau mengutamakan masalah-masalah moralitas yang menurutnya lebih berguna untuk menuntun manusia menjadi lebih baik lagi daripada sekedar ilmu-ilmu peramalan. Salah satu ujaran yang sering diulang berkali-kali adalah “Setia, adil, berbakti dan dapat di percaya adalah akar dari manusia. Tidak boleh menipis dalam hati manusia”. Keberaniannya menegakkan keadilan melalui ilmu yang dimilikinya juga sering dilakukan. Salah satunya adalah membongkar pembunuhan yang dilakukan oleh tiga bersaudara dan menyadarkan mereka.
- Guo Pu 郭璞( 276-324). Menggunakan teknik perubahan yinyang mengamati qi untuk lokasi yang baik, seperti Guan Lu. Guo Pu menuliskan dalil-dalilnya dalam kitab berjudul Zang Shu 葬書. Dalilnya yang pertama adalah dalil tentang qi hidup ( shengqi 生氣 ). Qi hidup berarti kejayaan dan kemajuan. Shengqi ini yang menjadi dalil utama untuk yangzai ( fengshui untuk manusia ) dan yinzai ( fengshui untuk penguburan ). Kedua adalah “menyimpan angin mendapatkan air”. Ketiga “kontur bumi menyimpan qi”, maksudnya adalah qi bergerak di bumi dan mengikuti kontur. Bentuk tanah itulah bentuk qi dan karena itulah mahluk lahir. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa letak geografis dan juga bentuk-bentuk tanah itu yang membuat mahluk lahir dan hidup, tapi tidak selalu bisa sama. Sebagai ilustrasi, tumbuhan sub tropis sulit tumbuh di negara tropis. Karena ada syarat-syarat yang terkait. Ke empat adalah teori arah yang dikaitkan dengan empat forsa ( 四象 ). Dan ini menjadi model dalam fengshui. Kelima adalah kaitan antara yang meninggal dengan yang hidup. Jika yang meninggal dikuburkan pada posisi shengqi maka keturunan bisa berjaya.
- Yang Junsong 楊筠松 ( 834-900 ) adalah guru besar dari fengshui aliran bentuk. Julukannya adalah “Yang penolong kaum miskin”. Julukan ini didapat karena beliau lebih suka menolong orang miskin melalui ilmunya. Dalil-dalil dari Yang Junsong itu lebih ditujukan untuk yinzhai walau demikian dapat juga digunakan pada walau demikian dapat juga digunakan pada yangzhai.
- Lai Wenjun 賴文俊 ( 1101-? ). Dikenal dengan nama lain Lai Buyi 賴布衣. Guru besar aliran qi. Berkembang di daerah selatan terutama Fujian.
Dari tulisan di atas, kita bisa melihat bahwa perkembangan fengshui itu hingga pada dinasti Song menjadi dua aliran besar.Yaitu aliran bentuk dan aliran qi. Di masa itu juga lahir tokoh-tokoh besar seperti Yuan Tiangang 袁天罡. Yuan Tiangang bersama Li Chunfeng 李淳風 menulis buku ramalan “diagram memijit punggung” 推背圖 yang sejajar dengan ramalan Nostradamus. Buku-buku yang memberi pengaruh juga banyak. Antara lain adalah “Kitab rumah dari kaisar Kuning” 黃帝宅經, selain itu banyak kitab tentang fengshui yang ada dalam kanon Dao 道藏.
Pada periode dinasti Ming dan Qing ( 1644-1911 ) ada beberapa tokoh yang juga memberikan sumbangan pada perkembangan fengshui. Antara lain adalah Wang Junrong 王君榮 dan kitabnya yang terkenal yangzhai shishu 陽宅十書. Tokoh lainnya adalah Jiang Dahong 將大鴻 yang membuat pembagian waktu menjadi 3 bagian ( 三元說法) dan menerbangkan bintang 玄空飞星.
