Budaya-Tionghoa.Net| Confucius (Khung Fu Zi / Khung Zi atau Guru Khung) merupakan seorang Guru Agung, yang mana kumpulan tulisannya telah dikutip secara luas oleh berbagai kalangan sampai kehidupan saat ini.
Salah satu pandangannya yang sangat berarti adalah bahwa segala pengetahuan yang sesungguhnya berarti mengatakan apa yang diketahui bila memang mengetahui, dan mengatakan apa yang tidak diketahui bila memang tidak mengetahui.
Ungkapan lainnya yang sering dijadikan tolak-ukur dan membangun semangat kepercayaan diri dalam menjalani kehidupan ini, adalah nasehatnya yang mengatakan bahwa kita janganlah bersedih hati hanya karena tidak diakui oleh orang lain, tetapi lebih baik tanyakan diri kita sendiri (instropeksi) apakah sudah sepantasnya diakui orang.
Ajaran utama Confucius menekankan cara menjalani kehidupan yang harmonis dengan mengutamakan moralitas atau kebajikan.
Seseorang dilahirkan untuk menjalani hubungan tertentu sehingga setiap orang mempunyai kewajiban tertentu.
Sebagai contoh, kewajiban terhadap negara, kewajiban terhadap orang tua, kewajiban untuk menolong teman, dan suatu kewajiban umum terhadap kehidupan manusia.
Kewajiban-kewajiban tersebut tidaklah sama dimana kewajiban terhadap negara dan orang tua lebih diutamakan daripada kewajiban terhadap teman dan kehidupan manusia.
Sifat-sifat mulia yang diajarkan oleh Confucius bertujuan untuk menciptakan manusia yang berbudi-pekerti luhur yang disebut Budiman (C’un Zi), suatu proses latihan yang meliputi peningkatan kualitas diri secara tetap, dan kemampuan berinteraksi di dalam kehidupan bermasyarakat secara berkelanjutan.
Walaupun Beliau menekankan proses belajar sebagai ‘suatu kepentingan untuk diri sendiri’, dimana pada akhirnya terbentuk pengetahuan diri dan realisasi diri, namun Beliau juga menyatakan bahwa kebanyakan orang akan memperoleh pendidikan sejati secara alami.
Confucius dikenal juga sebagai guru pertama di Tiongkok yang memperjuangkan tersedianya pendidikan bagi semua orang, dan menekankan bahwa pendidikan bukan hanya sebagai suatu kewajiban semata-mata, melainkan suatu cara untuk menjalani kehidupan ini.
Beliau mempercayai bahwa semua orang dapat menarik manfaat dari hasil pengolahan diri dalam belajar. Beliau mengabdikan seluruh hidupnya untuk belajar dan mengajar dengan tujuan meningkatkan dan mengubah kehidupan sosial saat itu.
Confucius juga memperkenalkan suatu program ajaran moralitas atau kebajikan untuk para calon pimpinan negara, membuka peluang belajar bagi semua orang, dan mendefinisikan kegiatan belajar tidak hanya berdasarkan penguasaan pengetahuan semata-mata, tetapi juga membentuk moralitas atau kebajikan seseorang.
Link Lengkap
[1.Biografi Singkat Confucius] [2.Ajaran Confucius] [3.Kitab Confucius] [4.Lima Kitab Klasik] [5.Pelajaran Pokok Dalam Confucianisme] [6. Kapan Manusia Harus Diam ?] [7.Hubungan Sebab Akibat] [8.Tentang Pemerintahan Yang Baik] [9.Hubungan Orangtua & Anak] [10.Hubungan Suami-Istri] [11.Hubungan Saudara] [12. Hubungan Teman] [13.Hubungan Pemimpin Dan Bawahan] [14.Lima Sifat Mulia] [15.Delapan Sifat Mulia] [16.Bakti & Persaudaraan] [17. Kesetiaan , Kesederhanaan & Kesadaran Diri] [18.Manusia Budiman / Junzi] [19.Pengetahuan & Pemerintahan] [20.Kehidupan & Kematian] [21.Perkembangan Ajaran Confucius] [22.Neo-Confucianisme]
RIWAYAT SINGKAT CONFUCIUS
Confucius, bernama kecil Khung Chiu atau Zhong Ni, lahir pada masa pemerintahan Raja Ling dari dinasti Zhou (551 SM) di desa Chang Ping negara bagian Lu (Sekarang Chu-fu, propinsi Shandong).
Secara tradisi dikatakan bahwa Confucius dilahirkan pada hari ke-27 bulan lunar ke-8, tetapi hal tersebut masih dipertanyakan oleh para ahli sejarah. Di kebanyakan negara Asia Timur, kelahiran Confucius diperingati pada tanggal 28 September, dan di Taiwan pada hari tersebut diberlakukan sebagai hari libur nasional atau ‘Hari Guru’.
