|
Apa yang saya sebut Global Warming? Global Warming adalah peningkatan suhu permukaan bumi 0.3°C – 0.4°C dalam abad terakhir (abad 20) telah memicu kehebohan massal yang mencetuskan konsensus bahwa telah terjadi “Global Warming”.Apakah “Global Warming” terjadi? Ya, berdasar fakta data, suhu bumi terus mengalami peningkatan selama 4 dekade bahkan sepanjang abad. Saya harus mengakui bahwa suhu bumi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Bahkan mengalami kenaikan drastic sejak 1990an.
Apa penyebab “Global Warming”?
Secara Konsensus, Global Warming disebabkan oleh peningkatan emisi CO2 akibat aktivitas manusia (menurut laporan IPCC). Fakta: Kyoto Protocol menuding CO2 dari aktivitas manusia adalah penyebab Global Warming dan menyerukan negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi karbon sampai dengan 30%[1]. Data CO2 diukur dari sampel inti es pada chart dibawah ini hanya sampai tahun 1950an. Berikutnya adalah data emisi CO2 dari Mauna Loa Observatory.
Apakah Manusia penyebab “Global Warming”?
Banyak popular media ( berdasar pada apa yang saya sebut pseudoscience), politikus (IPCC,kyoto protocol, copenhagen summit, Bali Climate Change Conference, etcetera), bahkan agamawan (sensitif di negara ini sebut agama apa, dan termasuk kaum vegan) serta aktivis lingkungan menuding Manusia dengan aktivitasnya seperti Revolusi Industri, pembakaran bahan bakar fosil, konsumsi hewan, perusakan hutan, menyebabkan Global Warming. Tetapi fakta menunjukkan: “CO2 yang dihasilkan dari aktivitas manusia hanya 3%, sedangkan dari alam sangat massive”
“CO2 (dan gas-gas lain: NO2, Metana) yang dihasilkan manusia (man made) berbanding dengan yang dikontribusikan alam adalah sangat-sangat kecil”. Sumber chart Contribution to the Greenhouse Effect :[2]
Jadi, berdasarkan data, saya menolak pandangan konsensus bahwa manusia dan aktivitasnya menyebabkan Global Warming.Sedari tadi saya menyebut penyebab Global Warming diputuskan secara konsensus, mengapa Konsensus?Fakta menyebutkan bahwa manusia penyebab Global Warming adalah hasil consensus Konsensus adalah opini bersama (mayoritas) yang diputuskan benar. Konsensus bisa saja salah. Konsensus mengenai Global Warming diambil berdasar keputusan bersama (mayoritas) dari Konferensi, publikasi massal dan popular, publikasi yang dipublikasi lagi. Konsensus biasanya diambil ketika terdapat banyak pandangan(teori) berbeda terhadap 1 topik yang sama. Hal yang bernama Konsensus jelas meragukan dan memancing debat.
Kelemahan dan Kejanggalan Teori CO2
Teori CO2 hasil aktivitas manusia menyebabkan Global Warming sangat tidak bisa diterima, karena terlihat sendiri pada chart Global Average Temperature diatas.
Bila, sesuai tudingan industrialisasi menyebabkan CO2 meningkat di atmosfer, mengapa periode 1940 – 1960 justru kandungan CO2 lebih rendah dari sekarang? Semua orang tahu, aktivitas industri pada 1940-1960an lebih “gila” dari 2000an. Masa tersebut adalah puncak Industrialisasi di dunia. Berbagai regulasi tentang clean industry dijamin belum ada pada masa tersebut. Industri-industri berat pada masa itu di Eropa dan Amerika Serikat bahkan masih mengandalkan Karbon kelas berat seperti pembakaran Coal/batu bara. Perhatikan kurva berwarna coklat, 1940 – 1960 yang kita kenal sebagai puncak industrialisasi, kurva cenderung flat bahkan menurun pada 1970an. Bandingkan dengan abad 21, yang kita ketahui sebagai less industri justru kurva menanjak gila-gilaan. Bukankah aneh?
Memang pada masa sekarang industri memang lebih merata ke seluruh dunia, tetapi bukankah regulasi industri juga telah berubah, negara-negara maju di Eropa dan Amerika Serikat bahkan sudah bergerak ke industri modern seperti jasa dan information technology, kebijakan energi mereka juga clean energy bukan lagi industri yang mengandalkan karbon seperti 1940an.Tentu menimbulkan pertanyaan, apakah masih pantas menuding aktivitas manusia? Lebih lucu lagi, terlihat pada chart, data 1880an akhir, justru suhu meningkat dan CO2 meningkat. Apa yang terjadi pada masa tersebut? Manusia membangun pabrik dan naik mobil?
Lalu apa penyebab “Global Warming” secara nyata (masuk akal)? Penyebab Global Warming sebenarnya adalah belum diketahui, banyak teori mengenai hal yang bisa menyebabkan kenaikan suhu, antara lain , siklus alam , aktivitas matahari , formasi awan , perubahan arus laut. Saya cenderung memilih Siklus Alam dan Aktivitas Matahari. Setelah membaca data dan penjelasan, jawaban yang paling memuaskan saya adalah “Aktivitas Matahari” disertai formasi awan. Sangat sederhana, semua orang juga tahu sumber panas di bumi adalah Matahari.
Tidak akan ada penyebab (signifikan) lain yang lebih bertanggung jawab atas peningkatan panas di bumi. Mau pakai teori penyebab apapun, pasti semua berkaitan dengan Matahari. Tetapi apa penjelasan ilmiahnya bahwa Global Warming disebabkan langsung oleh matahari?
Beberapa ilmuwan yang menolak konsensus CO2 penyebab Global Warming, mengadakan penelitian lain, dua yang signifikan:
Penelitian Sun Spot
Penelitian “alternatif” terhadap matahari sebagai penyebab Perubahan Iklim / Global Warming hanya terjadi baru-baru ini (tahun 2005 keatas) Salah satu hal yang menjadi concern pada Global Warming adalah, peningkatan suhu permukaan laut yang dituding ikut “mengurangi” es di Artic Circle, atau malah ditakutkan akan menghilangkan semua es di kutub utara. Ternyata data (pada chart) menunjukkan ada korelasi antara jumlah sun spot pada matahari dengan kenaikan suhu permukaan laut.
sumber chart : http://en.wikipedia.org/wiki/File:NOAAsourcebutnotofficialsunclimate_3b.gif
Pada chart aktivitas matahari 30 tahun terakhir terlihat matahari cukup aktif
Lebih lanjut mengenai hubungan climate change dengan solar activity bias dibaca di http://solar-center.stanford.edu/sun-on-earth/2009RG000282.pdf
Formasi Awan
Dalam pencarian jawaban, Dr. Roy Spencer, Phd. meneliti data satelit. Penelitian global warming melalui data satelit belum dilakukan sebelumnya (hanya belakangan ini, tahun 2000an keatas), salah satu pionirnya adalah Dr. Roy Spencer Phd. Data suhu bumi berdasarkan Satelit UAH
Data satelit NASA (CERES) merekam penerimaan energi (matahari) dan pantulan kembali radiasi (infra red) dari bumi.
Warna merah adalah pengukuran panas berdasar CO2 dari Mauna Loa Observatory di Hawaii,Bagian bawah chart menunjukkan bumi menerima radiasi berlebihan (panas), bagian atas chart artinya bumi memantulkan radiasi IR (sehingga bumi dingin).
Menurut Dr. Roy, Bumi menerima energi Short Wave dari matahari, yang secara simpel disebut sinar matahari. Bumi kemudian memantulkan (emisi) radiasi kembali ke angkasa luar dalam bentuk Long Wave atau Infra Red.Ketika IR tertahan (biasanya oleh awan), maka bumi akan menerima kembali panas yang dipantulkan. Dan ketika semakin sedikit Short Wave yang diterima dari matahari bumi akan mendingin.Konklusi Dr. Roy Spencer adalah, formasi awan rendah menyebabkan suhu permukaan bumi mendingin.
Dr. Roy Spencer menjadi terkenal dalam teori formasi awan, ketika menjawab fenomena “global cooling” pada 2007-2008. Menurut Dr. Spencer, pemanasan bumi akibat awan tinggi (awan cirrus) menahan IR. Sedangkan pendinginan pada masa tersebut adalah awan rendah (awan cumullo) yang memayungi bumi dari sinar matahari.Teori awan penyebab global warming sebenarnya dimulai dari Prof. Richard Lindzen dengan Iris Hypotesis-nya.Menurut Prof. Lindzen, awan Cirrus (awan tinggi) menahan pantulan Infra Red (panas) dari bumi, sehingga meningkatkan suhu bumi.Untuk pandangan Dr. Roy Spencer atas Global Warming dapat dilihat pada http://www.drroyspencer.com/global-warming-natural-or-manmade/
Mengapa teori Aktivitas Matahari lebih masuk akal? Karena Global Warming juga terjadi di Mars! Mars memanas 0.5°C sejak 1970, hampir dengan rentang waktu bersamaan dengan bumi. [3] Atas fakta ini, lebih jelas, “global warming” adalah proses alamiah dan disebabkan oleh aktivitas matahari. Dengan begitu banyak data, masihkah kita mau membabi buta menganggap Global Warming adalah kesalahan Manusia?