KOMPAS dan TALISMAN
Pada jaman periode peperangan antar negara, orang Tionghoa sudah menggunakan batu magnet alam untuk menunjukkan arah. Alat itu disebut sinan 司南 atau penunjuk arah selatan. Pada masa itu hingga dinasti Han, pembagian ruang dalam kompas adalah kotak. Digunakan untuk melihat pernikahan, produksi, arah yang baik, penguburan, saat yang baik dan lain-lain[21]. Sejarah mencatat bahwa kompas pertama kali digunakan untuk fengshui adalah pada masa dinasti Song. Pemakaian kompas khusus untuk menentukan arah baik itu menjadi suatu pemicu perkembangan fengshui sehingga menjadi timbul aliran baru, yaitu aliran qi. Kesamaan yang digunakan pada masa dinasti Han dan Song adalah konsep 24 arah, 4 arah utama dalam bagua ( qian kun xun gen )[22]. Perbedaannya adalah lingkaran dan kotak dalam membagi ruang dalam papan itu. Pada masa dinasti Song hingga Qing, sebutan untuk kompas fengshui beragam. Antara lain sebutannya adalah : panzhen盤針; tipan地盤; tianpan天盤; shui luo水羅; jing pan 經盤; weipan 微盤 dan lain-lain. Sekarang ini sebutannya seragam, yaitu luopan 羅盤. Sekarang ini ada 3 jenis luopan yang beredar. Sanyuan 三元dan sanhe 三和 dan gabungan dari keduanya. Yang membedakan sanyuan dan sanhe adalah jumlah lingkaran gunung. Sanyuan hanya 1 sedangkan sanhe ada tiga.
Selain penggunaan kompas, talisman atau sering dikenal dengan sebutan hu ( fu 符 ) juga dipakai dalam fengshui. Salah dasar pemakaian talisman itu tidak lepas dari konsep kepercayaan purba dalam hal tolak bala. Salah satu fungsi fengshui adalah menolak bala, mengubah hal buruk menjadi baik. Karena itu fengshui juga mengenal talisman dan penggunaan talisman bisa karena kemampuan ekonomi si pemilik rumah lemah; tidak bisa diatasi dengan hanya menambah atau mengubah bangunan; penempatan benda-benda tidak memberi hasil dan sebagainya. Salah satu cara yang paling umum adalah menempatkan pilar batu bertuliskan taishan shigandang 泰山石敢當 dengan ukuran tertentu. Bisa juga dengan membuat talisman yang bertujuan tertentu, misalnya keluarga yang tidak akur bisa menggunakan talisman. Penggunaan talisman semakin meluas seiring dengan berkembangnya fengshui aliran qi. Dan talisman itu mengandung symbol-simbol Buddhisme, Taoisme.
Manusia dan tempat tinggal
Dalam kitab “Kaisar Kuning membahas rumah” 黃帝宅經 dituliskan bahwa “rumah tinggal ( tempat manusia tinggal ) adalah amat penting, karena rumah manusia bisa aman, karena rumah bisa berdiri, karena rumah bisa exist. Manusia dengan rumah saling berkait, saling berinteraksi. Baik buruknya rumah bukan ditentukan oleh takdir tapi karena hasil manusia memilih.” Kitab tersebut tidak hanya membatasi apa yang disebut tinggal itu hanya dalam rumah saja tapi juga desa, kota bahkan negara itu adalah wilayah yang ditinggali. Dengan kata lain, manusia ini menghuni di dalam satu ruang besar yaitu bumi. Bumi terbagi-bagi menjadi berbagai bagian-bagian dan manusia menghuni bagian-bagian kecil itu. Penataan rumah artinya menata mikro kosmos sedangkan penataan kota bahkan negara adalah menata satu kosmos yang lebih besar lagi.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka fengshui juga digunakan untuk menata kota untuk membangun keharmonisan bahkan bisa sampai menuju kemakmuran. Salah satu konsep yang penting adalah transportasi baik darat maupun air yang harus dipikirkan secara matang dalam menata kota. Salah satu pemikirannya yang juga penting dipikirkan pada masa sekarang ini dan mungkin bisa dikembangkan lagi adalah pemikiran “transportasi darat dan air harus bertemu”. Ini berarti fengshui tata kota memikirkan aspek transportasi sebagai salah satu cara mengembangkan perekonomian.
Tentunya tidak hanya hal tersebut yang menjadi acuan, masih banyak aspek lainnya. Seperti nadi naga yang harus dirawat dengan baik. Contohnya adalah kota Shanghai yang salah satu tiang jalan layangnya dibalut dengan tiang sembilan naga. Walau dibantah oleh pihak berwenang tapi legenda masyarakat bahwa tiang itu dibuat karena adanya nadi naga dan dibuat atas anjuran kepala biara dari vihara Longhua. Contoh lain adalah kota Singapore yang konon ditata menurut anjuran master Weng. Konon aspek fengshui yang digunakan antara lain adalah : uang koin S$1 yang berbentuk bagua dan merlion yang selalu menyemburkan air dan diarahkan menghadap ke timur.
