Tanya : Mohon pencerahan mengenai kaisar wanita Tiongkok : Wu Mei Niang atau Wu Tze Thien. Kaisar ini hidup dalam dinasty apa ya ? Saya baru nonton DVD nya, tapi kayaknya berbeda versi dari yang pernah saya nonton beberapa tahun yang lalu dari TV China. Versi DVD karya Hongkong menceriatakan kaisar ini mempunyai putra, dari dari versi karya TV China, dia tidak mempunyai putra, hanya seorang putri. Versi yang mana yang benar ya? Setahu saya kisah kaisar wanita ini adalah fakta sejarah, bukan sekedar fiksi semata. Mohon informasi lengkap mengenai kaisar wanita ini.
|
Jawab : Wu Zetian (武則天) adalah kaisar wanita dinasti Tang, akan tetapi di puncak masa kekuasaannya (sekitar 690 – 705 CE) dia mengganti nama negara menjadi Zhou. Gelarnya adalah Zetian Shunsheng Huanghou 則天順 聖皇后. Masa pemerintahan kaisar Tang Taizong, beliau masuk ke istana sebagai wanita istana biasa (setingkat dayang) kemudian diangkat menjadi Cai Ren (selir tingkat 5 dari 9, mohon dikoreksi). Kaisar Tang Taizong pernah hendak menghukum mati Wu Zetian dikarenakan sifat dan ambisi Wu Zetian (juga ada legenda ramalan kaisar berikutnya bermarga Wu) yang dianggap membahayakan kedudukan keluarga kerajaan.
Setelah kaisar Tang Taizong mangkat, sesuadi dengan hukum negara, Wu Zetian masuk biara dan menjadi seorang Bhikshuni. Namun kaisar Tang Gaozong kemudian mengangkatnya kembali menjadi selir dan beliau kembali ke istana. Proses kembalinya Wu Zetian ini tak lepas dari persaingan antara permaisuri Wang dan Xiao Shufei (selir tingkat 2 dari 9, mohon dikoreksi). Permaisuri Wang menarik kembali Wu Zetian sebagai alat untuk menghadapi selir Xiao yang kala itu menjadi selir kesayangan Tang Gaozong. Wu Zetian memiliki setidaknya seorang putri yang meninggal semasa bayi, dan beberapa orang putra. Kesalahan atas kematian putrinya ditanggung oleh permaisuri Wang yang kebetulan dilihat oleh beberapa dayang berada di dekat lokasi kejadian, dan ada juga legenda yang mengatakan bahwa Wu Zetian membunuh sendiri putrinya lalu menimpakan kesalahan kepada permaisuri Wang. Putra tertuanya, Li Zhong, yang merupakan putra mahkota dipaksa bunuh diri oleh Wu Zetian.
Semasa pemerintahannya, dinasti Tang dan Tiongkok mencapai salah satu puncak kejayaan. Dinasti Tang berhasil menganeksasi sebagian semenanjung Korea. Ekonomi dan pertanian berkembang pesat. Dan kesetaraan antara lelaki dan perempuan lebih diperhatikan, terutama dalam bidang pendidikan. Dia juga menciptakan 1 karakter baru, Zhao (曌) yang dipakai sebagai nama pribadinya. Selain itu, karena mendukung Buddhisme dia juga berpengaruh terhadap pencitraan salah satu ikon pemujaan Buddhisme. Di akhir hidupnya, kekuasaanya diteruskan kepada putranya yang paling muda, Li Xian. Li Xian kemudian mengganti kembali nama negara menjadi Tang dengan gelar kuil Zhongzong. Jadi boleh dibilang film yang anda tonton itu tidak tepat dalam menceritakan keturunan dari Wu Zetian.
Photo Credit : Description 乾陵无字碑 , Located to the east of Phoenix Gate within the Qianling Mausoleum–built near Xi’an in 706 to house the remains of Emperor Gaozong, Empress Wu, and other royal members of the Chinese Tang Dynasty–is the large Blank Tablet or “Uncharactered Tablet”. This tablet is 6.3 meters high and weighs 98 tonnes. Although no written inscriptions adorn this edifice (hence its name), the sides of the tablet feature carved dragons while the top features carved oysters. Date 2007 , Source 国家公园网(GJGY.com)
Tanya : karena banyak yang mencerca dan banyak juga yang memujanya maka katanya nisannya tidak bertulisan dan makamnya terdapat di Xi’an berdampingan dengan makam Kaisar Tang Gao Zong
Jawab : Beberapa sejarawan bersikap mendua (ambiguity) dalam menilai Wu Zetian yang dikenal sebagai satu-satunya kaisar wanita dalam sejarah Tiongkok. Walaupun dia dikenal otoriter dan bersifat tirani dalam menjalankan pemerintahannya, tetapi Wu Zetian juga dinilai sebagai seorang negarawan yang cakap dalam mengatur negara dan seorang administrator wanita yang mampu. (Empress Wu was a remarkably skilled and able politician, China A New History, John K. Fairbank)
Maka ada cerita yang mengatakan, karena orang ragu dan tidak tahu harus ditulis apa pada batu nisannya, apakah akan ditulis sebagai seorang tirani atau sebagai seorang negarawan yang patut dikenang, karena itu dibiarkan batu nisannya kosong tanpa tulisan (epitaph). Walaupun demikian, Wu Zetian sebenarnya termasuk salah satu dari sedikit kaisar yang cakap dan mampu yang dikenal dalam sejarah Tiongkok.
Mungkin perlu ditambahkan juga bahwa ketika beliau mendirikan dinasti Chou yang berumur pendek (kadang-kadang disebutkan sebagai dinasti Chou ke-2) pada tahun 690, dia memindahkan istananya dari Chang-an ke Loyang (ke arah Timur dari Chang-an), Wu Zetian menerima I-ching secara pribadi di istananya di Loyang pada tahun 695. Ketika itu I- ching baru saja tiba kembali ke Tiongkok dari perjalanannya (25 tahun) mengunjungi India dan lalu singgah dan menetap selama 2 tahun di Sriwijaya, Palembang sebelum kembali ke Tiongkok pada abad ke-7 (A History of Chinese Civilization, Jacques Gernet)
Partisipan : Hendri Irawan , Golden Horde
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua |Facebook Group Budaya Tionghoa