Budaya-Tionghoa.Net | Papan ini sebenarnya adalah juga menghalangkan suatu doa atau pengharapan, yakni : (1) Mengharapkan kehadiran bintang penolong (guiren) di manapun juga. Artinya, harapan atau doa agar kapan saja dan di mana saja kita membutuhkan pertolongan ataupun bantuan, maka kita akan memperolehnya.(2)Mengharapkan kedatangan dewa rejeki. Artinya, harapan atau doa agar kita senantiasa beruntung (3)Mengharapkan kehadiran dewa naga penguasa bumi di kelima penjuru (wufang wudu Longshen). Artinya adalah harapan atau doa agar semua penjuru mendatangkan keberuntungan bagi kita atau membebaskan diri dari aral melintang. (4). Mengharapkan rejeki yang berasal dari lima penjuru. Ini merupakan doa atau harapan agar keberuntungan mendatangi kita dari segenap penjuru.
|
Dengan demikian, papan semacam ini bukanlah sesuatu yang mistis atau tahayulistis. Lima penjuru itu juga mencakup bagian tengah (zhong). Artinya semua juga harus dimulai dari diri sendiri. Terdapat faktor eksternal dan internal. Apabila kita berpangku tangan saja, bagaimana rejeki atau keberuntungan hendak datang? Oleh karena itu, papan di atas juga memiliki makna filosofis yang mendalam.
Suatu harapan atau doa adalah merupakan pembangkit bagi optimisme dan optimisme itu harus dimulai dari diri sendiri. Memasang papan di atas, namun kemudian hanya duduk berpangku tangan saja juga tak akan mendatangkan manfaat.
Tulisan tangfan 唐番 artinya adalah dewa bumi Tiongkok dan dewa bumi lokal, tang itu menunjukkan etnisitas , juga fan itu etnisitas. Jadinya adalah kita junjung kebersamaan dan sifat saling menghormati. 地主 itu tuan tanah atau penguasa dewa bumi alias juga dewa rejeki. Dari papan dewa bumi ini kita bisa ngeliat kalau para leluhur kita yang ada di indonesia sadar kalau kita harus hidup berdampingan sehingga rejeki datang.
Ini khas totok dari Fujian & Guangdong , kalau di HK , gd segala tulisannya menkou dizhu tidak mem bawa kata fan 番 yang artinya bisa diartiin Nan-yang. Kalau wufang wutu bisa berarti dunia luas dan tangfan dizhu atawa tangfan tudi 唐番土地 itu lebih kearah lokalitas atau wilayah rumah getu.
Untuk sembahyang Dewa Bumi atau Dewa Tuan Rumah Lokal biasanya yang tidak boleh kurang adalah Nanas (Wang Lai) dan Kue Apem (Huat Kue), kue yang bisa mengembang , biar bisnis atau rezeki terus mengembang ditambah lagi dengan syair-syair.
Di daerah yang mayoritas Teochew , orang jarang bilang tudi gong, tapi Di Zhu Ya (Tuan Tanah), jadi memakai papan Di Zhu Ya (Tou Di Gong) , jarang yang menggunakan patung seperti gelar Fu De Zheng Shen. Mungkin disini juga sering kita liat ada Du Ti Gong yang biasanya terletak dilantai , terus ada lagi Fu De Zheng Shen yang ada di atas Altar. Untuk tulisan pada papan Di Zhu Ya daerah Kepulauan Riau, Riau, Singapore, Malaysia adalah :
“生意兴隆通四海,财源广进万方来”;正中恭奉:“五方五土龙神”、“唐番地主 财神”
Biasanya Tu Di Gong berada didalam rumah, kalo untuk TuDiGong pintu masuk biasanya diletakan diluar pintu Utama. Jadi ada TuDiGong Tugas Luar dan Tugas Dalam, sama seperti negara ini ada mentri dalam negri ada mentri luar negri
Ivan Taniputera , Ardian Cangianto , Joao Kho
21 Mei 2012
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa