Photo Credit : katethorntondesign.blogspot.com
Budaya-Tionghoa.Net |Di Tiongkok maupun di kawasan empat musim seperti di Eropa , burung layang-layang menjadi pertanda musim semi.Kepercayaan populer adalah bahwa setiap musim semi , burung layang-layang kembali dari tempat persembunyian mereka di laut dimana mereka menghabiskan musim dingin sebagai — kerang.
Kedatangan burung yan di musim semi (chun) menjadi pertanda baik dan keburuntungan. Gambar burung ini bermakna datangnya kabar baik .
[Photo Ilustrasi : Prunus and Swallow , Qing Dynasty, Sotheby]
Ketika burung yan digambar dengan pohon prunus yang baru mekar dapat dipahami sebagai sebagai kembalinya walet atau kembalinya musim semi yang penuh warna.
Ketika burung ini dipadankan dengan pohon aprikot ini bisa menjadi referensi terhadap sistem ujian Confucian di kekaisaran Tiongkok. Perayaan untuk menyambut lulusan baru diselenggarakan di hutan aprikot.
Homophone untuk burung yan adalah banquet , jadi burung yan di pohon aprikot secara literal adalah hutan apricot (xinglin) dan burung yan musim semi (chunyan) . xingling chunyan dapat dimaknai sebagai “menikmati perjamuan musim semi di sebuah hutan apricot” atau juga dengan kata lain adalah “lalui ujian anda dengan sukses”.
Ketika burung layang-layang membangun sarangnya di atap sebuah rumah , burung layang-layang menyimbolkan kesuksesan , kebahagiaan dan anak-anak.
Dalam lima hubungan (wu-lun) , burung layang-layang menyimbolkan bahwa antara saudara tua dan saudara muda.
Ketika burung tersebut membangun sarangnya disebuah rumah , itu pertanda bahwa seseorang dalam rumah akan segera menikah.
Mengenai sarang burung , hirundo gutturalis adalah burung walet rumah yang banyak dijumpai di Tiongkok tengah dan utara. Spesies lainnya adalah walet bergaris (huayan 花燕) dan walet gelagah (luyan – 蘆燕).
Namun sup sarang burung yang sangat terkenal mahal dan berkhasiat itu dibuat dari sarang burung walet laut (haiyan – 海燕)yaitu Hirundo esculenta dari kepulauan Melayu.
Sarang burung walet laut (yanwo – 燕窝) bertekstur seperti agar-agar jika di dalam air, dan tersusun dari jalinan air liur burung tersebut. Yanwo sendiri merupakan metafora dari posisi yang tidak mapan atau rapuh atau bahaya.
Ren Yingying
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua
Referensi :
C.A.S. Williams, (1999) , “Chinese Symbolism & Art Motifs”
Wolfram Eberhard ,”A Dictionary of Chinese Symbols “
Patricia Bjaaland Welch , (2008), “Chinese Art : A Guide to Motifs and Visual Imagery” , Tutle Publishing