Lalu, bagaimana menjawab Puncak, Bogor dahulu dingin sekarang kok terasa lebih panas?Jelas mudah, dan ini tidak ada kaitannya dengan Global Warming, bila berbicara global warming kita harus berdasar data rata-rata suhu dunia / global. Bila terjadi perubahan Puncak, Bogor memanas sedangkan Puncak Jaya, Papua misalnya tidak memanas maka tidak bisa disebut efek Global Warming di Puncak, Bogor. Apa yang terjadi di Puncak, Bogor adalah apa yang disebut Urban Heat Island.[4] () Beberapa tahun lalu, Puncak, Bogor jelas tidak se-“penuh” sekarang. Sekarang Puncak, Bogor sudah ibaratnya jadi daerah urban (kota). Sama halnya dengan Kota Bandung yang semakin urban, suhu udara regional pada Bandung lima tahun lalu akan berbeda dengan sekarang. Fenomena ini sih lebih cocok dilabelin “urban warming”. Urban Area memiliki banyak penyebab panas yang membuat data penelitian salah. Itulah mengapa, data pengukuran suhu bumi yang berasal dari thermometer yang diletakkan di urban area akan diragukan oleh kaum skeptic. Seperti misalnya foto dibawah ini:
Perbedaan data suhu bumi antara USHCN dan NASA
Warna biru : USHCN (yang data penelitiannya dikoleksi dari stasiun-stasiun pengukuran secara manual seperti diatas). warna merah : NASA (satelit)
Es di kutub mencair? Saya menganggap ini adalah fenomena alam, ketika bumi menerima banyak panas dan tidak melepaskan maka es mencair sedikit, dan kemudian siklus berubah mendingin, maka es kembali terbentuk. Bagaimana penjelasannya, mungkin kompleks, melibatkan arus panas laut, atau pantulan matahari dan sebagainya perlu membaca lebih lanjut. Fakta terbaru (November 2 , 2011) Es di Artic kembali membeku. [5] Fakta di Kutub Selatan, Antartica, justru selama “global warming” tidak pernah mencair, dan malah makin meluas. [6]
Volume Air Laut Bertambah Tinggi? Pencairan, pembentukan Es dan Peningkatan volume air laut merupakan bidang yang kurang dipelajari oleh ilmuwan. Jika dikaitkan dengan global warming sebenarnya agak kebablasan. Tetapi mari kita melihat perbedaan ketinggian air laut. Ketinggian air laut dapat diukur sampai ratusan tahun lalu berdasarkan studi geologi.
Kurva Merah adalah berdasar pengukuran Hallam dan kawan kawan, Biru adalah dari Exxon. Perbedaan hasil karena beda metode yang digunakan. [7]
Apa yang digambarkan oleh kurva tersebut adalah, sea level (tinggi permukaan laut) pada sekarang (sebelah kiri) jauh lebih rendah dari 50 juta tahun lalu, 20juta tahun lalu adalah jaman es, sehingga maklum sea level berada sangat rendah daripada sekarang. Tetapi data menunjukkan adalah normal, bahkan 100juta tahun lalu, tinggi air laut lebih dari 2x lipat sekarang. Bila dikaitkan dengan Global Warming (peningkatan CO2 karena manusia) jelas tidak masuk akal, karena 100juta tahun lalu, tidak ada manusia, tidak ada industri, tidak ada polusi. Sekali lagi, dapat disimpulkan : Fenomena Alamiah.
