Budaya-Tionghoa.Net| Dalam teori arsitektur diyakini bahwa pada setiap wujud riil selalu memiliki konsep yang menjadi latar belakangnya. Suatu bentuk elemen arsitektur bangunan yang terdapat pada bangunan tradisional, selanjutnya dapat dijadikan indikator adanya nilai budaya masyarakat tertentu yang tersirat didalamnya (socio cultural). Ini ditengarai mengakibatkan elemen bangunan tersebut dapat bertahan dan selalu digunakan berulang sepanjang sejarah. Bahkan; ketika bangunan klenteng tradisional ini didirikan diluar habitat aslinya pun, unsur-unsur serta bentuk yang sama tetap dapat dijumpai.
|
Diketahui juga bahwa seluruh elemen arsitektur klenteng senantiasa berhubungan dengan tradisi masyarakatnya. Tradisi ini umumnya terbentuk oleh budaya masyarakat penggunanya. Unsur-unsur yang membentuk tradisi merupakan ekspresi gabungan dari sikap hidup, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, dan filosofi masyarakat umum. Sebagai contoh, misalnya ajaran etika Confucius sangat dominan dalam kehidupan masyarakat Tionghoa, hal ini tersirat juga pada bangunan tradisional berdenah courtyard; si he yuan 四合院.
Terlihat suatu order hirarki pada ketinggian atap bangunan, bertahap meninggi kearah bagian dalam bangunan. Ini berkenaan dengan penataan ruang (spatial organization) kearah daerah terdalam bangunan diperuntukan khusus bagi warga yang tertua. Demikian juga dengan ketinggian lantai yang bertingkat bertambah tinggi kearah ruang dalam. Merupakan penerapan tata krama kehidupan masyarakat keseharian yang ditransformasikan pada bentuk bangunan courtyard.
Simbolik lain juga diterapkan pada bentuk courtyard dari segi kepercayaan masyarakat Tionghoa tradisional, yang meyakini bahwa semesta alam selalu bergerak dengan pola tertentu sebagai totalitas makrokosmos (daya chi). Untuk memperoleh keharmonisan dengan alam; bangunan dibentuk merupakan microcosmos yang harus selaras; sehingga chi dapat seimbang mengalir didalamnya. Bukaan courtyard kearah langit merupakan penghubung hunian dengan alam diluar.
Denah klenteng umumnya secara garis besar dibentuk berdasarkan falsafah pemikiran Loshu 9 kotak . Pada masa dinasti Qin ( 221 BC – 206 BC) hingga dinasti Han ( 206 BC – 220 AD ) merupakan masa pembentukan penyatuan kekaisaran Tiongkok. Berbarengan juga merupakan masa tergabungnya bermacam arus pemikiran falsafah kuno kedalam budaya Tionghoa: Yin-Yang ( liang yi ), 5 elemen wuxing , aturan bentuk kan yu , dsb.
Gabungan bermacam faham dalam kosmologi budaya Tionghoa ini sangat mempengaruhi teori bangunan berarsitektur Tionghoa. Perkembangan falsafah budaya ini mencapai puncaknya pada masa dinasti Tang唐( AD 618 – 907). Berupa faham kosmologi yang sangat dominan terus berpengaruh sehingga akhir masa bangunan tradisionil.
Tradisi bangunan ini terpelihara dan senantiasa diteruskan dari generasi ke generasi selanjutnya oleh 3 kelompok masyarakat: kelompok terpelajar(cendekiawan; scholar; termasuk peramal), sejarahwan, dan para tukang ahli bangunan.
Pada masa dinasti Han 漢朝; ajaran Lao Zi 老子 dan Zhuang Zi 莊子 mendapat banyak dukungan dari keluarga kerajaan. Sehingga menjadi sangat berpengaruh dalam kebudayaan dan masyarakat, pada masa ini terbentuk pelambangan simbol-simbol falsafah alam yang dapat bertahan sehingga akhir dinasti Chin.
Kosmologi bangunan masa dinasti Han mencakup:
- Konsep kubah langit yang bulat dan bumi segi empat, 天圓地方. Langit yang senantiasa berubah dan bumi yang besifat stabil; tetap.
- Konsep 9 benua di bumi, dan 9 ruang dalam aula cahaya, Ming Tang 明 堂.
Dengan menerapkan penggunaan Luo Shu (tulisan Luo, bagian dari falsafah Yijing ) pada 9 ruangan akan didapat angka simbolik bagi tiap ruang tsb. Ruang yang terletak tepat ditengah-tengah -bersimbol angka 5- merupakan titik pusat penghubung bumi dan langit; axis mundi. Penerapan ruang tengah ini pada bangunan merupakan daerah tianjing 天 井, skywell, sumur langit. Dengan bagian atap terbuka kearah langit diatasnya.
Bentuk denah bangunan dengan courtyard demikian, dinamai si he yuan 四 合 院 . pada bangunan klenteng dapat dijumpai pada 4 klenteng tua di Jawa Barat, Xie Tian Gong; Bandung, Hok Tek Bio; Bogor, Tiauw Kak Sie dan Klenteng Talang di Cirebon.
Gambar 3 Diagram loshu.
* Keharmonisan bangunan hunian dengan alam semesta. Konsep ini menimbulkan faham yang popular sering disebut chi dan fengshui .
Sugiri Kusteja , 57335
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa
Photo Credit : Hotel yang di konversi dari siheyuan di Beijing , by Willem vdh