Budaya-Tionghoa.Net | Jaman dulu kalau dikota Bogor pada festival hantu ini biasanya dikelenteng kota ini sangat ramai sekali. Mulai tanggal satu dari bulan tujuh kepala hosang dari kelenteng ini keliling daerah perdagangan kota dgn membawa boneka-boneka dari kertas dengan surat undangan untuk hantu-hantu itu menghadiri festival mereka besok harinya dikelenteng.
ARTIKEL TERKAIT :
{module [201]}
|
|
|
Di kelenteng biasanya ada panggung untuk wayang Potehi , wayang golek asal dari Fukien dan cerita Si Ji Juei , dimainkan disana setiap hari dan malam. Pohon Pinang dengan hadiah-hadiahnya diatas dipasang dan sudah dilicingkan dengan minyak motor.
Para pedagang pada hari itu memberikan donasi mereka untuk dibagi kepada rakyat jelata. Dari buku-buku sekolah cita-cita sampai beras, minyak ayam, kambing dan juga babi – sapi dibawa untuk diberikan kepada semua orang yang memerlukannya. Bagian ini sebelum festival sudah penuh dan meskipun tidak ada yang jaga tidak ada yg dicolong. Di pintu gerbang kelenteng dipasang boneka-boneka kertas dengan simbol raja air dan raja api. Dan boneka besar dari raja akhirat yang bermuka biru dan lidah panjang juga disediakan.
Perkumpulan silat pada hari sebelumnya semua berlatih dengan barong-barong mereka untuk berkelahi merebut keunggulan mereka – merebut bendera yang dipasang diatas tumpukan beras, kacangan. Barong yang dapat merebut bendera ini adalah boss tahun itu. Locu kelenteng sudah dipilih – sebab dia yang keluar duit.
Pada hari festival ini ada juga panggung dimana para rohaniwan dari kelenteng bersembahan yang dan sering juga ada yang injak api dan mandi minyak atau air gula panas. Semua untuk merayakan festival ini. Sebelum mulai kepala rohaniwan keliling daerah perdagangan dan mengambil kembali boneka pengundang ke kelenteng untuk dibakar disana bersama dengan raja akhirat pada tepat jam 12 siang.
Setelah itu mulailah perebutan untuk kaum silat yang sangat ramai – seperti diarena sepakbola saja. Murid-murid utama dari perkumpulan silat ini betul-betul saling tendang untuk merebut bendera. Setelah ada pemenangnya sekarang donasi boleh direbut oleh rakyat biasa. Tetapi jaman sekarang sih teratur dan mereka mengambil seperlunya. Pohon pinang juga diambil hadiah-hadiahnya dari radio sampa tas atau baju-baju. Pesta jalan diapi dan mandi minyak goreng atau air gula yg mendidih dengan patron-patron setempat seperti embah-embah segala macam sudah dimulai sebelumnya jam 12. Katanya pesta buka tanah (?)
Ditempat kuburan Gunung Gadung biasanya untuk arwah-arwah orang yang tidak ada keluarga juga diberikan sembayang atau keduren yang besar dan makanan dan sumbangan dibagi kepada rakyat yang mau atau yang memerlukan. Pembakaran raja-air dan api dilakukan jam 12 malam. Dan sesudah itu selesailah festival ini.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua