Budaya-Tionghoa.Net | Ada sebuah kisah mengenai seorang “pasien” mencari seorang “tabib” atau “shinse” , spesialist bagian Internist untuk mengobati penyakit kronis ygdideritanya selama 32 tahun dan sampai sekarang tidak pernah sembuh-sembuh. Penyakitnya sangatlah parah sekali maka dia sangat kebingungan mencari kesana dan kemari demi kebaikan penyakit yang dideritanya.
Menurut hasil diagnosis si “pasien” mengidap penyakit :
Pertama , kronisnya penyakit “Hati dan Nurani” di “tubuhnya” mengakibatkan dirinya membaba bibi bubutata. Kedua , penyakit menular yang dideritanya itu sudah menjalar ke daerah paru-paru dan menularkannya kepada siapapun juga termasuk si “Tabib/Shinse” mencoba2 mengobatinya bisa2 ketularan Penyakit “KKN”.
Ketiga , banyaknya darah putih di didalam tubuh mengakibatkan kehancuran “mentalitas” jiwa raga. Keempat Sering terserang “stroke” disebabkan oleh gangguan jiwa yang mengganggu kelancaran darah “reformasi” menuju “demokrasi”.
Kelima , pengamputasian yang salah kaprah dan kelumpuhan di “tubuh” mengakibatkan pincangnya “Hukum”. Keenam , gara-gara ” Imunisasi” di dalam “tubuh” lemah maka Virus yang selalu mengganggu “jiwa” menimbulkan penyakit “Undang-undang Diskriminasi” dan menyuburkan bibit penyakit “SARA”.
Gara-gara tidak sakit makan obat, yang dianggap Vitamin biasa, akibatnya membuat demam “BAM BIM BOM” muncul dimana2. “Jantung” yang tidak sehat selama ini mengakibatkan terganggunya kelancaran darah “Ekonomi”. Terakhir , terjadi gangguan kelancaran “keamanan” darah mengakibatkan sendi-sendi “investasi” jadi tidak sehat.
Penyakit-penyakit ini di-diagnosis sedemikian lamanya namun sampai sekarang banyak “tabib” atau “sinshe” malahan terjangkit penyakit yang sama disebabkan oleh penularanya yang sangat cepat dan efektif sekali.
Maka itulah kita membutuhkan secepatnya seorang “tabib” atau “sinshe” . Specialis bagian internist yang sudah diketahui kualitasnya di dalam melaksanakan pengobatan-pengobatan terhadap ” penyakit” yang gampang menular kepada siapa saja yang ingin mencoba mengobatinya.
Untuk tidak salah pilih maka lebih baik kita selalu berhati-hati di dlm memilihnya, sebab ada dua hal yang perlu kita perhatikan yaitu “tabib” atau “sinshe” artifisial dan “Penyakit gampang menular” yang menjadi kombinasi yang mematikan.
“Tabib/Shinse” yang artifisial ini dengan memiliki segala macam “atributnya” yang kelihatannya hebat-hebat dan kelihatannya dapat dipercaya dengan segala macam propaganda-propaganda yang memiliki “kharisma”.
Yang menyesatkan dan misleading terhadap keinginan kita mencari “Tabib/Shinse” yang mampu mengobati penyakit si “pasien” . Banyaknya yang berijazah palsu atau asli namun kwalitasnya rendah dan kemampuannya hanya sebatas betis “Kepentingan pribadi dan kelompok” saja,telah menghancurkan sendi-sendi kesehatan “reformasi”.
Sayangnya dari sekian “tabib” atau “sinshe” hanya ada dua atau tiga orang yang memiliki kemampuan untuk mengobati penyakit menular tersebut , dan juga ada sinyalemen bahwa mereka-meraka inipun bisa terjangkit penyakit yang sama dalam proses “pengobatan” itu. Sebab penularan penyakit ini tidak kelihatan dalam waktu singkat tetapi kenyataanya –tahu-tahu– mereka telah ketularan penyakit itu.
Maka itulah penyakit ini sulit sekali disembuhkan tanpa adanya “komitmen” dari si “tabib” atau “sinshe”.
Kwalitas seorg “tabib” atau “sinshe” yang asli dan baik,tidak bisa ditinjau dari fisiknya, yang mungkin tidak sempurna.
