Budaya-Tionghoa.Net | Tungsten menjadi salah satu metal yang jarang masyarakat awam ketahui kecuali bayang-bayang samar bahwa tungsten digunakan untuk penerangan global. Padahal material tungsten sangat berharga di masa perang dan masa damai sejak abad 20 bermula dimana dua perang besar ada didalamnya.
Nama Tungsten diturunkan dari kata Swedia yang berarti batu berat. Tungsten punya kepadatan dua setengah kali besi dan kekerasan Tungsten Karbit hanya dibawah berlian. Titik leleh tungsten tertinggi diantara jenis metal yang diketahui manusia , 6152 Fahrenheit. Tungsten sebagai mineral telah disebutkan dalam literature ilmiah sejak 1574 dan disebut Wolferam .
Di tahun 1913 , penambang Inggris tidak punya minat terhadap tungsten tetapi Jerman yang lebih paham kegunaan material itu mengambil semua wolframite itu. Inggris yang menganggapnya sebagai sampahpun dengan senang hati menjual kekalangan industri di Jerman dengan harga 8-10 shilling perunit.
Tungsten menjadi semakin vital bagi militer menjelang Perang Dunia II. Pada saat si kumis Hitler udah mulai berkuasa setelah presiden Hiddenburg tiada dan bayang-bayang Hitler mulai menyuramkan kekuatan Eropa lain , Jerman mulai memborong tungsten sebanyak-banyaknya.
Jerman memborong hampir seluruh tungsten yang tersedia pada saat itu. Bersamaan itu harga tungsten di Eropa mulai meningkat sejak tahun 1932-1936 dan harga maksimumnya telah meningkat sembilan kali dibandingkan harga tahun 1932. Jerman melakukan barter dengan Tiongkok dan memperoleh 45% dari persediaan tungsten di Tiongkok. Jerman juga membeli tungsten dari negara-negara yang punya deposit seperti Bolivia , Argentina , Peru , Mexico dan bahkan AS sendiri , dibeli melalui Jepang yang merupakan aliansi Jerman.
Jerman menggunakan tungsten untuk high-velocity armor-piercing projectiles dengan tungsten karbit. Proyektil ini dapat menghajar tank-tank Inggris yang termaksuhur dan membuat tank-tank Jerman menjadi termashur. Dengan kehebatan persenjataan dan juga strategi dan taktik brilian dari perwira-perwira Jerman yang kompeten , membuat Jerman nyaris tidak terbendung selama setengah episode awal Perang Dunia II. Tungsten berfungsi untuk meningkatkan hardness dan heat resistance dari baja. Dan selama berlangsungnya Perang Duni II , tungsten telah digunakan untuk 15 ribu item persenjataan.
Deposit Tungsten ZG pada masa itu diketahui yang terbesar . Di pertengahan tahun 1930an , Tiongkok memproduksi lebih dari setengah tungsten dunia. Hampir semua produksi tungsten di Tiongkok di ekspor karena tidak ada penggunaan domestic. Joshua Howard dalam bukunya menyebutkan bahwa supply tungsten ini sangat vital bagi Jerman bagi mobilisasi perang. Sementara itu disisi Tiongkok , alih teknologi dari Jerman sangat penting untuk meningkatkan laju industrialisasi di Tiongkok. Dan juga Tiongkok menerima 37% dari produksi senjata Jerman.
Supply dari Tiongkok ke seluruh dunia ini terganggu oleh meletusnya Sino-Japanese War II . Seiring dengan meningkatnya perang berarti meningkatnya kebutuhan . Hubungan ekonomi Tiongkok di Jerman diperparah oleh Jerman yang menjalin aliansi dengan Jepang . Hitler melarang penjualan senjata ke Tiongkok pada 3 Mei 1938 dan menarik penasehat Jerman di Tiongkok untuk menyenangkan Jepang. Jerman mencoba memenuhi kebutuhan dengan mengambil tungsten dari Portugal dan Spain yang saat itu netral tapi secara ideologi sealiran dengan Jerman .
Sungguh tidak dapat dimengerti alasan Jerman untuk melepas Tiongkok dan meraih Jerman. Sebab dipandang dalam berbagai hal hubungan Jerman dengan Jepang tidak banyak menguntungkan Jerman selain kesamaan ideologi . Sebagai contoh Jepang tidak menyerang Soviet saat Jerman melancarkan operasi Barbarosa sementara Jerman mengumumkan perang terhadap Amerika Serikat tak lama setelah Jepang menyerang Pearl Harbour.
Tiongkok kemudian mendekat kepada Soviet . Semasa perang , 43 persen mineral strategis Tiongkok yang dibutuhkan Soviet untuk memperkuat pertahanan. Mineral strategis itu terdiri dari tungsten 31 ribu ton , timah 13 ribu ton , zinc 600 ton , mercury 560 ton dengan nilai transaksi 48.5 juta USD. Sebagai gantinya Tiongkok mendapat persenjataan dari Uni Soviet.
Selain Tiongkok , cadangan kecil tungsten tersedia di Indo China. Cadangan besar tungsten lainnya terdapat di Korea , atau disekitar garis 38 yang mendemarkasi Korea Utara dan Korea Selatan. Uniknya Amerika Serikat terlibat dalam dua perang besar pasca perang dunia II di kawasan yang “kebetulan” punya cadangan tungsten, yakni Perang Korea dan Indo-China War II . Keduanya dengan hasil kurang menggembirakan USA memboncengi PBB untuk berperang di Korea yang berakhir dengan status quo ante bellum dan kekalahan AS dari Vietnam pada tahun 1975.
Di masa perang , Tungsten ibarat emas . Chiang disisi lain juga gunakan kekayaan tungsten sebagai ganti pinjaman besar yang didapat dari AS. Dimasa sekarang ini Tiongkok tetap menjadi negara produsen tungsten terbesar dengan 51 ribu ton konsentrat tungsten di tahun 2009 yang berarti mencakup 83% output dunia.
MEMENTO MORI
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua| Facebook Group Tionghoa Bersatu
REFERENSI
Joshua Howard , 2004 , “ Workers at War . Labor in China , 1937-1953” , Stanford University Press
Milded Gwin Andrews , 1955, “Tungsten , The Story of an Indespensable Metal” , The Tungsten Institute
William Kirby , 1984 , “Germany and Republican China” , Stanford University Press
Yu Maochun , “The Dragon’s War : Allied Operations and the Fate of China , 1937-1947” , Naval Institute Press