Budaya-Tionghoa.Net | Buku yang dikutip oleh bapak Ong dalam tulisan “Simbolisme Hewan” [Catatan Admin : Lihat tulisan dibawah yang berjudul Simbolisme Hewan , tulisan dibedakan rata kanan dan diwarnai berbeda ] sendiri mengandung kelemahan fatal, misalnya pemaksaan pengartian sama antara kaisar Yv dengan tongkat Ru Yv Bang milik Sungokong. Dan masih banyak lagi. Masalah empat arah yang dia kutip juga mengenai Mo bersaudara , itu adalah dari kisah Feng ShenBang , bukan merupakan suatu bukti sejarah.
Masalah empat binatang yaitu Zhu Que , Xuan Wu , Qing Long dan Bai Hu itu berkaitan dengan empat musim juga dengan pengertian empat arah. Dimana yang berada ditengah itu adalah HuangDi atau yang dikenal sebagai HuangDi empat muka. Dimana nantinya HuangDi inilah yang menjadi objek penghormatan dan disebut sebagai ShangDi. Banyak orang yang salah mengartikan BaGua seolah-olah memiliki kekuatan magis. Arti Gua sendiri adalah penghamparan atau menggantungkan suatu bentuk gambaran didepan mata kita. Secara jelasnya BAGUA adalah gambaran bentuk alam semesta yang dihamparkan dihadapan kita.
————————————————————————————————–
|
Dalam penggunaan lambang-lambang atau simbolisme hewan, kita dapat melihat bahwa hampir disetiap suku atau bangsa ada perlambangan tersebut. Memang ada simbolisme yang tidak bersifat mistis tetapi umumnya dalam kebudayaan yang bersifat religi atau anismistis, banyak budaya menggunakannya dalam kerangka penyembahan mistis dan magis.
“Dalam pemujaan dan dalam upacara-upacara magis yang terdapat dalam kebudayaan-kebudayaan religi, banyak bentuk simbol dianggap mempunyai daya misterius yang mempengaruhi orang. Daya ini adalah daya magis ¡K
Simbol-simbol religi juga bisa ampuh karena simbol-simbol ini dalam dirinya mempunyai kemampuan untuk mengundang roh dan memerintah roh tersebut ¡K Beberapa simbol memang benar mempunyai daya magis.” (Ong
Hean-Tatt, Simbolisme Hewan Cina, Megapoin, Jakarta, 1966, hlm.5-7)
Sebagai contoh yang jelas adalah penggunaan ke-empat lambang binatang untuk ke empat arah mata angin dalam kebudayaan Cina yaitu Kura-Kura (utara), Liong (timur), Phoenix (selatan) dan Harimau Putih (barat). Binatang-binatang ini bukan sekedar melambangkan sifat-sifat ke-empat arah mata angin tersebut, tetapi sekaligus menjadi binatang yang disembah karena dianggap sebagai personifikasi dewa.
“Upacara-upacara magis Tao yang paling penting, yang mengikuti urutan Lo-Shu, terdiri dari kemampuan untuk mengundang datang kekuatan-kekuatan yang dipunyai Jenderal-Jenderal Roh ini dan upacara-upacara tersebut menunjukkan bahwa Lima Unsur Pakua-Empat Hewan Perlambang merupakan hakekat daya-daya supranatural. Itulah
sebabnya orang-orang Cina menyebut hewan-hewan itu sebagai Hewan- Hewan Supranatural.” (Ibid, hlm.28)
Jadi disini jelas terlihat bahwa hewan perlambang dalam tradisi budaya yang umumnya menganut faham ‘animisme’ dan ‘pantheisme’ seperti dalam ‘Taoisme’ di Cina dan ‘Hinduisme’ di India dan juga bekasnya dalam ‘kebatinan Jawa’ kuno, dan banyak budaya asli daerah-daerah lain di Indonesia, cenderung menjadikan lambang-lambang itu sendiri sebagai
obyek penyembahan/pemujaan.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua 1905
Pihak yang ingin mempublikasi ulang tulisan dalam web ini diharapkan untuk menyertakan link aktif : www.budaya-tionghoa.net , NAMA PENULIS dan link aktif yang berada didalam tulisan atau membaca lebih jauh tentang syarat dan kondisi . Mempublikasi ulang tanpa menyertakan tautan internal didalamnya termasuk tautan luar , tautan dalam , catatan kaki , referensi , video , picture , sama dengan mengurangi konten dalam tulisan ini.