Mengapa isu Global Warming hanya menjadi mainan Politikus?Negara-negara (secara politik) menyebarluaskan bahaya global warming, dan cara penanggulannya adalah berdasar data IPCC. IPCC adalah Intergovernmental Panel On Climate Change alias badan antar pemerintahan / negara.Fakta menarik disini adalah, dari laporan IPCC 2007, hanya 52 ilmuwan yang berkontribusi, dibandingkan dengan diplomat dari 115 negara. Hidup dan masa depan planet kita, ditentukan oleh 52 ilmuwan serta 115 diplomat? [8] Hanya 20% dari ilmuwan di IPCC adalah ilmuwan Klimatologi: William Schlesinger mengakui pada tahun 2009, bahwa hanya 20% dari ilmuwan IPCC yang berurusan dengan Klimatologi.[9] Kepala IPCC, Dr. Rajendra Pachauri adalah PhD dibidang Ekonomi![10] Salah satu penulis laporan IPCC 2001, Prof. Lindzen mengkritik laporan IPCC dikendalikan oleh politikus.[11]
KACAU! Kalau hidup kita disetir oleh laporan dan saran dari IPCC. Bahkan saya menduga ini hanya akal-akalan negara maju untuk mendikte negara berkembang, terutama kita lihat sasaran banyak ditudingkan ke China.
Global Warming adalah Penuh Konspirasi. John Christy, salah satu penulis laporan IPCC 2001 membeberkan rekannya secara sengaja memainkan data untuk menghasilkan laporan sensasional.[12] Dan yang terkenal adalah skandal “Climategate”.Pada November 2009, terjadi hacking pada server Climate Research Unit pada University of Anglia, UK. Hasilnya adalah ribuan email antara sesama peneliti bocor. Apa yang kemudian disebut sebagai “climategate” adalah permainan data. Peneliti secara sengaja memainkan grafik dengan menyembunyikan data “penurunan suhu” dari hasil laporan dan grafik.
Penelitian berdasar metode Paleoclimatic (pengukuran pada lingkaran pohon, inti es, sedimen dasar danau dan lain-lain) menunjukkan data 1000tahun lalu sampai 1999. Beberapa tahun yang menunjukkan penurunan suhu sengaja dihilangkan untuk tujuan mensupport teori Global Warming. [13][14]
Apakah Global Warming sudah usai? Tidak ada jawaban memuaskan, tetapi data sejak tahun 2007 sampai sekarang di tahun 2011, menunjukkan bumi sedang mendingin. Apakah hanya siklus, atau sedang banyak awan? Hanya ilmuwan yang berseberangan dengan ilmuwan “Global Warming” yang bisa menjawab.
Kesimpulannya . Apa yang kita sebut “Global Warming” adalah proses alamiah yang sudah menjadi siklus dari bumi. Manusia (CO2 nya) tidak menyebabkan Global Warming.Global Warming kemungkinan besar adalah hasil dari aktivitas matahari. Planet lain di Tata Surya juga mengalami Global Warming. Global Warming telah meningkatkan kepedulian manusia untuk menjaga lingkungan. Global Warming telah meningkatkan kepedulian manusia untuk menjaga lingkungan.
Referensi:
http://uah.edu/news/newsread.php?newsID=875
http://icecap.us/images/uploads/Evans-CO2DoesNotCauseGW.pdf
http://isthereglobalcooling.com/
http://junkscience.com/2011/10/29/muller-accused-by-colleague-of-hiding-data/
http://www.fool-me-once.com/2010/07/global-warming-has-stopped.html
http://icecap.us/images/uploads/monckton-global_warming_has_stopped.pdf
Disclaimer:
– Berikut ini hanya pembahasan ringan bukan penelitian ilmiah/scientific.
– Saya bukan expert dibidang ini, hanya penikmat artikel science popular, pembahasan ini berdasar data-data yang saya kompilasi dari situs-situs yang sumbernya saya usahakan kredibel.
– Saya tidak berafiliasi dengan korporasi yang dituding perusak alam atau memiliki motivasi bisnis
– Berikut hanya pandangan skeptik (saya) terhadap pandangan (konsensus) global secara “membabi buta” terhadap Global Warming.
– Skeptik bukan Denial, skeptik hanya menantang teori/pandangan yang ada, dengan mempertimbangkan bila ada argumen/fakta yang masuk akal, skeptik akan menjadi pendukung juga.
[2] Chart Contribution to the Greenhouse Effect : http://www.geocraft.com/WVFossils/greenhouse_data.html
[7] Sumber Kurva : http://en.wikipedia.org/wiki/File:Phanerozoic_Sea_Level.png
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing List Budaya Tionghua 60821
Budaya-Tionghoa.Net | Tulisan berikut memiliki data dalam bentuk graphical chart yang harus ditampilkan dalam bentuk HTML. Sebenarnya pembahasan ini OOT untuk Milis Budaya Tionghua ini, tapi saya coba rangkum pandangan saya dalam 2 judul thread “Bumi Hari ini 7 Miliar Manusia” dengan “Global Warming – Climate Change” menjadi satu thread. Agar lebih mudah bagi saya dan yang ingin ikutan untuk mengikutinya dan juga agar pembahasan mengenai global warming tidak makin kemana-mana.
