Pada jaman dinasti Qing hiduplah seorang yang bernama Cheng Han Guang. Suatu hari Cheng Han Guang bersama sang adik bepergian dengan menunggang kuda. Dalam perjalanan pulang, di tengah perjalanan mereka melewati sebuah hutan yang lebat.
Tak di sangka dari dalam hutan tiba-tiba muncullah seekor harimau yang kelaparan. Dalam sekejab si harimau sudah menerkam tubuh sang adik. Melihat kejadian tersebut Cheng Han Guang merasa terkejut. Ia segera melompat ke punggung harimau.
Dengan berbekal sebilah bambu yang digunakan untuk memacu lari kuda,Cheng Han Guang memukul si harimau.Karena merasa kesakitan si harimau akhirnya melepaskan sang adik dan balik menyerang Cheng Han Guang.
Setelah berkelahi dengan sengit Cheng Han Guang pun berhasil mengusir si harimau. Dalam keadaan tubuh yang penuh dengan luka Cheng Han Guang lantas menggendong sang adik untuk mencari pertolongan. Berkat pertolongan seorang tabib nyawa kedua kakak-beradik tersebut bisa diselamatkan.
Peristiwa ini terjadi ketika sang adik berusia 15 tahun.Saat sang adik berusia 80 tahun, setiap memperlihatkan bekas luka terkaman harimau kepada orang lain, ia tak bisa menahan rasa haru mengenang jasa kakak tercinta yang telah menyelamatkan nyawanya.
Orang-orang yang mengetahui kejadian tersebut memuji perbuatan Cheng Han Guang yang sangat menyayangi sang adik, begitu pula sang adik sangat menghormati sang kakak.
Apa yang dapat kita pelajari dari kisah di atas? Terlahir sebagai anak tunggal maupun memiliki saudara adalah kehendakNya. Bagaimanapun memiliki saudara kandung adalah suatu karunia, kita patut bersyukur. Sebagai kakak harus dapat mengayomi si adik,sebagai adik harus dapat menghormati sang kakak.
Dalam kisah di atas Cheng Han Guang karena rasa cintanya yang begitu besar kepada sang adik berani menerjang bahaya untuk menyelamatkan nyawanya.Dalam kehidupan nyata sudahkah kita berbuat sesuatu untuk saudara kandung kita?
Xie Zheng Ming
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa