Budaya-Tionghoa.Net | Bahasa Han pada saat ini telah disempurnakan menjadi lebih dekat dengan bahasa dialek Utara yang kita kenal sekarang. Ini tercatat dalam buku “Phonology of Chinese” atau “Chung Yuan In Yun” tulisan Zhou De-qing pada tahun 1324 zaman Dinasti Yuan. Pada saat ini, akhiran yang ada pada bahasa Han Kuno telah ditiadakan. Pelestarian akhiran dari bahasa Han Kuno yang paling sempurna adalah pada dialek Kanton yang juga mempunyai nada intonasi paling banyak di antara dialek2 dalam bahasa Han. Pada zaman ini, cikal bakal dialek Utara yang sekarang menjadi Pu Tong Hua diletakkan dan mengalami perkembangan selama beberapa abad sampai seperti Pu Tong Hua yang kita dengar sekarang.
|
Bahasa Han Modern Bahasa Han Modern yang kita kenal sekarang adalah berdasarkan dialek Utara yang digunakan mayoritas penduduk di China (80%). Sejak masa pemerintahan Dinasti Ming dan Qing, kekaisaran menetapkan dialek Utara sebagai bahasa resmi yang disebut “Guan Fang Yu Yan” atau “Official Language”. Inilah yang menyebabkan adanya sebutan bahasa Mandarin oleh bangsa Eropa kepada dialek Utara karena Mandarin menunjuk pada pejabat kekaisaran Dinasti Ming dan Qing. Penghujung dinasti Qing, pejabat kekaisaran demi memasyarakatkan dialek Utara ke seluruh Tiongkok menetapkan istilah Pu Tong Hua (bahasa umum) untuk dialek Utara supaya penggunaannya sebagai bahasa resmi bisa dapat lebih memasyarakat dan menjembatani antara penduduk dari dialek berbeda.
Gerakan 4 Mei 1919, mahasiswa di Beijing, Shanghai dan kota2 besar lainnya memaksa pemerintah menetapkan penggunaan literatur bahasa Han yang lebih umum berdasarkan bahasa sehari2 pada masa itu (Bai Hua Wen). Ini berguna untuk lebih memasyarakatkan penulisan bahasa Han pada seluruh rakyat Tiongkok karena sebelum saat itu, literatur bahasa Han masih dalam bentuk klasik (Wen Yan Wen) yang telah berlangsung ribuan tahun sejak zaman Konfusius.
Dalam masa2 pembentukan Republik setelah Revolusi Sin Hai oleh Dr. Sun Yat-sen berhasil. Dr. Sun yang berdialek Kanton dalam suatu kesempatan menganjurkan untuk tetap menggunakan dialek Utara sebagai bahasa nasional karena penggunaannya yang luas dan memiliki struktur, kosa kata dan nada yang lebih rapi dan mudah dipelajari. Ini merupakan salah satu sikap nasionalisme yang jarang ada pada politikus lainnya walaupun pada waktu pusat pemerintahan Republik bukan di Utara (pusat revolusi di Guang Dong, pemerintahan Republik di Nanjing). Juga pada masa tersebut ada suara2 yang mendukung dialek Kanton dijadikan sebagai acuan bagi bahasa Han (bahasa Nasional).
BAHASA HAN MASA DEPAN
Bahasa Han sejak tahun 1950-an melalui Konferensi Nasional untuk Reformasi Bahasa Han di Mainland China telah mengalami perubahan dramatis dengan ditetapkannya penyederhanaan penulisan karakter Han menjadi Simplified Chinese yang kita kenal sekarang. Alasan mereka adalah lebih memasyarakatkan tulisan dan literatur Han pada seluruh rakyat China. Namun sebenarnya lebih ditekankan pada pemutusan hubungan sastra, kebudayaan dan pemikiran rakyat dengan hal2 yang dianggap kuno di masa lalu serta untuk membedakan diri dari pihak nasionalis. Di masa depan, mungkin dalam perihal komunikasi, Simplified Chinese akan menjadi populer sejalan dengan bertambah kuatnya kekuatan politik PRC di dunia. Namun eksistensi Traditional Chinese tetap akan tak tergoyahkan karena sastrawan dan budayawan baik dari dalam dan luar Tiongkok tetap akan condong ke Traditional Chinese untukmemperlajari makna dan filsafat asli dari masa lalu.
[Bagian 1] [Bagian 2] [Bagian 3] [Bagian 4] [Kompilasi]
Rinto Jiang
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua