Budaya-Tionghoa.Net| Faktor kedua “RASA TAKUT” . Apa yang kita lakukan? Yang Kuasa, Bumi, Dewa, Malaikat, Makhluk halus berada di sekeliling kita dan selalu memperhatikan seluruh tindakan kita. Mereka berbeda dengan manusia, mereka dapat melihat segala sesuatu tanpa halangan. Sehingga tidak mungkin kita dapat menyembunyikan diri dari mereka.
|
Walaupun kita berbuat kesalahan di tempat yang tidak ada orang yang menyaksikan, tetapi Yang Kuasa, Bumi, Dewa, Malaikat, Makhluk halus, ibarat sebuah cermin, jelas-jelas mencerminkan semua kesalahan kita. Bila berbuat kejahatan besar, maka semua bencana akan menimpa kita, bila kejahatan
ringan, akan mengurangi keberuntungan yang sudah ada. Bagaimana kita tidak takut akan hal ini. Setiap saat, bila kita berada di kamar yang kosong, para Dewa, Malaikat mengawasi kita dengan teliti dan mencatat semuanya. Kita dapat menutupi kesalahan kita dari orang lain….
Akan tetapi Yang Kuasa, para Dewa, Malaikat, Makhluk halus dapat melihat sampai ke dalam hati kita, karena itu, mereka mengetahui segala niat dan
perbuatan kita.
Yang penting kita tidak boleh menipu diri sendiri. Kita akan merasa malu dan tidak jujur jika orang melihat kesalahan kita. Karena itu, bagaimana kita
tidak ekstra hati-hati dalam melakukan setiap perbuatan dan takut akan akibat yang akan muncul? Tetapi lebih dari itu! Sepanjang seseorang masih
bernafas, dia masih mempunyai kesempatan untuk menyesal, walaupun kesalahan atau kejahatan fatal.
Dahulu kala, ada seseorang yang seumur hidupnya berbuat kejahatan, merasa bersalah dan sangat menyesal lalu bertekad akan membuat suatu kebaikan dan memperoleh akhir ajal yang baik.
Ini menjelaskan : bila seseorang dapat berniat baik dan menyesali kesalahannya pada saat yang sangat penting ini, akan membersihkan segala
kesalahan yang telah dibuat ratusan tahun. Sama seperti sebuah lampu dapat menerangi lembah yang telah mengalami kegelapan ribuan tahun. Tidak masalah kesalahan yang dibuat besar atau kecil, yang penting adalah bertekad mau mengoreksinya.
Bila berbuat kesalahan, adalah baik untuk mengoreksinya. Akan tetapi jangan ada pikiran untuk membuat kejahatan sekarang karena kita selalu dapat
menyesal dan dikoreksi belakangan. Ini sama sekali dilarang. Bila seseorang sengaja berbuat kejahatan, maka balasannya akan jauh lebih berat dari
sebelumnya.
Di samping itu, kehidupan manusia tidak kekal, badan kita yang terdiri dari daging dan darah mudah rusak. Bila nafas berhenti, maka badan ini bukan
milik kita lagi, tidak ada kesempatan untuk mengoreksi kesalahan tersebut lagi.
Masih seberapa panjangkah umur kita? 100 tahun? 50 tahun? Waspadalah! Panjangnya umur kita hanya diantara nafas, sekali nafas tidak sambung, kita meninggal. Jangan ada pikiran bahwa saya masih muda, masih banyak waktu. Juga bila seseorang meninggal, segala barang duniawi tidak dapat dibawa, hanya karma baik dan buruknya yang mengikuti arwahnya, sebagai dasar untuk diadili di akhirat dan penentuan tempat tujuan arwahnya.
Karena itu, bila seseorang berbuat kesalahn, akibatnya adalah menanggung nama buruk sepanjang masa, bahkan anak cucu yang berbakti juga tidak sanggup membersihkan namanya. Di akhirat, dia akan menanggung penderitaan yang tidak dapat diutarakan. Oleh karena itu bagaimana seseorang tidak merasa takut?
Hengki Suryadi
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa
Pihak yang ingin mempublikasi ulang tulisan dalam web ini diharapkan untuk menyertakan link aktif : www.budaya-tionghoa.net , NAMA PENULIS dan LINK aktif yang berada didalam tulisan atau membaca lebih jauh tentang syarat dan kondisi . Mempublikasi ulang tanpa menyertakan tautan internal didalamnya termasuk tautan luar , tautan dalam , catatan kaki , referensi , video , picture , sama dengan mengurangi konten dalam tulisan ini.