Budaya-Tionghoa.Net | Seorang member forum yang berasal dari Bandung pernah mengaku sudah lama sekali tidak menghadiri pesta “makan meja” atau “ciak-ciu”. Pesta ciak-ciu itu bukan undangan pernikahan yang seperti prasmanan. Dalam pesta ciakciu, tamu duduk disekeliling meja , sementara makanan datang satu persatu. Dia tahu dibanyak daerah , perjamuan nikah seperti ini masih banyak dilakukan, tetapi saya yang tinggal diantara Bandung dan Jakarta sudah lama tidak menemukan gaya perjamuan seperti itu. Biasanya undangan pesta pernikahan yang saya hadiri dalam wujud perjamuan prasmanan dimana tamu “mengantri” di meja prasmanan yang berisi beragam perjamuan dan saat tamu memakannya pun ada yang posisi berdiri ada yang duduk jika tempat tersedia. Itu sebabnya ketika suatu saat dia diundang pesta ciakciu , malahan dia jadi risih dan seperti tidak tahu adat.
|
Lain lagi dengan pengakuan salah satu member yang berasal dari Binjai. Di Binjai dan Brahrang , menurutnya budaya ciak-ciu masih mendominasi dibandingkan Jakarta dan kota besar lainnya. Didaerah Binjai malah jarang sekali pesta pernikahan orang Tionghoa yang diadakan dengan pesta prasmanan. Ciakciu yang diadakan restoran biasanya makanan datang satu persatu ke meja yang dikelilingi para tamu , dan biasanya ada 8 jenis , ditambah penutup berupa pudding dan es buah atau es longan . Yang ini lebih banyak ditemui di kota Medan.
Ada lagi pesta Ciak-ciu yang makanannya datang semua secara bersamaan ke meja. Pesta seperti ini biasanya diadakan dirumah makan atau rumah mempelai baik pria maupun wanita yang mengadakan pesta. Pesta seperti ini lebih banyak ditemui di Binjai dan Brahrang. Sumpit yang disediakan dapat langsung digunakan, sepanjang itu tidak akan mengotori makanan yang dimakan bersama dengan tamu yang lain. Alternatifnya ya menggunakan sendok yang sudah disediakan. Asal jangan mencomot pake tangan langsung.
Meja makan, biasanya bundar dengan sesuatu bagian ditengah meja yang juga bisa berputar. Seharusnya yang duduk bersama-sama disatu meja adalah delapan orang , tetapi sekarang 10 juga bisa. Diatas meja dimuka setiap kursi – sebagai pembukaan biasanya kita diberikan piring half size [20-25cm] dan ada sumpit diatas sumpit holder. Juga beberapa piring kecil untuk bumbu disiapkan dimuka piring. Cangkir untuk minum teh ada disebelah kanan atas dari piring tersebut. Jikalau ada hardliquor atau wine chinese , tidak ada cangkir , jadi diatur secara Barat dimuka piring tersebut.
Ditengah bagian meja yang berputar biasanya ada rak bumbu, minuman lain yang dapat kita pilih. Dan yg paling penting diatasnya ada beberapa sumpit yang dipakai untuk umum. Jumlahnya tergantung dari makanan yang disajikan. Makanan pembukaan biasanya terdiri dari satu piring besar bulat yang disajikan biasanya makanan kecil a’la dimsum – Panggang babi merah, cucis , lunpia, pangsit goreng, etc tergantung dari restorannya – ini tidak banyak dan hanya untuk pembukaan. Biasanya , di jaman sekarang ini , piring sudah ada sendok umumnya dan sumpit umumnya. Kita mangambil makanan ini dengan sumpit atau sendok umum dan taruh makanan tersebut diatas piring kita. Kita makan dengan memakai sumpit kita yang ada disebelah piring kita.
Cara memakai sumpit jaman sekarang – sedapat mungkin tidak masukkan kedalam mulut dan hanya makanan yang dihidangkan yang masuk mulut. Kita seharusnya tidak menghisap sumpit. Sumpit harus paralel dengan mulut dan tidak boleh vertical terhadap mulut. Sumpit harus datang kemulut dan mulut tidak boleh datang kesumpit. Mulut posisinya kurang lebih diatas piring makan kita. Setelah makanan pembukaan ini biasanya jaman sekarang kita diberikan soup. Cara menyajikannya – suatu pot besar dengan soup ditaruh ditengah meja dan pelayan restoran akan membaginya kedalam mangkok soup yang dia bawa termasuk sendok porselennya.
Setiap tamu diberikan satu mangkok kecil soup, yang dimakan memakai sendok porselen tersebut. Biasanya sewaktu kita minum soup ini kita tidak memakai sumpit lagi dan mangkoknya boleh dipegang ditangan atau diletakkan diatas meja. Yang penting kita sedapatnya jangan minum kuah soup dari mangkok tetapi harus pakai sendok tersebut. Seusai soup , biasanya piring kecil dan utensil diangkat . Yang ditinggalkan hanya bumbu, gelas, cangkir teh etc. Kita diberikan piring baru yang agak besaran sedikit dan juga diberikan mangkok kecil untuk nasi atau mie etc.
