Budaya-Tionghoa.Net| Bouyei dikenal juga sebagai Buyi , Chungchia , Dioi , Ichia , Ijen , Joachia , Jui , Pui , Puyueh , Shuibu , Penti , Yo dan Zhongjia. Bouyei menjadi salah satu grup minoritas terbesar di Tiongkok dengan sensus nasional di tahun 1990 menyebutkan Bouyei berjumlah 2.545 juta jiwa. Di masa sekarang orang Bouyei berjumlah hampir 3 juta jiwa.
|
Orang Bouyei banyak terdapat di provinsi Yunnan dan Guizhou , salah satunya adalah dua prefektur otonomi di Guizhou seperti Qiannan dan Qianxinan. Di kawasan ini banyak terdapat pemandangan alam yang indah seperti Air Terjun Huangguoshu yang merupakan salah satu air terjun terbesar di Asia , pemandangan Huaxi dan labirin gua batu kapur yang disebut Long Gong. Kawasan ini juga menjadi tempat yang penting bagi pemerintah pusat karena menjadi kawasan pengembangan hidro-elektrik.
Orang Bouyei menggunakan bahasa Zhuang-Dai yang merupakan cabang dari Zhuang-Dong dan termasuk dalam keluarga bahasa Sino-Tibetan.Di masa lalu mereka tidak punya sistem tulisan. Di masa Republik Rakyat , pemerintah membantu masyarakat Bouyei untuk menyusun Latinisasi sistem penulisan Bouyei
[Foto Ilustrasi : Mrspaceman at en.wikipedia ,”Huangguoshu Waterfalls in Guizhou, China”, 2006]
Bouyei juga dekat dengan grup Zhuang secara leluhur terutama Zhuang utara. Beberapa pihak menganggap Bouyei sebagai subgrup dari Zhuang. Seperti halnya Zhuang , orang-orang Bouyei menggunakan pakaian Han dan menggunakan teknik pertanian ala Han dan lancar berkomunikasi dalam bahasa Tionghua. Mereka sendiri menganggap lebih dekat ke Han. Dalam pandangan grup minoritas lain , Bouyei sering salah dianggap bahwa mereka adalah Han.
[Foto Ilustrasi : http://veton.picq.fr , “Wanita Bouyei”, 2009]
Orang Bouyei banyak hidup di desa-desa yang terletak di dataran dan sungai-lembah. Gaya tempat hunian mereka juga mirip dengan grup etnis lain di Guizhou dan Yunnan dengan hunian dua lantai. Lantai atas digunakan untuk orang tua dan anak sementara lantai bawah digunakan untuk hewan-hewan seperti ayam , babi , kambing , domba dan lain-lain. AHampir sebagian besar tempat hunian Bouyei berbahan batu. Orang Bouyei menyesuaikan kondisi lokal dan menggunakan batu lokal untuk membangun rumah mereka.
Selama-berabad-abad orang Bouyei berperan sebagai perantara perdagangan antara Han dan grup minoritas lain. Kawasan dimana orang Bouyei hidup merupakan tanah yang subur yang cocok untuk bercocok tanam. Bouyei memiliki kekayaan budaya seperti kisah rakyat , fabel , lagu-lagu rakyat , proverbia dan puisi. Mereka juga gemar menari dan menyanyikan lagu-lagu tradisional yang sederhana tapi energik. Bouyei juga ikut berpartisipasi dalam festival-festival Tionghua atau Han walau memiliki beberapa festival sendiri.
Masyarakat Bouyei menganut praktik monogami . Di masa lampau pernikahan masih ditentukan orang tua. Di masa sekarang anak-anak muda yang belum menikah bisa berbaur dengan bebas dalam festival-festival untuk menyanyikan lagu bersama. Jika seorang gadis tertarik kepada seorang pria , si gadis akan melempar sebuah bola berbahan sutera hasil sulaman si gadis sendiri. Jika sang pria setuju , maka mereka akan berkencan sambil menyanyikan lagu asmara satu sama lain. Setelah melalui beberapa kali kencan , mereka mengumumkan pertunangan.
Mereka juga terkenal sebagai pengrajin batik. Produk batik mereka penuh warna dan indah. Di tahun 1953 , sebuah pabrik batik dibangun di kota Anshun dengan bantuan pemerintah daerah. Sekarang batik menjadi produk orang Bouyei yang paling laris baik di pasar domestik maupun luar negri.
BUDAYA TIONGHOA
REFERENSI
Davis , Edgard , 2005 , “Encyclopedia of Contemporary Chinese Culture” , Routledge
Olson , James., 1998, “An Ethnohistorical Dictionary of China” , Greenwood Press , ——————, 2011 ,” Strongly fortified stone houses in Guizhou Province” , China Daily