Budaya-Tionghoa.Net | Sebenarnya saya amat sangat malas menuliskan tentang kosmologi Tiongkok dan kaitannya dalam banyak hal, seperti misalnya berkaitan dengan pembuatan mandala atau altar, sistem penghitungan nasib, pengobatan Tiongkok, sistem ilmu bentuk, kesehatan, filsafat, agama, kebudayaan, festival, bahkan dalam prinsip chinese mediumship serta divination, pembuatan fu ( cat: kertas jimat ) juga tidak akan luput dari hal ini, dan masih banyak hal lainnya yang dipengaruhi oleh kosmologi Tiongkok ini.
|
Kosmologi Tiongkok dapat dijabarkan dari angka 0 sampai dengan 9, dimana kemudian dari penjabaran angka-angka itu berkembang menjadi dasar dalam melihat alam semesta yang lebih luas lagi, seperti unsur ruang dan waktu dalam ganzhi, 28 xingxiu, 36 langit, 72 bumi dan sebagainya. Prinsip ini dijabarkan tidak dalam waktu singkat, melainkan melalui proses ribuan tahun, mempengaruhi pula aliran filsafat Tiongkok seperti aliran Bingjia, Fajia, Yin Yang jia dan lain-lain. Termasuk dalam kita bersikap sehari-hari juga tidak akan luput dari penjabaran hal-hal ini. Yang mana penjabaran dari para leluhur kita itu membawakan suatu perubahan besar pada peradaban Eropa, terutama ketika orang Eropa membawa kitab-kitab itu dan menterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Perancis dan Jerman.
Jadi suatu agama dari yang lahir dan tumbuh berkembang atau juga masuk dan berkembang di Tiongkok tidak akan luput dari pengaruh ini. Pengertian kosmologi ini yang sebenarnya diajarkan melalui simbol dan ditata di meja altar. Ruist dan Taoist serta Buddha Mahayana Tiongkok pada saat menata altar, tanpa disadari sudah diajarkan konsep kosmologi Tiongkok ini, dan itu disebut pengajaran tanpa kata.
Kita mulai dari :
Wuji atau 0
Taiji atau 1
Liang Yi atau 2
San Cai atau 3
Sixiang atau 4
Wuxing atau 5
Liu He atau 6
Qici atau 7
Bagua atau 8
Jiu Gong atau 9
Penataan altar walau tidak meliputi semuanya tapi pada dasarnya meliputi Taiji, LiangYi, San Cai, Sixiang dan Wuxing. Terkadang sampai pada Liu He atau Jiu Gong. Dimoment tertentu digunakan konsep ruang dan waktu yaitu tiangan dan dizhi yaitu 10 dan 12. 10 makanan kering dan 12 makanan manis merupakan lambang dari ruang dan waktu.
Jadi adalah salah jika beranggapan altar dan persembahan adalah untuk para dewa. Misalnya buah, yang sebenarnya harus 5 macam warna buah, sebenarnya buah itu bukanlah persembahan untuk para dewa tapi melambangkan 5 unsur. Penyajian teh dan arak atau terkadang air putih dan air teh adalah perlambang dari Yin Yang itu sendiri.
Kiri dalam filsafat Tiongkok artinya adalah YANG dan bersifat kebajikan, jadi dengan menancapkan dupa dengan tangan kiri di hiolo atau pendupaan yang memiliki makna bumi, artinya kita menancapkan kebajikan di bumi ini dan asap wanginya yang melambangkan kebajikan akan meliputi langit dan bumi. Kiri tubuh dalam Chinese medicine juga merupakan unsur Yang, para praktisi Qi aliran neidan juga akan bisa merasakan perbedaan suhu tubuh, serta mengalirkan 2 jenis Qi melalui 2 bagian tubuh. Yu zhang ( cat: sekarang disebut shou xiang ) atau palmistry Tiongkok mengenal prinsip pria kiri dan wanita kanan. Dalam kosmologi arah, kiri adalah qing long atau lambang kehidupan. Atau ilmu lima petir yang digunakan oleh aliran Shen Xiao dan semua aliran lainnya mengandung konsep 5 unsur.
Contoh lain adalah konsep san cai dan jiugong dalam pembuatan fu, jelas ada pengaruhnya, walau tidak semua fu memiliki kateristik yang saya sebutkan tapi secara umum 90 % fu yang kita lihat memiliki hal itu.Hal lainnya adalah bentuk bangunan kelenteng yang memiliki konsep-konsep filsafat, dari asas keseimbangan dalam aula hingga konsep-konsep struktur bangunan dan posisi-posisinya.
Sedikit penjelasan ini semoga membuka wawasan dan ritual orang Tionghoa bukanlah sekedar ritual untuk para dewa yang hanya pakai kata niat dan ketulusan serta tidak memahami arti tangan kiri, jadi mentertawakan.
Tambahan (dari Ivan Taniputera)
Sekedar menambahkan. Sebenarnya kosmologi Tiongkok itu luar biasa, karena melambangkan aspek2 hukum alam. Sebagai contoh adalah Wuji. Itu melambangkan pemampatan alam semesta sebelum terjadinya Bigbang. Saat kondisi ini, ruang dan waktu menjadi benar2 kehilangan eksistensinya. Bisa dibilang “tidak ada apa-apa,” tetapi bukannya nihil. Setelah itu lahirlah apa yang disebut forsa tunggal. Ini mungkin yang dapat disebut Taiji. Darinya lahir empat forsa, yakni Gravitasi, Elektromagnetik, forsa kuat, dan forsa lemah. Kekuatan positif dan negatif ini yang identik dengan liangyi. Setiap partikel dalam kuantum pasti ada “lawannya.” Pada tiap subkulit terluar maksimal ada 8 elektron dengan pengecualian hidrogen yang 1 elektron. Ini identik dengan Bagua.
Budaya-Tionghoa.Net |Mailing-List Budaya Tionghua