Jika cerita-cerita di atas benar, maka fengshui bertujuan membangun masyarakat yang tertib, adil, makmur dan aman. Bukan bertujuan untuk kepentingan pribadi. Shangyang 商鞅( 395-338 BCE ) mengatakan “Nafsu keinginan manusia amat banyak. Jika dikumpulkan hanya dua, yaitu : profit dan reputasi( kekuasaan ).” Penulis jadi teringat saat bertemu dengan prof. Luo Shangxian 羅尚賢 dan mengikuti seminarnya di Singapore pada tahun 2006. Saat sesi tanya jawab, ada orang yang meminta petunjuk dan saran untuk menata fengshui rumahnya. Saat itu prof. Luo bertanya,” Apa engkau ada masalah dalam pekerjaan ? Rumah tangga ? Ekonomi ? Keluarga ? “. “Tidak”, jawab sipenanya. “Jadi untuk apa ditata fengshuinya lagi ?” tanya prof.Luo. “Agar bisa lebih makmur dan lebih kaya lagi,” jawab penanya. “Saya tidak mau menata fengshui hanya karena orang ingin lebih kaya atau makmur lagi, karena itu artinya saya sedang menanam karma buruk agar manusia menjadi lebih tamak lagi,” jawab prof. Luo. Kemudian ia berkata lagi,”Manusia harus bisa setia, bakti, adil, memegang janji, welas asih. Dengan begitu fengshui buruk juga menjadi baik. Saya digaji oleh negara dan ilmu saya itu saya berikan pada negara demi kepentingan manusia. Bukan demi keuntungan ataupun nama pribadi.” Jawaban itu membuat penulis menjadi sadar apa sebenarnya hakekat fengshui.
Kesimpulan
Metode fengshui yang mengutamakan bentuk gunung dan aliran air merupakan suatu konsep masyarakat purba untuk mendapatkan lokasi yang baik, dan konsep itu melekat hingga hari ini, dengan melihat bentuk bangunan dan juga jalan raya sebagai sarana transportasi. Sungguh amat disayangkan jika metode melihat gunung dan air itu direduksi dengan cara hanya melihat tahun kelahiran dan dikaitkan dengan arah hadap dan membagi rumah berdasarkan papan luoshu tanpa melihat lingkungan sekitarnya.
Fengshui berkembang dari jaman ke jaman dengan tujuan membangun hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam sekitar juga membangun dasar-dasar kehidupan yang baik. Membangun hal-hal itu tidak bisa melepaskan unsur-unsur moral sebagai dasar yang membentuk diri. Manusia memang selalu berjuang melawan alam demi kebaikan dirinya tapi perjuangan itu harus dengan mengharmoniskan diri dengan alam, bukan merusak alam. Para sesepuh fengshui seperti Guan Lu, Yang Junsong yang mengutamakan moralitas dan tidak mencari keuntungan materi itu adalah hal yang patut ditiru. Karena fengshui sebagai bagian dari lima ilmu adalah bertujuan mencapai DAO ( kesempurnaan ). Dengan kata lain, fengshui bertujuan memajukan umat manusia bukan mengejar kepentingan segelintir saja.
Daftar Pustaka :
Bagus, Loren Kamus Filsafat. September 2005. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama
Guo Pu 郭璞, Zang Shu 葬書 ( Buku Penguburan )
Huangdi Zhaijing 黃帝宅經
Li Fei 李非 ed. Dili Wujue 地理五訣Lima Rumus Dili .November 1994. Zhengzhou 鄭州 : Zhongzhou publisher 中州古籍出版社.
Qi Liang 啟良. Zhongguo Wenmingshi中國文明史 ( Sejarah Peradaban Tiongkok ). 2000.
Guangzhou: Hua Cheng publisher 花城出版社
[1] Sebagian beranggapan bahwa fengshui adalah membicarakan kuburan, hal ini disebabkan karena istilah fengshui pertama kali digunakan oleh Guo Pu dalam bukunya “Kitab Penguburan” 葬書.
