Budaya-Tionghoa.Net | Masa pendudukan Jepang adalah masa paling kelam dalam sejarah Tiongkok. Dari sana segala kengerian muncul dari Tragedi Nanking yang sering diangkat ke layar lebar seperti dalam film Zhang Yimou ” The Flowers of War” (2011) atau dalam film Lu Chuan “City of Life and Death” (2009) . Tragedy Kelaparan di Henan dalam “Back To 1942” ataukah aktivitas unit 731 hingga “The Last Tycon” (2012) . Hanya Guns and Roses” (2012) yang memberikan warna komedi dalam film-film yang berangkat dari masa pendudukan Jepang.
|
Manchuria sudah lebih awal diduduki sebelum meletusnya Sino-Japanese War II . Dimasa itulah seorang pemuda bernama Xiao Dongbei (Lei Jiayin) hidup. Sebagai pecundang dan sampah masyarakat pemuda tanpa masa depan ini bisa menipu siapa saja dari pengemis cilik sampai seorang pastur (Fan Wei) .
Karena aksi kriminal kelas teri ini Xiao satu sel dengan Bai Murong (Sun Chun) seorang anggota revolusioner anti-Jepang yang ditahan Jepang karena menerima pesan dari rekan revolusionernya yang lain (Huang Bo). Xiao tanpa malu mencuri sepatu Bai Murong yang sedang kepayahan karena baru disiksa Jepang.
Tanpa sengaja Xiao Dongbei mengetahui rahasia besar dari sepatu Bai Murong. Saat keluar dari penjara dia dibuntuti oleh dua orang revolusioner. Barulah dia menyadari rahasia besar rencana grup revolusioner merampok bank utama di Manchuria. Grup ini tidak kentara karena kecil dan berlatar belakang industri perfilman sebagai kamuflase . Mereka dipimpin oleh aktris cantik terkenal Lady Fang (Tao Hong).
Xiao Dongbei nyaris dihabisi oleh anggota revolusioner lain , tetapi Lady Fang tiba-tiba muncul untuk menawarkan kerjasama pembagian hasil perampokan emas delapan ton ! Selain mengharapkan pembagian hasil , Xiao Dongbei juga berharap terlibat dalam gerakan revolusioner. Lady Fang sempat meremehkannya tetapi disaat yang tepat Xiao Dongbei menyelamatkan kelompok itu dari kejaran pasukan Jepang dengan cara yang unik.
Lady Fang akhirnya mengijinkan Xiao untuk menjadi supir dalam sebuah operasi rahasia mencuri peta perjalanan truk militer yang mengantarkan emas tersebut. Tujuannya adalah pesta perjamuan yang diadakan oleh seorang bankir , Gu Xianming (Yang Xinming) yang merupakan kolaborator Han antek Jepang . Jiwa kleptomania Xiao kambuh melihat peralatan mewah dalam rumah Gu Xianming dan aksi Xiao dipergoki oleh Gu Xixi (Cheng Yuanyuan) . Xiao terancam bahaya besar karena ayahnya yang agak tidak waras membual anaknya adalah revolusioner.Acara pesta menjadi terdiam dan menarik perhatian seorang perwira Jepang Toriyama Konosuke (Yamazaki Keiichi) yang gemar berburu kaum revolusioner.
Lady Fang yang hampir berhasil dalam rencananya menjadi gusar dan mengusir Xiao . Xiao yang gusar tanpa sengaja bertemu dengan Gu Xixi dijalan umum dan berniat untuk membalasnya dengan memukulnya. Sebelum terwujud sebuah serangan udara dashyat menghujani kawasan itu membuat Xiao terpaksa menyelamatkan Gu Xixi. Dan Xiao baru menyadari Xixi adalah anak bankir Gu Xianming. Xiao berusaha kembali ke jalur dengan mendapatkan peta yang berada ditangan Gu Xianming. Disisi lain hubungan Xiao Dongbei dan Gu Xixi menjadi unik seperti setangkai mawar dengan sebuah senjata . Seorang putri kolaborator yang dianggap masyarakat sebagai penghianat (hanjian) dengan seorang kriminal kelas teri seperti Xiao .
Akan tetapi jikapun Xiao berhasil mendapatkan peta rute perjalanan emas tersebut apakah grup seniman perfilman pimpinan Lady Fang sanggup mengatasi para prajurit Jepang yang mengawal emas tersebut ?
Film ini menawarkan sesuatu yang lain dari tema-tema film Tiongkok yang berlatar masa pendudukan Jepang dalam Sino-Japanese War II yaitu unsur komedi gelap seperti yang dilakukan Xiao Dongbei di gereja saat dia berusaha meloloskan diri dari kejaran prajurit Jepang.
Ayah Xiao Dongbei yang tampil sesekali dalam film ini juga memberikan warna lain sebagai mantan pejuang Boxer dimasa Dinasti Qing yang masih memelihara rambut berkuncir di tahun 1930an.
Betapa perwira Toriyama juga dibalik keberingasannya ada sisi humor yang berurusan dengan nyawa orang seperti yang diperlihatkan pada memburu dua revolusioner dibioskop dimana aktor Huang Bo muncul sebagai cameo dan saat Toriyama berlagak seperti dirijen pada saat membekuk Lady Fang dkk.
Kekurangan film ini tidak memberikan ruang untuk mendukung film ini dengan sekilas latar belakang motivasi kelompok Lady Fang sebagai revolusioner. Mereka sering tampil dalam film ini tapi tanpa kejelasan karakter darimana mereka bermula.
Rating 7.5/10
Bentara
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa