Budaya-Tionghoa.Net | Tan Kah Kee dikenal sebagai Raja Karet di Semenanjung Malaya dan telah menjadi multimiliuner sejak tahun 1920an. Depresi global kemudian menghantam imperium bisnisnya hingga jatuh.Walau demikian dia telah menjadi contoh klasik pengusaha chinese , datang dari kalangan menengah dan menempuh hidup spartan dalam meraih sukses.
Tan Kah Kee (October 21, 1874 – August 12, 1961) berasal dari Xiamen memulai karir bisnisnya sejak usia 16 tahun. Dia dipanggil ayahnya dari kampung halamannya di Xiamen untuk bekerja diperusahaan keluarga yang bergerak dalam perdagangan beras di Singapura. Dia segera diangkat menjadi manajer, dan perusahaan berkembang sebagaimana Tan Kah Kee membuktikan dirinya sebagai manajer yang berdedikasi dan kompeten (Young 1987, p.42). Di tahun 1905 , perusahaan yang ditanganinya jatuh.
Sementara itu Tan Kah Kee merintis usaha impor beras dan pineapple canning. Segera usaha itu membuahkan hasil karena permintaan yang tinggi dari kawasan Eropa. Di tahun 1906 dia memulai usaha rice mill untuk pasar India yang juga segera memberikan keuntungan yang tinggi
Tan Kah Kee juga merintis usaha perkebunan karet. Karet Malaya ini mengalami ledakan permintaan dari Inggris dan harga yang meroket drastis. Tan kemudian menjual asetnya di Singapura dan mengalihkannya untuk investasi lebih banyak pada usaha perkebunan karet , ditambah juga nanas. Komoditas nanas tetap menjadi sumber utama pemasukan dan di tahun 1914 , Tan telah menjadi miliuner.
Pecah Perang Dunia I membawa dampak buruk bagi usahanya. Jalur ekspor nanasnya ke Eropa menjadi terhambat , demikian pula dengan ekspor beras ke India. Tan mulai memilih opsi leasing kapal untuk kepentingan usahanya. Tan juga memulai usaha manufaktur karet , memproduksi sol sepatu , ban untuk sepeda dan kendaraan bertenaga kuda. Keputusan yang berani mengalihkan nanas dan fokus kepada karet membawa keuntungan besar untuk beberapa tahun kedepan.
Tan kembali ke Xiamen selama 3 tahun untuk mengawasi sekolah dan universitas yang dia dirikan disana dan menempatkan saudaranya untuk mengawasi bisnisnya di Singapura. Dipertengahan 1920an , Tan menambah kapasitas produksi karet dengan mendirikan sekitar 10 penggilingan karet di semenanjung Malaya dan juga mendirikan surat kabar terkenal , Nanyang Siang Pau.
Tan membuat kesalahan fatal dengan meminjam dana 3 juta dollar singapura kepada bank untuk usaha karet dan lembaga pendidikannya di Xiamen. Dana sebesar itu sebenarnya mudah dikembalikan dengan aset Tan pada saat itu , tapi Tan tidak melakukannya.
Bencana datang ditahun 1926. Harga karet turun drastis dan membuat usaha Tan Kah Kee goyang. Di tahun 1929 dia mengalami masalah likuiditas , dengan hutang terhadap bank lokal sebesar hampir 10 juta SGD(Yong 1987, p64). Masalahnya semakin fatal dengan datangnya depresi global . Dia kemudian membuat kesalahan strategis dengan telus mengalirkan uangnya di usaha karet sementara harga karet turun drastis.
Di tahun 1934 , kreditor mengambil alih asetnya sekaligus mengakhiri imperium bisnis yang dibangun Tan Kah Kee dengan susah payah.
Epilog
Mr Tan Kah Kee, seorang filantropis terkenal dan figur pemimpin masyarakat Chinese di Asia Tenggara, meninggal di Beijing pada tanggal 12 Agustus 1961. Singapore Hokien Huay Kuan, bersama dengan 50 asosiasi China lainnya, mendesak komite manajemen dari Kamar Dagang dan Industri Chinese Singapura untuk menyelenggarakan upacara peringatan untuk Mr Tan Kah Kee Mengingat kontribusi yang sangat berharga dalam promosi kewirausahaan, reformasi sosial, perkembangan budaya dan pendidikan serta gerakan politik dan amal,
Dengan dukungan dari Kamar Dagang dan Industri Singapura, upacara peringatan diadakan pada 10 September 1961. Lebih dari 5000 wakil-wakil dari lebih dari 280 asosiasi dan marga datang untuk memberi hormat kepada Bapak Tan Kah Kee. Selama acara itu, Tan Kah Kee Scholarship Fund didirikan, dalam semangat pendidikan Mr Tan Kah Kee, dengan sumbangan sebesar S $ 100.000 dari peserta.
Pada bulan April 1968, Beasiswa Tan Kah Kee Trust Fund didirikan, mulai untuk menawarkan beasiswa kepada siswa dari empat lembaga itu. Namun, modal kecil Dana telah menghambat kegiatan Pembina dan telah mencegah mereka dari berpartisipasi secara lebih substansial terhadap kemajuan pendidikan. Akibatnya, pada bulan Februari 1982, Yayasan Tan Kah Kee didirikan dan diizinkan pemerintah Singapura untuk menaikkan dana abadi dari S $ 8 juta.
Huang Dada
Version 1 : 2010
Version 2 : 2013
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghua
Referensi :
- Michael Carney , Brenda Yeoh , “Chinese Migrant Asia , Cultural , Educational , Social Dimensions of the Chinese Diaspora”, 2005.
- http://www.tkk.wspc.com.sg/tkk/foundation/found_eng.shtml
Photo Credit:
- Yaoleilei ,” Statue of Tan Kah Kee, in front of his memorial hall in Xiamen University”,