Film : The Joy Luck Club [1993] – Film Spesial Untuk Wanita Tionghoa

Budaya-Tionghoa.Net| Film drama “The Joy Luck Club” (1993) ini bukanlah karya Oliver Stone . Oliver Stone disini hanya menjabat sebagai produser eksekutif bersama Amy Tan, sang novelis yang karya novelnya diadaptasi menjadi film ini. Filmnya dibintangi Wen Ming Na , Kieu Chinh, Tsai Chin, France Nuyen, Lisa Lu, Tamlyn Tomita, Rosalind Chao, Andrew McCarthy, dll.

Artikel Terkait :

{module [201]}

Sutradaranya adalah, Wayne Wang 王颖, seorang sutradara Tionghua asal Amerika. Sebelumnya Wang telah membuat film-film mengenai imigran Tionghua di Amerika seperti “Dim Sum: A Little of Bit Heart” (1985) , “Dimsum Take Out” (1998) dan “Eat a Bowl of Tea” (1989) dan sempat mengarahkan Jennifer Lopez dalam “Maid in Manhattan” (2002).

Ada pun “The Joy Luck Club” dibuat tahun 1993 yang diadaptasi berdasarkan novel laris karangan Amy Tan. Filmnya tak pernah ditayangkan di bioskop-bioskop Indonesia. Namun laser disc dan vcd originalnya pernah beredar kira-kira sepuluh tahun lalu. Bukunya pun sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, kira-kira pada tahun 1995.

Diceritakan June (diperani Wen Ming-Na ), seorang wanita muda Tionghua -Amerika, yang menggantikan kedudukan ibunya yang baru meninggal, dalam permainan kartu mahjong. Permainan tersebut selalu dimainkan empat orang. Tiga wanita tua yang sudah puluhan tahun memainkannya bareng mendiang ibu June, semuanya berasal dari China Daratan. Mereka kelahiran era feodal sebelum berdirinya Republik Rakyat Tiongkok tahun 1949.

Tentu saja pandangan hidup dan falsafah mereka sangat berbeda dengan June yang tumbuh di alam demokrasi moderen Amerika. Mereka hidup di negeri Tirai Bambu di mana kaum pria mendominir dan kaum wanita nyaris tak punya hak atau suara apa-apa.

Lewat dialog-dialog dengan mereka, digelar kilas-balik (flashback) kisah hidup empat wanita Tionghua di Daratan Tiongkok tempo doeloe, disejajarkan dengan kehidupan empat wanita muda Tionghua -Amerika (keturunan mereka) masa kini. Jadi keseluruhannya terangkai kisah delapan orang wanita (empat ibu, empat anak). Cerita yang indah dan mengesankan mengenai hubungan ibu dan puterinya dari dua generasi dan alam kehidupan yang sangat berbeda namun saling mengasihi.

Terus-terang film ini sepertinya dibuat hanya untuk kaum wanita belaka. Tokoh-tokoh pria tidak penting dan dikesampingkan. Dus merupakan film drama mengharu-biru yang rasanya patut ditonton hanya oleh wanita-wanita Tionghoa umumnya, khususnya kaum imigran Tionghua belaka …

Begitu, Yan

DATA

Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa

Category: Sinematografi

{module [201]}

Leave a Reply Cancel reply