Latar Belakang “Global Warming”?
Apa yang saya sebut Global Warming? Global Warming adalah peningkatan suhu permukaan bumi 0.3°C – 0.4°C dalam abad terakhir (abad 20) telah memicu kehebohan massal yang mencetuskan konsensus bahwa telah terjadi “Global Warming”.
Apakah “Global Warming” terjadi? Ya, berdasar fakta data, suhu bumi terus mengalami peningkatan selama 4 dekade bahkan sepanjang abad. Saya harus mengakui bahwa suhu bumi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Bahkan mengalami kenaikan drastic sejak 1990an.
Apa penyebab “Global Warming”?
Secara Konsensus, Global Warming disebabkan oleh peningkatan emisi CO2 akibat aktivitas manusia (menurut laporan IPCC).
Fakta: Kyoto Protocol menuding CO2 dari aktivitas manusia adalah penyebab Global Warming dan menyerukan negara-negara berkembang untuk mengurangi emisi karbon sampai dengan 30%[1]. Data CO2 diukur dari sampel inti es pada chart dibawah ini hanya sampai tahun 1950an. Berikutnya adalah data emisi CO2 dari Mauna Loa Observatory.
Apakah Manusia penyebab “Global Warming”?
Banyak popular media ( berdasar pada apa yang saya sebut pseudoscience), politikus (IPCC,kyoto protocol, copenhagen summit, Bali Climate Change Conference, etcetera), bahkan agamawan (sensitif di negara ini sebut agama apa, dan termasuk kaum vegan) serta aktivis lingkungan menuding Manusia dengan aktivitasnya seperti Revolusi Industri, pembakaran bahan bakar fosil, konsumsi hewan, perusakan hutan, menyebabkan Global Warming. Tetapi fakta menunjukkan: “CO2 yang dihasilkan dari aktivitas manusia hanya 3%, sedangkan dari alam sangat massive”
“CO2 (dan gas-gas lain: NO2, Metana) yang dihasilkan manusia (man made) berbanding dengan yang dikontribusikan alam adalah sangat-sangat kecil”
(sumber chart Contribution to the Greenhouse Effect :[2]
Jadi, berdasarkan data, saya menolak pandangan konsensus bahwa manusia dan aktivitasnya menyebabkan Global Warming.Sedari tadi saya menyebut penyebab Global Warming diputuskan secara konsensus, mengapa Konsensus?Fakta menyebutkan bahwa manusia penyebab Global Warming adalah hasil consensus Konsensus adalah opini bersama (mayoritas) yang diputuskan benar. Konsensus bisa saja salah. Konsensus mengenai Global Warming diambil berdasar keputusan bersama (mayoritas) dari Konferensi, publikasi massal dan popular, publikasi yang dipublikasi lagi. Konsensus biasanya diambil ketika terdapat banyak pandangan(teori) berbeda terhadap 1 topik yang sama. Hal yang bernama Konsensus jelas meragukan dan memancing debat.
Kelemahan dan Kejanggalan Teori CO2
Teori CO2 hasil aktivitas manusia menyebabkan Global Warming sangat tidak bisa diterima, karena terlihat sendiri pada chart Global Average Temperature diatas.
Bila, sesuai tudingan industrialisasi menyebabkan CO2 meningkat di atmosfer, mengapa periode 1940 – 1960 justru kandungan CO2 lebih rendah dari sekarang? Semua orang tahu, aktivitas industri pada 1940-1960an lebih “gila” dari 2000an. Masa tersebut adalah puncak Industrialisasi di dunia. Berbagai regulasi tentang clean industry dijamin belum ada pada masa tersebut. Industri-industri berat pada masa itu di Eropa dan Amerika Serikat bahkan masih mengandalkan Karbon kelas berat seperti pembakaran Coal/batu bara. Perhatikan kurva berwarna coklat, 1940 – 1960 yang kita kenal sebagai puncak industrialisasi, kurva cenderung flat bahkan menurun pada 1970an. Bandingkan dengan abad 21, yang kita ketahui sebagai less industri justru kurva menanjak gila-gilaan. Bukankah aneh?