Namun yang perlu diperhatikan adalah kemampuan dan keinginannya untuk menolong memberantas “penyakit menular yang komplikasi” ini yang sudah mencapai titik poin yang sangat berbahaya.
Penglihatan dan Penilaian kita thd figur si “tabib” atau “sinshe” itu bisa menipu diri kita sendiri karena selama mata memandang dan “kelihatannya” figur si doi tidak bisa diandalkanhanya karena fisiknya yang tidak memuaskan diri kita masing-masing , akan tapi dalam kenyataannya belum tentu, bukan ?
“Ah sepertinya tidak mungkin deh si A ini memiliki kemampuan untuk mengobati penyakit si pasien tersebut? Dan di samping itu kelihatannya ; mana mungkin sih si doi adalah “tabib” atau “sinshe”yang kita cari selama ini dan melihat figur itu yang tidak meyakinkan.
Masa dengan fisik seperti itu mana mungkin menjadi “tabib” atau “sinshe”, kalau dia bisa kenapa dia tidak mampu mengobati dan menolong dirinya sendiri.”
Kira-kira begitulah yang ada di benak masyarakat pada saat-saat ini didalam mencari solusi untuk mengobati penyakit menular yang sangat berbahaya sekali.
Yang mereka cari adalah sebuah “figur”, yang hanya bisa dilihat dari luar saja dan sayangnya tidak mampu melihat di dalamnya meyakinkan dirinya masing-masing. Berapa kali kita tertipu oleh penglihatan dan penilaian yang serampangan dan akibatnya kita juga yang bakalan terserempet bahaya dikarenakan salah pilih.
Jika kita salah pilih maka ini bakalan jadi bumerang dan menyesalpun tak ada gunanya. Kenapa kita tidak melihatnya dan mencarinya dengan bertanya kepada diri kita masing-masing sambil meramkan mata dan berdoa.
Carilah resiko sekecil mungkin di dalam memilih dan memilah si “tabib” atau “sinshe” itu dan dengan mengecek latar belakang “mereka” dan “profile” yang dimilikinya.
Setidaknya kita memiliki gambaran yang lebih positif, tapi egosentrik dan favoritsm tidak boleh ikut campur dalam pemilihan ini. Maka hasilnyapun akan lebih bagus, bukan ? Kita mencari bukan untuk diri kita sendiri tapi untuk keseluruhan kesembuhan dari penyakit itu. Setelah itu barulah kita bisa memetik hasil yg positif.
Kita tentu sudah lelah sekali mencari seorang “tabib” atau “sinshe” yang berkwalitas tinggi dan dengan keinginan untuk menolong sesamanya bebas dari penyakit tersebut. Kita perlu sekali memilih si “tabib” atau “sinshe””, yang mungkin tidak cocok dan sempurna di mata disebabkan oleh “figurnya”,tapi belum tentu salah pilih. Jika pilihan kita salah, dengan resikonya seminim mungkin, itupun tidak apa-apa setelah melakukan cek dan recek.
Penglihatan bisa menipu tapi kemampuan dan sepak terjang serta ditambah dgn keinginan untuk menolong tidak bisa mengelabui siapapun juga. Jadi figur seorang “tabib” atau “sinshe” yang mungkin tidak sempurna, tetapi mampu dalam melaksanakan tugas “sucinya” itu.
Banyak sekali “tabib” atau “sinshe” palsu, dengan segala macam iming palsu. Yang bakalan memakai segala macam cara yang sangat menggiurkan untuk dipilih menjadi “tabib” atau “sinshe” itu, yang bakalan –ujung-ujungnya–“si pasien” itu tidak sehat malahan bertambah parah karena salah cara pengobatannya.
Tidak cukupkah kesengsaraan si “pasien” itu menjalani kesengsarannya di ranjang rumah sakit?
Hampir seumur hidupnya hidup seperti di penjara. Makanpun tidak enak rasanya sebab kebebasan telah direnggut, kenestapaan telah menjadi momok di tubuhnya.
Dan “hidupnya” selalu berhadapan dengan segala macam bentuk kesewenang-sewenangan, penindasan, ketakutan yang luar biasa yang selalu menghantui hidup dan kehidupan si “pasien” tersebut . Inikah yang diinginkan oleh kita semuanya?
