Photo Ilustrasi : Tay Kak Sie , by Chendra Ling Ling
Budaya-Tionghoa.Net | Agama Tionghoa itu apa ? Agama yang dianut oleh mayoritas Tionghoa itu ada tiga tapi esensinya sama saja : jing tiandi (menghormati langit dan bumi) , baizhu xian (menghormati leluhur) , li shenming (menghormati mahluk suci , dewa atau tokoh-tokoh yang berjasa). Dari agama tersebut ada yang dinamakan zhengtong atau mainstream , minjian xinyang atau sering disebut minjian daojiao. Tentunya bakal ada yang gerah mendengar istilah minjian daojiao atau agama Tao rakyat , sehingga terkadang digeser menjadi agama rakyat.
ARTIKEL TERKAIT :
{module [201]}
|
|
|
|
Esensi dalam kepercayaan Tionghoa adalah menghormati langit dan bumi menghormati leluhur , menghormati mahluk suci – tokoh berjasa – dewa
|
|
Agama Buddha sendiri bermacam-macam. Agama Buddha di Nusantara itu Tantrayana sedangkan agama Buddha di Tiongkok sudah berubah menjadi agama Buddha Tiongkok yang sudah berbeda dengan asalnya di India. Agama Buddha di Tiongkok tetap menekankan xiao , sembahyang leluhur dan mengambil pengajaran Rujiao dan Daojiao.
Nah kelenteng ini kebanyakan membaca pakai Paritta kecuali beberapa ada yang menggunakan bahasa Mandarin. Lalu ada beberapa kelenteng yang mendadak ada patung Buddha didepan Zhutan (altar utama) dan malah ada yang mendadak masuk Dharmasala disana. Jadi ada kecurigaan kalau Buddha Thailand yang masuk ke kelenteng. Apalagi ada sekte garis keras dari Thailand seperti Dhammayut yang anti budaya Tionghoa. Sekte itu sempat naik daun di Indonesia.
Tetapi masuknya agama Buddha ke kelenteng juga ada faktor lain yang sebenarnya lebih bertujuan menjaga kelenteng dari tekanan-tekanan invisible hand. Almarhum Bhante Ashin Jinnarakhitta yang merasa dirinya adalah bagian dari budaya Tionghoa juga belajar filsafat Tionghoa sedari muda. Beliau mengusung semangat Hanshan Weiyi , semangat persamaan dan toleransi dari masa dinasti Song. Beliau melihat tekanan-tekanan terhadap kelenteng semakin meningkat karena itu berusaha melindungi kelenteng dengan dibawah naungan agama Buddha agar tidak mendapat tekanan lagi. Beberapa lainnya melakukan perlawanan dengan membentuk TITD atau malah menutup diri rapat-rapat.
Yang disebut Tridharma ada dua macam. Yang pertama lebih mengarah ke Sanyi Jiao atau Tridharma-nya Lin Zhao-en dari masa dinasti Ming. Sanyi Jiao ini saya belum pernah melihat kelentengnya . Tetapi sebenarnya mudah membedakan dalam melihat kelenteng Sanyi Jiao . Lihatlah ada altar Jiaozhu atau kepala agama Lin Zhao-en atau tidak ?
Yang kedua adalah Sanjiao Guiyi yang intinya tiga ajaran kembali menjadi satu. Inilah yang umum terdapat di Indonesia. Maknanya adalah toleransi dan menghargai satu sama lain. Tidak mungkinlah orang awam mempelajari langsung ketiga agama sekaligus karena itu yang dipelajari adalah dasar-dasarnya seperti kebajikan , bakti etcetera. Tetap ada beberapa pertentangan kalau kita masuk kedalamnya tetapi mereka semua menepis pertentangan itu dan tetap berkeyakinan bahwa tujuannya adalah satu , saling mengormati. Jadi budaya Tionghoa sebenarnya toleran terhadap ajaran apapun . Sayangnya banyak ajaran lain yang tidak toleran terhadap budaya dan kepercayaan Tionghoa.
Lihatlah Taikak Sie (Gambar 1) , Kim Tek Yi , yang merupakan fenomena Tridharma. Tai Kaksie adalah viara Buddha ala Tiongkok tetapi didalamnya dan bagian sisi kirinya ada Tianshang Shengmu , seorang dewi Tao dan di ruang sayap kanan dan kiri ada Tudi dan Chenghuang yang juga merupakan ciri KHC dan Tao. Dan semua orang Tionghoa yang beragama Tao , KHC dan Buddhisme Tiongkok itu pasti sembahyang Dewa Dapur.
Dimasa lampau dalam sejarah , tiga agama itu pasti mengalami konflik dan debat tetapi tidak saling membunuh seperti membasmi “pagan” . Perdebatan dimasa dinasti Tang itu malah “konyol” karena memperebutkan posisi nomer dua di kerajaan. Agama KHC secara hukum bertengger di peringkat pertama dan nomer dua dan tiga itu yang diperebutkan oleh penganut-penganut Tao , Buddhia dan agama-agama lain seperti Kristen Nestorian , Mani , Zoroaster , Islam etc diam saja atau mungkin pasrah berada di urutan berapapun. Urutan ini sebenarnya berkaitan dengan urutan upacara kenegaraan pada masa itu yang dilakukan setiap tahun . Jadi yang diperebutkan adalah masalah prestise saja. Dalam cerita Sun Gokong terdapat cerita soal perebutan tetapi diperhalus . Itu yang menjadi fakta dimasa dinasti Tang.
Kenapa beberapa orang tidak senang kelenteng dimasukin agama Buddha dari aliran tertentu ? Nah ini memang jadi masalah. Begiini saja , zhutan itu adalah altar utama, dan mendadak bisa ada altar Buddha didepan altar utama ? Bagi orang lain mungkin biasa-biasa saja tapi bagi yang mengerti akan merasa kok dewa utama dalam kelentengnya digeser oleh Buddha ? Secara aturan baku, mau siapapun dari Taishang Laojun , KHC , Buddha , kalau masuk kedalam satu kelenteng walaupun sekecil apapun kelentengnya maka mereka menjadi tamu di kelenteng tersebut. Tidak mungkin ditaruh didepan muka dewa utama di kelenteng itu
Ardian Cangianto
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa