Budaya-Tionghoa.Net|Syair alam justru lebih berkembang saat memasuki dinasti Yuan, obyeknya pun tak terbatas pada obyek kecil dan dekat, tapi juga merambah ke obyek yang besar. Selain syair pendek, banyak yang menggarap syair panjang. Gaya yang muncul umumnya lugas ekpresif, sepintas malah mendekati gaya sanjak bentuk lama karya Li Bai. memasuki Dinasti Ming, gayanya kembali ke lembut impresif, dan kembali populer syair pendek.
Selamat menikmati Zhou Fy
|
MELINTASI SUNGAI KUNING
Xu Youren ( 1287-1354 ; Yuan )
Gelora keruh berduyun-duyun hambur ke timur,
dahulu bertolak kini berkunjung tiada berujung!
langit dilintasi bumi dilintangi,
keluar berbondong-bondong mengaliri
sisi timur laut pegunungan Pilar Bumi.
Angin badai memicu ombak sakti,
lari meloncat menubruk memecah,
meledakkan guntur mencuci mentari,
memandang lekak-lekuk di Bumi Tengah!
Ribuan tahun aura sang Penguasa,
terus menopang sosok perkasa,
dahulu kini menghadirkan digjaya!
Ribuan kilo meremang kayuh mengetuk biduk,
lagu kapal menggema membeku di langit biru.
Perkasa melanglang di hamparan lapang,
sungai dan bukit merambah memanjang,
jejak lantunan pemuja melayang-layang.
Kuingin menumpang sepotong rakit,
langsung mengusut ke Bima Sakti,
jauh masuk ke dalam bertanya haluan,
tertawa sejenak bersama sang cendekiawan!
Siapakah yang memuji penjelajah Han,
yang memungut Batu di istana khayangan?
TELAGA CERMIN
Xu Wei ( 1521-1593 ; Ming )
Ribuan hektar sutera digelar rata di hijau nan samar,
dari Balkon Yue ke selatan jagad air yang memapar,
yang menyepi gemar meniti di bantar burung camar.
Puluhan kilo bunga padma mempesona si Cermin air,
iringan gadis pelancong bercermin mematut rona rupa,
lihatlah tusuk konde siapa yang jatuh di ombak berulir!
REMBULAN TANGGUL SU
Fang Yizi ( 1611-1671 ; Ming )
Bunga seputih salju,
malam hari angin timur menyapu rembulan tanggul Su.
Rembulan di tanggul Su!
harum sirna di bumi selatan, bulat coak silih bergantian.
Suara pasang di atas sungai Qiantang telah berhenti,
dahan yangliu di tepi sungai siapa yang mematahkan?
Siapakah yang mematahkan?
Muara dermaga Bukit Barat, dulu kini saling berpamitan.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa