Budaya-Tionghoa.Net| Dalam rangka menyambut Olimpiade Beijing 2008 , perencanaan kota berfokus pada bangunan olahraga yang berkaitan dengan penyelenggaraan olimpiade seperti Water Cube – Birdnest Stadium dan Gedung CCTV . Pembenahan lalulintas mencakup pembenahan jaringan kereta api dan jalan raya . Distrik fungsional didirikan untuk melayani fungsi-fungsi tertentu seperti bisnis , olimpiade dan iptek dan wacana kontroversial Beijing menjadi pusat financial kedua setelah Shanghai.[1]
|
Lokasi : Beijing
Program : Art Complex , Opera Hall , Music Hall , Theater Hall ,
Architect : Paul Andreu
Year : 2001 – 2007.
Distrik fungsional ini didukung pula oleh bangunan-bangunan utama seperti “The National Grand Theather” yang telah dibahas sebelumnya dan pembenahan The National Library.[2] Pengembangan rumah pemukiman bagi rakyat juga menjadi prioritas termasuk konstruksi dan bantuan finansial. Fokus terakhir adalah mengembangkan kawasan pinggiran kota , kota-kota satelit untuk mendukung Beijing. [Gambar]
Salah satu kompetisi design lain yang memiliki nilai prestise tinggi adalah “The National Grand Theather” 国家大剧院 di Beijing yang dimenangkan oleh arsitek Paul Andreu. “The National Grand Theather” merupakan raksasa ellipsoid berwarna perak , atau bangunan modern berbentuk telur—yang terletak di Chang’an Avenue
Gedung ini dirancang terpisah dari jalanan semaksimal mungkin. Bentuk ovalnya terdiri dari kaca cermin yang diletakkan diatas danau buatan dan didesain seperti mengambang diatas air. Pintu ditiadakan agar kemurnian bentuknya tidak tercemar. Pintu masuknya berada pada bangunan tersembunyi dibawah permukaan tanah di sisi danau dan menyusuri lorong bawah tanah, kemudian kembali ke atas permukaan melalui eskalator di dalam gedung oval tersebut. Kesan mendalam terasa begitu muncul dibawah lengkung kaca yang menaungi tiga teater berbeda; walaupun pintu masuk di ujung lorong terasa menggelikan. Penduduk Beijing menjulukinya ‘Gedung Telur’.
Bangunan ini mengandung tingkat kesulitan dalam konstruksi bangunan yang sebagian berada dibawah permukan air. Tingkat keamanan juga dipertanyakan dengan kurangnya akses untuk masuk dan keluar dari bangunan tersebut dikala terjadi bencana alam atau kebakaran , pengunjung yang berada dalam bangunan akan sulit untuk keluar dari bangunan.
Walau tetap kontroversial dan sempat ditunda [3], proyek ini tetap dijalankan kembali pada bulan Juni 2001. “The National Grand Theather” di Beijing menghabiskan dana sekitar 4 miliar RMB atau sekitar 50 juta USD dan biaya operasional 300 juta RMB pertahun[4]. National Grand Theater dibangun dengan super-struktur 20 ribu panel titanium dan 12 ribu panel kaca yang selesai pada tahun 2004 dan direncanakan untuk memiliki kapasitas 2416 kursi opera house , 2017 kursi concert hall dan 1040 kursi theater.
Selain kritikan sosial dan teknis , “The National Grand Theather” dipuji karena rancangannya yang puitis , menggambarkan satu instrument tradisional Tionghua dan perwujudan filosofi Tionghua. Bangunan melambangkan kosmologi Tionghua dengan bulatan telur yang melambangkan langit dan danau buatannya yang persegi melambangkan bumi , , Tian Yuan Di Fang 天圆地方 yang secara literal berarti langit seperti sebuah kubah menaungi bumi berbentuk persegi empat. Diturunkan dari teori Yin dan Yang dan perubahan universal. Ketika bumi tidak terpisah dari langit , alam semesta seperti satu massa berbentuk telur besar.[5] Ini terlihat dari bentuk Water Cube dan Birdnest Stadium yang berpasangan . Konsep ini juga terlihat di bangunan “The National Grand Theather” yang berbentuk telur yang dikelilingi oleh kolam air buatan berbentuk persegi.
