Budaya-Tionghoa.Net | Beberapa tahun yang lalu ada suatu diskusi – paling tidak merupakan suatu pemikiran tentang Macan Asia. Ada Macan Asia di Asia Tenggara. Ini perkara baru. Ada negara yang ekonominya begitu maju ketika itu sebelum krisis besar perekonomian – termasuk krisis ekonomi dan krisis moneter. Negara itu adalah antaranya Singapura – Hongkong – Thailand dan Taiwan – termasuk Korea ( selatan ). Lalu mengapa negeri dan negara itu?
|
Ada dan bahkan banyak yang berpendapat bahwa negeri-negeri yang begitu maju perekonomiannya itu, kebanyakannya karena berpahamkan menganut banyak resapan dan masukan dari ajaran Konghucu – Confusianisme. Walaupun tidak semua begitu, tetapi ada unsur Confusianisme-nya – karena ada juga pengaruh Buddhisme , Taoisme dan unsur-unsur lainnya. Kalau tak salah seminar tentang Confusianisme ini diadakan di Singapura.
Tetapi memang tidak ada suatu keputusan apakah memang benar demikan halnya. Dan lagi masalah ini bukan masalah yang dapat jadi patokan begitulah seharusnya.
Tentu saja lebih-lebih bukan lalu, kalau mau jadi Macan Asia – anutlah Cofusianisme! Samasekali bukan lalu begitu. Tetapi ada satu hal yang menarik – perkara ajaran dan anutan atau resapan paham Confusianisme menjadi perhatian pokok ketika itu.
Di Jepang yang perekonomiannya sangat maju bila dibandingkan dengan Macan Asia itu, kebanyakan para eksekutif-nya mewajibkan buat membaca dan bahkan mempelajari EMPAT BUKU KLASIK Tiongkok, di mana banyak unsur ajaran Confusianisme-nya. Keempat buku itu adalah :
1. Sunzi Bingfa – The Art of War = Seni Perang Sunzi. Buku ini dianggap sebagai sokoguru masalah strategi – termasuk sebagai strategi-taktik dalam perekonomian – perang lalu diganti dengan obyek perekonomian – misalnya obyek pasar – marketing – sasaran jual – sasaran pembeli dan sebagainya.
http://flickr.com/photos/bluefootedbooby/370458424/
2. San Guo Yanyi – Kisah Tiga Negara. Dulu Tiongkok itu sangat banyak peperangan. Di mana-mana dan kapanpun, selalu ada peperangan. Bahkan suatu masa pada rentang waktu yang sangat lama – ada masa sejarah yang dinamakan Negara-Negara Berperang (Zhanguo). Banyak kerajaan kecil dan besar berperang – perang dan perang. Lalu tinggal tujuh kerajaan dilanjutkan dengan berdirinya Dinasti Qin untuk sesaat sebelum berdirinya Dinasti Han yang berusia panjang. Menjelang akhir Han ini terjadi perang lagi – lalu tinggal Tiga Kerajaan – nah kisah yang tiga inilah cerita sejarah ini.
[Photo Ilustrasi : Red Cliff , Salah satu film kolosal yang diadaptasi dari Sanguo Yanyi]
3. Xi You Ji – Melawat ke Barat – Kumpulan Kitab Perjalanan ke Barat. Tentu orang banyak pernah dengar dan membaca atau menyaksikan cerita tentang Sun Wu Kung – kera atau monyet sakti itu. Sun Go Kong bisa menjelma menjadi 72 siluman dalam saktu waktu. Dia ini banyak dianggap penyelamat misi yang mau ke Barat itu. Tetapi ada satu hal – Sun Go Kong ini tidak disiplin – atau kurang mendisipilin diri. Dalam kisahnya – Sun Go Kong pernah dihukum dalam lobang-aliran-asap-dapur selama 500 tahun! Begitu Sun Go Kong keluar – semua badan-tubuhnya hitam – hangus – tetapi tetap dia tidak mati selama 500 tahun itu!
Tema Xi You Ji Dibawakan Oleh SSTD Mekar Teratai
Photo Credit : Pouliq Marly
4. Shui Hu Chuan – Batas Air – Water Margin. Ini cerita klasik Tiongkok yang isinya kebanyakan juga perang – pertempuran – perkelahian – basmi-membasmi. Saya sangat ingat akan kehidupan ketika kami hidup di Tiongkok dulu. Seorang teman kami yang kini di HONGKONG – yang banyak menulis di milis ini juga – mengadakan cerita lisan-bersambung pada malam-malam tertentu. Dan kami dari belasan orang sampai puluhan orang, asyik mendengarkan cerita Shui Hu Chuan ini selama ……berbulan-bulan! Sebab terkadang hanya dua malam dalam satu minggu. Cerita yang penuh pesona – tipu menipu sebagaimana kebiasaan berperang dan bertempur – ada unsur silatnya.
(Photo Ilustrasi : Water Margin versi Jepang , Shin Suikoden)
Empat buku ini banyak mengandung ajaran filsafat – contoh bagaimana kebajikan – kesetiaan – tetapi juga penipuan – pengkhianatan – dan hal-hal baik dan hal-hal jahat dipertentangkan serta jalin-berjalin. Banyak contoh teladan yang baik disamping juga banyak hal-hal yang sangat kotor – keji dan sadis.
Empat buku ini dibaca sebagai cerita biasa saja sudah enak – mengasyikkan. Apalagi kalau benar-benar mau mengambil hikmahnya – artinya mau mengambil inti-sarinya sebagai ajaran suatu filsafat. Sebagai permisalan buku Seni Perang Sunzi tadi itu. Kata Sunzi : “Selidikilah dirimu – urai-uncailah keadaan dirimu – pihakmu – lalu selidikilah musuhmu – urai-uncailah keadaan musuhmu – sudah itu apabila semua sudah okey – maka bertempur 100 kali, maka 100 kali engkau akan menang”!
Sobron Aidit , 9889
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing List Budaya Tionghua