Budaya-Tionghoa.Net | Di jaman dahulu kala, ada Naga Giok Salju Putih, tinggal di goa karang di pinggiran Timur sungai angkasa. Di hutan besar seberang sungai hidup Phoenix Emas yang indah.
Setelah meninggalkan rumah mereka setiap pagi, naga dan phoenix bertemu sebelum pergi ke arah yang berbeda. Yang satu terbang ke langit dan yang lainnya berenang di Sungai Angkasa. Suatu hari mereka berdua mengunjungi pulau peri. Mereka menemukan batu koral berkilauan dan terpesona dengan keindahannya.
|
“Lihatlah bertapa indah koral ini!” Kata Phoenix Emas pada Naga Giok
“Ayo kita ukir menjadi permata,” kata Naga Giok.
Phoenix Emas menggangguk tanda setuju. Mereka mulai mengerjakannya, Naga giok menggunakan cakarnya dan Phoenix Emas menggunakan paruhnya. Mereka mengukir koral itu berhari-hari, berbulan-bulan, sampai akhirnya mereka membuatnya menjadi bola bulat kecil yang sempurna. Dengan semangat tinggi Phoenix Emas terbang ke gunung suci untuk mengumpulkan tetesan embun dan Naga Giok membawa banyak air bersih dari sungai angkasa. Mereka memercikan dan mencuci bola itu dengan embun dan air. Berangsur-angsur bola itu berubah menjadi permata berkilau. Mereka menjadi saling menyukai dan keduanya mencintai permata itu, dan mereka tidak mau kembali dan ke gua dan hutan. Jadi mereka menetap di pulai peri menjaga permata itu.
Sebuah permata gaib. saat ia bersinar, segala sesuatu menjadi lebih baik. Pohon-pohon menjadi hijau sepanjang tahun, bunga-bunga di sepanjang musim mekar bersama-sama dan tanah menjadi lebih subur.
Suatu hari Ibunda ratu langit meninggalkan istananya dan melihat kilau cahaya yang dipancarkan permata itu. Terpesona dengan yang ia lihat, ia berkeinginan untuk memperolehnya. Ia mengirim seorang penjaganya untuk pergi dimalam hari untuk mencuri permata tersebut dari Naga Giok dan Phoenix Emas saat mereka tertidur lelap. Saat penjaga kembali dengan permata itu, Ibunda ratu sangat senang. Ia tidak menunjukan permata itu pada orang lain, tetapi segera menyembunyikannya di ruang paling dalam di istananya, untuk mencapainya seseorang harus melewati sembilan pintu terkunci.
Saat Naga Giok dan Pheonix emas terbangun di pagi hari, mereka melihat permata tersebut hilang. Dengan panik, mereka mencarinya diketinggian dan kedalaman. Naga giok mencarinya hingga ke berbagai sudut di sungai angkasa, dan Phoenix Emas mencarinya hingga ke gunung suci, tetapi tanpa hasil. Mereka terus mencari siang dan malam, berharap memperoleh kembali permata berharga mereka.
Pada pesta ulang tahun Ibunda ratu, semua dewa dewi di surga datang ke istananya untuk mengucapkan selamat kepadanya. Ia mempersiapkan pesta besar, menghibur tamu dengan nektar dan buah angkasa, buah keabadian. Dewa dewi berkata padanya, “Semoga keberuntunganmu tak terbatas seperti laut timur dan umur panjang seperti gunung utara.”
Ibunda ratu sangat senang, dan tiba-tiba mengatakan, “teman-teman abadiku, saya mau memperlihatkan sebuah permata berharga yang tidak dapat ditemukan di surga maupun dibumi.”
Maka ia mengeluarkan kesembilan kunci dari ikat pinggangnya, dan membuka kesembilan pintu satu persatu. Dari ruang istana terdalam ia mengeluarkan permata bersinar, meletakannya di piring emas dan membawanya keluar dengan hati-hati ke tengah ruang pesta. Keseluruh ruang pesta segera diterangi permata itu. Tamu-tamu terkesima dengan keindahannya dan memujinya.
Saat itu, Naga Giok dan Phoenix emas sedang melakukan pencarian sia-sia mereka. Tiba-tiba Phoenix
Emas melihat kilau cahaya dan ia memanggil Naga Giok, “Lihatlah, bukankah itu cahaya dari permata kita?”
Naga Giok mengangkat kepalanya dari Sungai Angkasa dan melihat, ia berkata, “Benar! Tak diragukan lagi! ayo pergi dan mengambilnya kembali.”
Mereka terbang menuju sumber cahaya, yang membawa mereka ke istana ibunda ratu. Saat mereka tiba disana, mereka melihat para dewa dewi mengelilingi permata itu dan memuji-mujinya dengan berlebihan. Berusaha melewati kerumunan kedepan, Naga Giok dan Phoenix Emas berteriak bersama, “Itu permata kami!”
Ibunda ratu gusar dengan klaim mereka, ia memukul meja, “Omong kosong! Saya ibunda kaisar langit. Semua harta berharga adalah milik saya!”
Naga giok dan Phoenix emas sangat marah dengan perkataan itu. Mereka protes dengan mengatakan “Langit tidak menciptakan permata ini, juga ia tumbuh di bumi. Permata itu kami ukir dan gosok. butuh bertahun-tahun kerja keras untuk menciptakannya.”
Malu dan marah, Ibunda ratu menggenggam kuat piring emas itu dan memerintahkan penjaga-penjaga istana untuk mengusir Naga Giok dan Phoenix Emas. Tetapi mereka melawan, berusaha merebut kembali permata itu dari ibunda ratu. Ketiganya saling berebut piring emas. Karena piringan itu terguncang ditengah pergumulan itu, permata itu terjatuh, menggelinding ke pinggir kursi dan jatuh keudara.
Naga Giok dan Phoenix emas bergegas keluar istana, mencoba menyelamatkannya dari jatuh hancur berkeping-keping. Mereka terbang disamping permata yang jatuh, sampai akhirnya mendarat dengan pelan di bumi. saat menyentuh tanah, permata segera berubah menjadi danau hijau yang bersih. Naga Giok dan Phoenix Emas tidak mau berpisah dengannya, maka mereka merubah diri mereka menjadi dua gunung, tinggal disana selamanya disisi danau.
Sejak saat itu, Gunung Naga Giok dan Gunung Phoenix Emas berdiri disamping Danau Barat.
***
Budaya Tionghoa : Mailing-List Budaya Tionghoa
Nomer Arsip :7859
Diposkan oleh : Jamal Senjaya , 14 Oktober 2004
Kategori : Legenda
Partisipan : –
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa
Pihak yang ingin mempublikasi ulang tulisan dalam web ini diharapkan untuk menyertakan link aktif : www.budaya-tionghoa.net , NAMA PENULIS dan LINK aktif yang berada didalam tulisan atau membaca lebih jauh tentang syarat dan kondisi . Mempublikasi ulang tanpa menyertakan tautan internal didalamnya termasuk tautan luar , tautan dalam , catatan kaki , referensi , video , picture , sama dengan mengurangi konten dalam tulisan ini.