Proyek theater ini sebenarnya merupakan mimpi dari Zhou Enlai untuk melengkapi “Sepuluh Bangunan Agung” Mao Zedong disekitar Tiananmen. Mimpi Zhou Enlai tertunda karena “Lompatan Besar Kedepan” dan “Revolusi Kebudayaan”.[6] Theater Nasional ini menjadi salah satu proyek kultural terpenting di Rencana Lima Tahun yang ke sepuluh . Theater ini juga memiliki fungsi eksposisi untuk menampung produk high-culture menyambut Olimpiade Beijing 2008.
Rancangan “The National Grand Theather” sempat menimbulkan isu sosial dan perdebatan dikalangan publik karena berdiri di kawasan historis. Selain itu biaya yang dikeluarkan untuk membangunnya sebesar 50 juta USD , yang setara dengan biaya untuk mendirikan 20 ribu sekolah di kawasan tertinggal dengan potensi untuk mengedukasi sekitar empat juta anak. [7] Pihak Academy of Science , Academy of Engineering dan 114 arsitek , insinyur dan scholar , ramai-ramai menandatangani beberapa surat yang ditujukan ke pemerintah yang menekankan bahwa proyek National Grand Theather ini berbiaya tinggi tapi minim fungsi yang dengan sinis dikatakan sebagai “biaya kelas satu dan fungsi kelas tiga” , irasional dan tidak harmonis dengan lingkungan sekitar .[8]
Oposisi yang keras terhadap satu bangunan seperti kasus ini belum pernah terjadi sejak tahun 1949. Kalangan arsitek dari kawasan selatan Tiongkok mengajukan berbagai pertanyaan mengenai “The National Grand Theather” ini. “Dapatkah rakyat jelata memasuki bangunan yang sedemikian glamour?” [9] Xiao Mo , seorang sejarahwan arsitektural dari Universitas Qinghua mengatakan bahwa debu gurun yang terbawa angin menuju Beijing akan membuat membuat bangunan ini seperti “tahi kering”.[10]
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghua
FOTO ILUSTRASI
- [Foto Ilustrasi : Evilbish , “The Egg” , 23 Januari 2010 , This file is licensed under the Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Unported license.]
- [Foto Ilustrasi : Fanghong , “Inside the National Centre for the Performing Arts,Beijing” , 8 Juni 2008 , This file is licensed under the Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Unported, 2.5 Generic, 2.0 Generic and 1.0 Generic license.]
- [Foto Ilustrasi : das farbamt , “The National Centre for the Performing Arts in Beijing, China” , 13 September 2008 , This file is licensed under the Creative Commons Attribution-Share Alike 2.0 Generic license.]
- [Foto Ilustrasi : Hui Lan , “National Grand Theatre in Beijing, China. Viewed from Northeast.” , 16 Juni 2007 , This file is licensed under the Creative Commons Attribution-Share Alike 2.0 Generic license.]
- [Foto Ilustrasi : Aurelio Asiain , “Detail of the National Grand Theatre in Beijing, China. Transition from glass to titanium portion of roof.” , 16 Juni 2007 , This file is licensed under the Creative Commons Attribution-Share Alike 2.0 Generic license.]
CATATAN KAKI :
[1] www.cnd.org , Oktober 2003
[2] Budaya Tionghoa , “ Rancangan Jurgen Engel Architekten Untuk National Library Dan Siku Quanshu”, Budaya Tionghoa ,9 May 2011
[3] Ada faktor permasalahan bangunan “Charles de Gaulle” di Perancis yang juga dirancang oleh Paul Andreu.
[4] Bandingkan biaya pembangunan National Grand Theater sebesar 4 miliar RMB dengan biaya Shanghai Grand Theater sebesar 500 juta RMB.
[5] Lihat juga http://web.budaya-tionghoa.net/seni-dan-hobby/architectural-/1126-courtyard-si-he-yuan-2-
[6] Monroe Edwin Price , p237
[7] Charles Xue , p42-43
[8] China Daily , 2004
[9] Charles Xue , p42-43
[10] Kahn , 2004