Memang pada masa sekarang industri memang lebih merata ke seluruh dunia, tetapi bukankah regulasi industri juga telah berubah, negara-negara maju di Eropa dan Amerika Serikat bahkan sudah bergerak ke industri modern seperti jasa dan information technology, kebijakan energi mereka juga clean energy bukan lagi industri yang mengandalkan karbon seperti 1940an.
Tentu menimbulkan pertanyaan, apakah masih pantas menuding aktivitas manusia?
Lebih lucu lagi, terlihat pada chart, data 1880an akhir, justru suhu meningkat dan CO2 meningkat. Apa yang terjadi pada masa tersebut? Manusia membangun pabrik dan naik mobil?
Lalu apa penyebab “Global Warming” secara nyata (masuk akal)?
Penyebab Global Warming sebenarnya adalah belum diketahui, banyak teori mengenai hal yang bisa menyebabkan kenaikan suhu, antara lain , siklus alam , aktivitas matahari , formasi awan , perubahan arus laut. Saya cenderung memilih Siklus Alam dan Aktivitas Matahari. Setelah membaca data dan penjelasan, jawaban yang paling memuaskan saya adalah “Aktivitas Matahari” disertai formasi awan. Sangat sederhana, semua orang juga tahu sumber panas di bumi adalah Matahari.
Tidak akan ada penyebab (signifikan) lain yang lebih bertanggung jawab atas peningkatan panas di bumi. Mau pakai teori penyebab apapun, pasti semua berkaitan dengan Matahari. Tetapi apa penjelasan ilmiahnya bahwa Global Warming disebabkan langsung oleh matahari?
Beberapa ilmuwan yang menolak konsensus CO2 penyebab Global Warming, mengadakan penelitian lain, dua yang signifikan:
I. Penelitian Sun Spot
Penelitian “alternatif” terhadap matahari sebagai penyebab Perubahan Iklim / Global Warming hanya terjadi baru-baru ini (tahun 2005 keatas) Salah satu hal yang menjadi concern pada Global Warming adalah, peningkatan suhu permukaan laut yang dituding ikut “mengurangi” es di Artic Circle, atau malah ditakutkan akan menghilangkan semua es di kutub utara. Ternyata data (pada chart) menunjukkan ada korelasi antara jumlah sun spot pada matahari dengan kenaikan suhu permukaan laut.
sumber chart : http://en.wikipedia.org/wiki/File:NOAAsourcebutnotofficialsunclimate_3b.gif
Pada chart aktivitas matahari 30 tahun terakhir terlihat matahari cukup aktif
Lebih lanjut mengenai hubungan climate change dengan solar activity bias dibaca di http://solar-center.stanford.edu/sun-on-earth/2009RG000282.pdf
II. Formasi Awan
Dalam pencarian jawaban, Dr. Roy Spencer, Phd. meneliti data satelit. Penelitian global warming melalui data satelit belum dilakukan sebelumnya (hanya belakangan ini, tahun 2000an keatas), salah satu pionirnya adalah Dr. Roy Spencer Phd. Data suhu bumi berdasarkan Satelit UAH
Data satelit NASA (CERES) merekam penerimaan energi (matahari) dan pantulan kembali radiasi (infra red) dari bumi.
Warna merah adalah pengukuran panas berdasar CO2 dari Mauna Loa Observatory di Hawaii,Bagian bawah chart menunjukkan bumi menerima radiasi berlebihan (panas), bagian atas chart artinya bumi memantulkan radiasi IR (sehingga bumi dingin).
Menurut Dr. Roy, Bumi menerima energi Short Wave dari matahari, yang secara simpel disebut sinar matahari. Bumi kemudian memantulkan (emisi) radiasi kembali ke angkasa luar dalam bentuk Long Wave atau Infra Red.Ketika IR tertahan (biasanya oleh awan), maka bumi akan menerima kembali panas yang dipantulkan. Dan ketika semakin sedikit Short Wave yang diterima dari matahari bumi akan mendingin.Konklusi Dr. Roy Spencer adalah, formasi awan rendah menyebabkan suhu permukaan bumi mendingin.
Dr. Roy Spencer menjadi terkenal dalam teori formasi awan, ketika menjawab fenomena “global cooling” pada 2007-2008. Menurut Dr. Spencer, pemanasan bumi akibat awan tinggi (awan cirrus) menahan IR. Sedangkan pendinginan pada masa tersebut adalah awan rendah (awan cumullo) yang memayungi bumi dari sinar matahari.Teori awan penyebab global warming sebenarnya dimulai dari Prof. Richard Lindzen dengan Iris Hypotesis-nya.Menurut Prof. Lindzen, awan Cirrus (awan tinggi) menahan pantulan Infra Red (panas) dari bumi, sehingga meningkatkan suhu bumi.Untuk pandangan Dr. Roy Spencer atas Global Warming dapat dilihat pada http://www.drroyspencer.com/global-warming-natural-or-manmade/
Mengapa teori Aktivitas Matahari lebih masuk akal?