Biasanya yang disajikan rata-rata adalah 8 macam makanan yang kita makan satu persatu
menurut peraturan yang saya uraikan diatas. Kalau nasi-goreng atau mie atau ketan datang itulah tandanya bahwa mereka sudah sajikan semua makanan. Mungkin masih banyak yang perlu nasi putih – ini bisa dimasukkan kedalam mangkok kecil kita. Ingat makan nasi jangan masukkan mangkok kedalam mulut – sedapat-dapatnya disendok dengan sumpit. Disini memang sumpit bisa masuk mulut tetapi posisi seharusnya tetap paralel dengan mulut. Memang kalau mangkok nasinya kecil , agak lebih besar dari cangkir teh kita juga bisa masukkan kedalam mulut kalau perlu , tetapi sedapatnya jangan. Biasanya kalau pelayannya bagus setiap tiga atau empat sajian kita diberikan piring makan baru. Selesai ini kita diberikan dessert .
Seringkali kalau makan ikan, ayam yang bertulang, maka tulang-tulang itu dilepehkan -dan dikeluarkan lagi dari mulut dan diletakkan diatas meja. Ini seharusnya tidak dilakukan. Karena itu kita mendapat piring makan dimuka kita dan satu mangkok makan. Tulang-tulang atau kulit udang, kepiting etc seharusnya hanya dihisap dan sisanya ditaruh diatas piring makan kita. Karena itu kalau tempat makan agak baik kita setiap 2-4 macam makanan diberikan piring makan atau mangkok makan yang baru.
Didalam acara , tidak ada tong sampah umum dan tidak dapat kita letakkan diatas meja atau dikolong meja . Cara kita minum teh atau air es bebas – kita minum teh atau air setiap saat tanpa menghiraukan teman makan kita. Tetapi kalau minum arak biasanya kita minum secara mengundang – kita mengucapkan selamat atau terima kasih kepada sesama teman semeja. Untuk yang tidak bisa minum – memang agak sulit , tetapi kita tidak perlu minum dan hanya mencicipi.
Undangan makan meja banquett ini, banyak protokol yang harus di ikuti, terutama dalam pesta atau fungsi besar seperti pesta pernikahan. Seperti yang disebut sebelumnya , rata-rata setiap meja bulat untuk 10 orang dan biasanya disetiap meja sudah diberikan nama-nama siapa yang akan duduk dimeja tersebut. Makin dekat ke meja pengantin , makin dekat hubungan keluarganya. Setelah itu urutan teman-teman dekat dari mempelai dan kemudian keluarga jauh atau teman dan tetangga. Demikian juga untuk fungsi yang formal seperti political banquette,makin dekat dengan meja gubernur atau pejabat tertinggi, makin tinggi status orang tersebut dalam masyarakat.
Dikawasan lain , jumlah macam makanan tergantung dari yang membuat pesta , bahkan bisa sampai 12-13 macam , tetapi secara umum adalah 8 macam yang menunya tergantung budget. Urutan menunya adalah entree-soup , ikan atau seafood , daging atau sayur , bakmi atau nasi goreng, sweet seperti ketan manis dan kue-kue kecil manis seperti kue mangkok. Dalam acara pernikahan , pidato-pidato berada setelah entree dan diantara makanan-makanan yang disajikan. Kalau ada acara toasting mempelai dengan champagne dilakukan setelah bakmi atau nasi goreng.dan sebelum sweet-ketan manis.
Jadi sembari acara makan sweet , kedua mempelai akan jalan-jalan keliling meja untuk foto-foto atau sekedar bertemu dengan tamu-tamunya. Pembagian makanan di meja selalu diatur oleh waiter atau waitress , sehingga masing-masing kebagian porsi yang sama. Seperti yang diuraikan sebelumnya, sumpit kita hanya dipakai untuk piring atau mangkok sendiri , tidak usah dicelupkan di makanan tengah. Dalam restaurant yang baik, untuk setiap jenis makanan piring atau mangkok kita diganti baru,dan tulang-tulang atau sisa makanan diangkat.
Selain untuk acara formal seperti yang sudah di uraikan diatas, banquette ini sering juga di lakukan dalam acara keluarga, atau diantara teman-teman dekat seperti ultah atau anniversary. Dalam hal ini protokolnya ada perbedaan sedikit, karena adanya keakraban diantara yang duduk di meja, dan selalu lebih meriah.
Mengenai ang-pao (untuk pernikahan) dan pek-kim (untuk kemalangan) memang tradisinya biasanya adalah genap untuk ang-pau dan ganjil untuk pek-kim. Tapi seiring waktu, ini sudah tidak begitu diperhatikan lagi, yang penting kita ikhlas memberikan . Pertanyaan mengenai jumlah angpao yang diberikan ini sebenarnya balik lagi ke orang yang diundang. Orang mengundang kita karena menghendaki kehadiran kita (bukan menginginkan uang kita?). Berapa besar uang angpao , harus sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Kalau di Amerika Serikat , Hong Kong atau Taiwan , biasanya kita melihat restorannya. Kita sebagai tamu harus sungli , memberikan berkah , jadi uang yang diberikan harus jauh lebih besar dari makanan yang kita makan. Kalau di Amerika Serikat rata-rata satu meja , harganya bisa 200-500 USD , karena itu rata-rata sungli-nya sekitar 50 USD perkepala. Kalau di Indonesia juga sebenarnya tidak jauh berbeda , saudara dekat biasanya memberi angpao lebih besar. Walau sekali lagi standar umumnya tidak ada musti kasih berapa, Estimasi nilai makanan yang dimakan hanyalah salah satu bahan buat pertimbangan saja.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua