Budaya-Tionghoa.Net| Sebuah patung terracotta raksasa setinggi 2.2 meter ditemukan di lokasi penggalian. Para arkeolog memperkirakan bahwa figur ini berkaitan dengan pertunjukan dan hiburan di pemerintahan. Jika rampung , figur ini akan setinggi 2.5 meter. Para arkeolog yang berkerja di galian terakhir di situs Terracotta Warrior di Xi’an mengatakan bahwa proyek ini sangat penting secara historis. Para pakar kembali memulai pekerjaannya di Pit no 1 di tahun 2009 dan telah menemukan 310 artefak, termasuk chariot , senjata dan perkakas , bersama dengan 12 tembikar kuda dalam tiga grup dan sekitar 120 lebih prajurit. Untuk pertama kali tim arkeolog ini menemukan yang masih berwarna , lapisan luar perisai dari sebuah kereta pertempuran yang merupakan jenis pertama kali yang ditemukan dalam tiga lubang menurut Cao Wei , seorang kurator museum , seperti yang dikutip dari China Daily.
|
Perisai yang digunakan para prajurit di masa dinasti Qin (221-206SM) sepanjang 60 cm dan selebar 40 cm dengan pola geometris berwarna merah , hijau dan putih. Perisai tersebut sebagian patah dan dipercaya digunakan untuk yang berpangkat tinggi (Zhang Weixing , China Daily). Para arkeolog juga berspekulasi bahwa dimasa lalu , pasukan Qin memiliki wing guard untuk mencegah serangan musuh dari samping dan hasil penggalian menunjukkan spekulasi itu benar. Para arkeolog juga menemukan sejumlah prajurit terracotta dengan mata berwarna hita dan abu-coklat. Bahkan sebuah figur terracotta menunjukkan warna mata merah dan pupil hitam. Sebuah figur lain diyakini seorang perwira tinggi dengan baju perang berwarna.
Mengenai para prajurit terracotta dan kuda yang terbakar , ada dua dugaan bahwa yang pertama adalah pembakaran spontan yang disebabkan biogas yang dihasilkan oleh kayu dan material organik didalam lubang , dugaan kedua bahwa pembakaran itu disengaja. Hasil penggalian menunjukkan bukti bahwa pembakaran itu disengaja. Para arkeolog menduga bahwa Xiangyu (232-202SM) , seorang pemimpin yang menggulingkan Dinasti Qin dan pasukannya yang membakar lubang. Ini sesuai dengan sejarah bahwa makam Qin Shi-huang ini pernah dirusak sekali oleh Xiang Yu, lawannya Liu Bang yang kemudian mendirikan Dinasti Han. Lalu, Liu Bang yang menjadi kaisar pertama Dinasti Han juga ingin meniru makamnya Qin Shi-huang untuk memakamkan diri sendiri.
[Foto Ilustrasi : Kevin Schoenmakers , “Fotografi Changan” , 2011]
Bedanya, bila teracota dan kota bawah tanah di dalam makam Qin Shi-huang itu dalam skala 1:1, Liu Bang membuatnya dalam skala 1:4 lebih kecil. Discovery atau National Geographic , pernah mengulas makamnya Liu Bang, kota bawah tanah dalam skala kecil lengkap dengan miniatur istana, sungai, kota, perumahan dan orang2 kecil. Ini menunjukkan bahwa kaisar tidak sanggup melawan kematian, berusaha membawa postur yang sama dari alam nyata ke alam baka. Namun fenomena ini cuma sampai Dinasti Han, setelah Dinasti Tang, makam kaisar tidaklah sebesar dan semegah sebelumnya. [Budaya Tionghoa , 1598]
China Daily juga melaporkan bahwa dari pit yang terletak di tenggara musoleum Qin Shi Huang , ditemukan 41 figur yang berbeda dari figur militer dengan tinggi 2.5 meter dan setiap figur itu memiliki pola merah , ungu dan merah-hitam. Pit no 1 adalah yang terbesar diantara yang mengelilingi makam Qin Shihuang , dan kondisinya paling buruk. Di tahun 2010 kemaren ditemukan tiga benda yang terbuat dari kain mirip sutera yang menggambakan industri tekstil dimasa dinasti Qing.
Pasukan Terracotta sebenarnya berwarna-warni bukan berwarna tanah yang seperti kita lihat. Pigmennya sendiri menghasilkan teka-teki pigmen sintetik oleh apa yang disebut chinese purple atau han purple disekujur prajurit terracotta.Pigmen ini memiliki keunikan saat diekspose di medan magnet tinggi dan temperature rendah dimana pigmen ini bisa kehilangan satu dimensi dari 3D menjadi 2D. Reduksi ini dapat membantu informasi mengenai tahapan Bose-Einstein dalam pengembangan instrumen sensitif dan struktur mikro yang lebih kecil dari chip komputer. [Budaya Tionghoa , 941]
Dahulu Jepang menawarkan teknologi penggalian dan reservasi yang lebih maju tapi mengajukan syarat bahwa setengah dari yang ditemukan harus menjadi milik Jepang dan untuk ini Tiongkok menampik dan memutuskan untuk menunggu teknologi terbaru yang mencukupi untuk melanjutkan penggalian. Di tahun ini tim peneliti asal Tiongkok dibantu oleh tim Jerman berhasil menemukan wajah yang berwarna pada temuan terracotta terbaru. Pencapaian ini sangat tidak ternilai dalam studi Tiongkok kuno.
Pencapaian ini berkat teknologi terbaru yang dikembangkan dengan kerjasama sebuah institute di Jerman sehingga warna asli temuan terbaru tetap seperti warna aslinya — hal ini tidak terjadi dalam dua penggalian sebelumnya. Penggalian pertama dilakukan dari tahun 1978 sampai 1984 yang menghasilkan 1087 relik. Begitu terbuka dengan udara bebas , prajurit-prajurit terracotta ini segera kehilangan warna mereka dan berubah menjadi abu-abu. Penggalian kedua dimulai pada tahun 1985 tapi dihentikan karena alasan teknis.
REFERENSI
Ma , Lie , “Terracotta army emerges in its true colors” , China Daily , 9 September 2009
———– ” Unearthing warriors colorful past” , China Daily , 11 Juni 2012
Jiang , Rinto , ” Pasukan Terracotta yang penuh warna “ , Budaya Tionghoa , Artikel No 1598
Huang , Dada , ” Prajurit Terracotta dan Chinese Purple” , Budaya Tionghoa , Artikel no 941