Ayahnya meninggal dunia pada saat Confucius berusia 3 tahun, dan ibunya menyusul pada waktu Beliau berumur 17 tahun.
Pada usia 15 tahun , Confucius telah mempelajari berbagai buku pelajaran. Menjalani kehidupan berkeluarga pada usia 19 tahun dengan menikahi gadis dari negara bagian Song bernama Yuan Guan. Anak pertama Confucius lahir setahun kemudian dan diberi nama Khung Li.
Sebagai seorang pemuda , Beliau cepat dikenal sebagai seorang yang bijaksana, sopan dan senang belajar. Berbagai pekerjaan pernah dilakukan oleh Confucius, antara lain sebagai kepala pembukuan di lumbung padi, pengawas peternakan, dan mandor bangunan .
Untuk kemudian Confucius sangat mengkonsentrasikan diri dalam mempelajari sejarah (Shu), ungkapan-ungkapan (Shi), tata krama (Li) dan musik (Yue) sebelum diangkat sebagai gubernur distrik tengah Lu oleh Bangsawan Ding.
Beliau melakukan berbagai perjalanan dan pernah menimba ilmu pengetahuan di Ibu Kota Negara , Zhou, dimana Beliau bertemu dan berdiskusi dengan Lau Zi.
Tidak diketahui siapa saja guru dari Confucius, tetapi Beliau senantiasa berusaha untuk menemukan seorang guru yang ahli guna menimba ilmu dari mereka, khususnya dalam bidang tata-krama (Li) dan musik (Yue).
Confucius menguasai enam seni, yaitu tata-krama, musik, memanah, menunggang kuda, menulis huruf indah (kaligrafi) dan ilmu menghitung (aritmatika).
Selain itu Beliau juga menguasai berbagai bentuk tradisi klasik, sejarah dan puisi kebangsaan sehingga menjadikannya seorang pengajar yang tiada bandingnya pada saat Beliau berusia tiga-puluhan.
Dalam memegang pemerintahan , Beliau sangatlah arief dan bijaksana, sehingga selalu mendapatkan promosi jabatan (dari usia 35 tahun sampai 60 tahun) dimana Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Komisaris Polisi untuk menjaga ketertiban dan keamanan serta Menteri Kehakiman.
Sesudah mengundurkan diri dari jabatan pemerintahan, Confucius lebih banyak berdiam di rumah untuk menerbitkan Kitab tentang Puisi (The Book of Poetry / Odes = She Cing), menggubah musik, dan menyusun tata krama kuno termasuk menulis dan menerbitkan Kitab Sejarah Musim Semi dan Gugur (Spring and Autumn Annals = Chuen Chiu).
Confucius juga selalu meluangkan waktu untuk memberi kuliah dan berbagi pengetahuan dengan murid-muridnya. Beliau menerima siapa saja, tanpa memandang miskin atau kaya, semuanya diberikan pelajaran sesuai dengan kemampuan masing-masing, sehingga murid-muridnya mengalami penambahan dalam jumlah yang sangat besar untuk jangka waktu yang relatif pendek.
Dalam usia 67 tahun, Beliau kembali ke tempat kelahirannya untuk mengajar dan mengabadikan karya-karya tradisi klasik dengan cara menulis dan mengolah kembali bentuk karya tersebut.
Confucius meninggal dunia pada tahun 472 SM, bulan ke-4 tahun ke-16 dalam masa pemerintahan bangsawan Ai , dalam usia 73 tahun. Menurut buku ‘Records of the Historian’, dijelaskan bahwa 72 murid Beliau menguasai enam jenis seni, demikian juga terdapat kurang lebih 3000 orang yang mengaku sebagai pengikut Confucius waktu itu.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua
Seri Tulisan Mengenai Confucius ini ditulis oleh Hengki Suryadi secara bersambung
[1.Biografi Singkat Confucius] [2.Ajaran Confucius] [3.Kitab Confucius] [4.Lima Kitab Klasik] [5.Pelajaran Pokok Dalam Confucianisme] [6. Kapan Manusia Harus Diam ?] [7.Hubungan Sebab Akibat] [8.Tentang Pemerintahan Yang Baik] [9.Hubungan Orangtua & Anak] [10.Hubungan Suami-Istri] [11.Hubungan Saudara] [12. Hubungan Teman] [13.Hubungan Pemimpin Dan Bawahan] [14.Lima Sifat Mulia] [15.Delapan Sifat Mulia] [16.Bakti & Persaudaraan] [17. Kesetiaan , Kesederhanaan & Kesadaran Diri] [18.Manusia Budiman / Junzi] [19.Pengetahuan & Pemerintahan] [20.Kehidupan & Kematian] [21.Perkembangan Ajaran Confucius] [22.Neo-Confucianisme]