Karena Global Warming juga terjadi di Mars!
Mars memanas 0.5°C sejak 1970, hampir dengan rentang waktu bersamaan dengan bumi. [3]
Atas fakta ini, lebih jelas, “global warming” adalah proses alamiah dan disebabkan oleh aktivitas matahari.
Dengan begitu banyak data, masihkah kita mau membabi buta menganggap Global Warming adalah kesalahan Manusia?
Lalu, bagaimana menjawab Puncak, Bogor dahulu dingin sekarang kok terasa lebih panas?
Jelas mudah, dan ini tidak ada kaitannya dengan Global Warming, bila berbicara global warming kita harus berdasar data rata-rata suhu dunia / global.
Bila terjadi perubahan Puncak, Bogor memanas sedangkan Puncak Jaya, Papua misalnya tidak memanas maka tidak bisa disebut efek Global Warming di Puncak, Bogor.
Apa yang terjadi di Puncak, Bogor adalah apa yang disebut Urban Heat Island.[4] ()
Beberapa tahun lalu, Puncak, Bogor jelas tidak se-“penuh” sekarang. Sekarang Puncak, Bogor sudah ibaratnya jadi daerah urban (kota).
Sama halnya dengan Kota Bandung yang semakin urban, suhu udara regional pada Bandung lima tahun lalu akan berbeda dengan sekarang.
Fenomena ini sih lebih cocok dilabelin “urban warming”.
Urban Area memiliki banyak penyebab panas yang membuat data penelitian salah.
Itulah mengapa, data pengukuran suhu bumi yang berasal dari thermometer yang diletakkan di urban area akan diragukan oleh kaum skeptic.
Seperti misalnya foto dibawah ini:
Perbedaan data suhu bumi antara USHCN dan NASA
warna biru : USHCN (yang data penelitiannya dikoleksi dari stasiun-stasiun pengukuran secara manual seperti diatas)
warna merah : NASA (satelit)
Es di kutub mencair? Saya menganggap ini adalah fenomena alam, ketika bumi menerima banyak panas dan tidak melepaskan maka es mencair sedikit, dan kemudian siklus berubah mendingin, maka es kembali terbentuk. Bagaimana penjelasannya, mungkin kompleks, melibatkan arus panas laut, atau pantulan matahari dan sebagainya perlu membaca lebih lanjut. Fakta terbaru (November 2 , 2011) Es di Artic kembali membeku. [5] Fakta di Kutub Selatan, Antartica, justru selama “global warming” tidak pernah mencair, dan malah makin meluas. [6]
Volume Air Laut Bertambah Tinggi? Pencairan, pembentukan Es dan Peningkatan volume air laut merupakan bidang yang kurang dipelajari oleh ilmuwan. Jika dikaitkan dengan global warming sebenarnya agak kebablasan. Tetapi mari kita melihat perbedaan ketinggian air laut. Ketinggian air laut dapat diukur sampai ratusan tahun lalu berdasarkan studi geologi.
Kurva Merah adalah berdasar pengukuran Hallam dan kawan kawan, Biru adalah dari Exxon. Perbedaan hasil karena beda metode yang digunakan. [7]
Apa yang digambarkan oleh kurva tersebut adalah, sea level (tinggi permukaan laut) pada sekarang (sebelah kiri) jauh lebih rendah dari 50 juta tahun lalu, 20juta tahun lalu adalah jaman es, sehingga maklum sea level berada sangat rendah daripada sekarang. Tetapi data menunjukkan adalah normal, bahkan 100juta tahun lalu, tinggi air laut lebih dari 2x lipat sekarang. Bila dikaitkan dengan Global Warming (peningkatan CO2 karena manusia) jelas tidak masuk akal, karena 100juta tahun lalu, tidak ada manusia, tidak ada industri, tidak ada polusi. Sekali lagi, dapat disimpulkan : Fenomena Alamiah.