[2] Lima ilmu 五术 adalah ilmu-ilmu Tiongkok yang bertujuan mengatasi masalah manusia. Salah satunya adalah xiang 相 atau ilmu bentuk, dan fengshui adalah bagian dari xiang ini. Karena itu fengshui sering disebut xiang zhai 相宅 ( ilmu bentuk rumah).
[3] Pandangan itu terkait dengan “bentuk” 形 menghasilkan qi 氣. Dan manusia memerlukan qi bumi 地氣 yang terkait dengan makanan dan makanan itu adalah hasil dari di qi 地氣. Selain itu dalam fengshui, tempat manusia lahir dan tumbuh berkembang itu memiliki kaitan qi bumi. Hasil diskusi dengan Hong Baijian daozhang 洪百堅道長 beberapa tahun yang lalu di Singapore.
[4] Guo Pu 郭璞, Zang Shu 葬書 ( Buku Penguburan )
[5] Lorens Bagus, Kamus Filsafat, hal.658, September 2005, Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama
[6] Qi Liang 啟良, Zhongguo Wenmingshi中國文明史 ( Sejarah Peradaban Tiongkok ), jilid 1 hal.36, 2000, Guangzhou: Hua Cheng publisher 花城出版社
[7] Qi Liang 啟良,Zhongguo Wenmingshi中國文明史 ( Sejarah Peradaban Tiongkok ), jilid 1 hal.36,cetakan ke 4, 2000, Guangzhou: Hua Cheng publisher 花城出版社
[8] Mengenai Sui Ren,Nv Wa dan para tokoh-tokoh purba ini sudah menjadi pengetahuan umum bagi banyak orang Tiongkok, terutama yang pernah belajar yang menyangkut masa prasejarah.
[9] Kaisar Kuning adalah bapak bangsa Tionghoa yang disebut peletak peradaban Tiongkok dengan penemuan tulisan yang dibuat oleh Cang Jie 倉頡, salah satu mentrinya.
[10] Biasanya daoshi ( pendeta Tao yang memiliki garis silsilah ) diwajibkan mempelajari dasar lima ilmu dan nantinya akan memfokuskan pelajarannya pada salah satu atau lebih bidang ilmu. Seorang Daoist master umumnya menguasai kesemuanya.
[11] Pengertian meditasi Taoism agak berbeda dengan meditasi Buddhism, dimana meditasi Taoism terkait dengan qi 氣 yang bertujuan menjaga yuanqi 元氣 ( qi asali ) atau qi炁 ( karakter qi asali dalam Taoism ditulis seperti itu, kadang juga dikaitkan dengan Qi alam semesta yang asali, tidak tercemar ) tidak terkuras dengan cepat. Tujuannya adalah kesehatan dan akhirnya adalah pencerahan 得道.
[12] Shi er 食餌 adalah pola makan yang sehat dengan tujuan menghindari penyakit.
[13] Ming saya artikan adalah perjalanan hidup, tidak diartikan sebagai takdir, karena dalam ilmu ming, yang dihitung adalah keselarasan perjalanan hidup seseorang dari balita hingga akhir hayatnya dengan lima unsur.
[14]Yuzhang adalah ilmu palmistry ( ilmu ramal garis tangan ) dan jinmian adalah ilmu fisiognomi (ilmu ramal wajah ).
[15] Konsep ini disampaikan oleh Luo Jinghe.
[16] Harap jangan dikacaukan dengan dalil gunung air dalam chinese painting.
[17] 4 binatang suci, empat arah, empat forsa alam. Sering pula dihubungkan dengan 4 rasi bintang.
[18] Dili adalah sebutan lain untuk fengshui.
[19] Li Fei 李非 ed. , Dili Wujue 地理五訣Lima Rumus Dili , hal.3, November 1994, Zhengzhou 鄭州 : Zhongzhou publisher 中州古籍出版社.
[20] Nadi atau 脈 dalam pengertian ini adalah untuk qi.
[21] Sinan menggunakan batu magnet alam sedangkan liurenshipan 六壬式盤 tidak menggunakan magnet. Tapi konsep-konsep pembagiannya digunakan pada kompas fengshui ( luopan 羅盤 ).
[22] Xiantian bagua dibagi menjadi dua bagian, yaitu siwei 四維 dan siyu 四隅. Siwei adalah arah timur laut 艮, tenggara 巽, barat daya 坤, barat laut 乾.