Pilihlah “tabib” atau “sinshe” yang betul-betul mampu menolong si “pasien” itu berarti menolong diri kita sendiri, sebab kita bakalan berhadapan dengan problem yang sama jika kita salah pilih.
Janganlah kita menyia-nyiakan kesempatan yang ada karena jika salah pilih akibatnya cukup fatal. Kita sdh ada banyak gambaran-gambaran yang positif maupun negatif mengenai “figur” calon “tabib” atau “sinshe”.
Sudah saatnya bagi “mereka” yang mendambakan suatu kemajuan di didalam tubuh si “pasien” itu yang tentu saja mengharapkan uluran tangan dari para dermawan, budiman dan budiwati yang mengerti apa itu artinya “Kelancaran di segala bidang” , tanpa adanya suatu sistem yang mengintimidasi. Marilah kita sama-sama memilih si “tabib” atau “sinshe” yang sama untuk memenangkan pertandingan ini.
Bisa kita bayangkan betapa mengerikan sekali jika pada akhir dari hasil pemilihan tersebut dimenangkan oleh “tabib” atau “sinshe” yang sama sekali tidak cocok dengan tugas serta kewajibannya.
Kita sangat membutuhkan perubahan-perubahan yang positif terhadap penyakit si “pasien” itu. Kita tentu masih ingat mengenai cita-cita dan angan-angan kita ingin memiliki seorang yang berfigur sama seperti apa yang kita bayangkan dan inginkan. Nah sekarang pergunakanlah itu, kesampingan persoalan kita dan prioritaskan suara-suara kita yang mungkin cukup besar,yang diperlukan olehnya untuk mengatasi lawan2nya.
Resiko dari salah pilih adalah dikembalikannya segala peraturan atau perundang-undanganyang dicabut, yang “dianggap” tidak sesuai dengan UUD45. Dan dilarangnya segala macam perayaan-perayaan dan termasuk agama-agama yang dilarang. Bahasa yang tidak sesuai yang perlu dikembalikan seperti yang dulu lagi. Juga Isme-isme yang dianggap sesat langsung disingkirkan, dianggap tidak cocok dengan “peraturan2” yg ada.
Keadaan sekarang sudah membaik jadi janganlah sampai salah pilih dan mudah2an saja usul ini dapat dipertimbangkan dengan hati yang lebih bersukur lagi.
Janganlah menganggap usulan ini hanyalah banyolan saja atau “lip service” melainkan “wake up call” untuk seluruh masyarakat yang ingin keadaan sekarang tetap sama dan untuk masa yang akan datang lebih baik dari sekarang.
Kekhawatiran banyak orang perihal masalah ini sudah barang tentu perlu diperhatikan dan dilaksanakan sesua dengan apa adanya. Memberikan mereka kesempatan sama saja dengan memberikan seutas tali utk menggantung diri.
Hampir sama sekali tidak ada yang menyadari bahwa kesempatan ini juga untuk mengalahkan mereka yang hanya memikirkan isi perutnya saja. Jika mereka menang maka tak dapat lagi dibayangkan hal-hal yang lebih buruk bakalan bermunculan disana sini.
Terutama kebebasan di dalam mengutarakan pendapat, internet bakalan disensor, sekolah bakalan dirubah lagi,dll dll dll. Akhirnya kembali seperti dulu.
Maka si “pasien ” ini dengan sukses menyebarkan segala macam racun-racun, pembalasan-pembalasan ,KKN lebih menggila lagi, bagi mereka yang kena masalah terutama mereka yang ada sangkut pautnya dengan nama pejabat akan dibebaskan dan kejahatan manusia bakalan meningkat. Ini hanya gambaran mikro saja.
Mereka sekarang-sekarang ini sudah siap berperang dengan segala macam daya upaya yang dimilikinya utk menang dalam pertandingan ini. Mereka bakalan mempergunakan seluruh kemampuanya demi masa depan, yang tentu saja mereka tidak ingin diganggu gugat dan dikejar-kejar oleh Hukum.
Pertandingan ini bakalan seru sekali karena “mereka” telah menyebarkan “webnya” untuk menangkap aspirasi-aspirasi dan nalar sumber yang canggih. Mereka juga tidak bakalan segan-segan untuk merekrut siapa saja yang dianggap menguntungkan posisi dan suara yg bisa mereka dapatkan.
Benny Joe , MBT 1360
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing List Budaya Tionghua