Mengapa isu Global Warming hanya menjadi mainan Politikus?Negara-negara (secara politik) menyebarluaskan bahaya global warming, dan cara penanggulannya adalah berdasar data IPCC. IPCC adalah Intergovernmental Panel On Climate Change alias badan antar pemerintahan / negara.Fakta menarik disini adalah, dari laporan IPCC 2007, hanya 52 ilmuwan yang berkontribusi, dibandingkan dengan diplomat dari 115 negara. Hidup dan masa depan planet kita, ditentukan oleh 52 ilmuwan serta 115 diplomat? [8] Hanya 20% dari ilmuwan di IPCC adalah ilmuwan Klimatologi: William Schlesinger mengakui pada tahun 2009, bahwa hanya 20% dari ilmuwan IPCC yang berurusan dengan Klimatologi.[9] Kepala IPCC, Dr. Rajendra Pachauri adalah PhD dibidang Ekonomi![10] Salah satu penulis laporan IPCC 2001, Prof. Lindzen mengkritik laporan IPCC dikendalikan oleh politikus.[11]
KACAU! Kalau hidup kita disetir oleh laporan dan saran dari IPCC. Bahkan saya menduga ini hanya akal-akalan negara maju untuk mendikte negara berkembang, terutama kita lihat sasaran banyak ditudingkan ke China.
Global Warming adalah Penuh Konspirasi. John Christy, salah satu penulis laporan IPCC 2001 membeberkan rekannya secara sengaja memainkan data untuk menghasilkan laporan sensasional.[12] Dan yang terkenal adalah skandal “Climategate”.Pada November 2009, terjadi hacking pada server Climate Research Unit pada University of Anglia, UK. Hasilnya adalah ribuan email antara sesama peneliti bocor. Apa yang kemudian disebut sebagai “climategate” adalah permainan data. Peneliti secara sengaja memainkan grafik dengan menyembunyikan data “penurunan suhu” dari hasil laporan dan grafik.
Penelitian berdasar metode Paleoclimatic (pengukuran pada lingkaran pohon, inti es, sedimen dasar danau dan lain-lain) menunjukkan data 1000tahun lalu sampai 1999. Beberapa tahun yang menunjukkan penurunan suhu sengaja dihilangkan untuk tujuan mensupport teori Global Warming. [13][14]
Apakah Global Warming sudah usai? Tidak ada jawaban memuaskan, tetapi data sejak tahun 2007 sampai sekarang di tahun 2011, menunjukkan bumi sedang mendingin. Apakah hanya siklus, atau sedang banyak awan? Hanya ilmuwan yang berseberangan dengan ilmuwan “Global Warming” yang bisa menjawab.
Kesimpulannya . Apa yang kita sebut “Global Warming” adalah proses alamiah yang sudah menjadi siklus dari bumi. Manusia (CO2 nya) tidak menyebabkan Global Warming.Global Warming kemungkinan besar adalah hasil dari aktivitas matahari. Planet lain di Tata Surya juga mengalami Global Warming. Global Warming telah meningkatkan kepedulian manusia untuk menjaga lingkungan. Global Warming telah meningkatkan kepedulian manusia untuk menjaga lingkungan.
Referensi:
http://uah.edu/news/newsread.php?newsID=875
http://icecap.us/images/uploads/Evans-CO2DoesNotCauseGW.pdf
http://isthereglobalcooling.com/
http://junkscience.com/2011/10/29/muller-accused-by-colleague-of-hiding-data/
http://www.fool-me-once.com/2010/07/global-warming-has-stopped.html
http://icecap.us/images/uploads/monckton-global_warming_has_stopped.pdf
Disclaimer:
– Berikut ini hanya pembahasan ringan bukan penelitian ilmiah/scientific.
– Saya bukan expert dibidang ini, hanya penikmat artikel science popular, pembahasan ini berdasar data-data yang saya kompilasi dari situs-situs yang sumbernya saya usahakan kredibel.
– Saya tidak berafiliasi dengan korporasi yang dituding perusak alam atau memiliki motivasi bisnis
– Berikut hanya pandangan skeptik (saya) terhadap pandangan (konsensus) global secara “membabi buta” terhadap Global Warming.
– Skeptik bukan Denial, skeptik hanya menantang teori/pandangan yang ada, dengan mempertimbangkan bila ada argumen/fakta yang masuk akal, skeptik akan menjadi pendukung juga.
Berikut adalah pandangan saya, mengenai isu populer “Global Warming”.
[2] Chart Contribution to the Greenhouse Effect : http://www.geocraft.com/WVFossils/greenhouse_data.html
[7] Sumber Kurva : http://en.wikipedia.org/wiki/File:Phanerozoic_Sea_Level.png