Tionghoa di berbagai daerah di Nusantara turut berjuang dalam kemerdekaan Indonesia dan menegakkan NKRI. Dalam perjuangan politik mungkin ada beberapa tokoh Tionghoa seperti Liem Koen Hian , Siauw Giok Tjhan dstnya. Yang jarang diketahui adalah peran Tionghoa dalam berbagai aksi kemiliteran . Yang juga sering terlupakan adalah kaum wanita yang juga turut berperan dalam caranya masing-masing. Mereka mungkin terlupakan dan tidak sepopuler pahlawan nasional Laksamana John Lie .
Daftar ini disusun berdasarkan masa dan tahun lahir para pejuang ini baik di era kolonial Belanda hingga masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia.
Oey Eng Kiat / Raden Ngabehi Widyaningrat (Lasem – Jawa Tengah)
Lasem juga menjadi pusat perlawanan Tionghua terhadap VOC yang dipimpin oleh Oey Eng Kiat [ Raden Ngabehi Widyaningrat] , Raden Panji Margono dan Tan Kee Wie [Tan Khe Oey]. Dalam drama ulangan pemberontakan di tahun 1750 , Oey Eng Kiat gugur bersama Raden Panji Margono. Untuk memperingati jasa mereka didirikan kelenteng Gie Yong Kong di tahun 1789. Situs ini menandakan hubungan Jawa dengan Tionghoa. [Suara Merdeka , 2008] [Read More]
Gian Liam Nio (1901-1953 , Jawa Timur)
Dikalangan prajurit terkenal sebagai “Ibu Liem” yang aktif di dapur umum. Ketika Nyonya Liem ini wafat , upacara pemakaman dilakukan secara militer dan dihadiri KASAD Kol Bambang Sugeng (1913-1977) dan Walikota Malang. [Read More]
Oeij Kim Bie / Erawan Gondaseputra (1904-? , Jawa Barat) .
Berjuang bersama kaum nasionalis Indonesia sejak tahun 1923, termasuk beberapa kali masuk penjara . Di masa revolusi bergabung dngan Laskar Pesindo melawan Inggris dan merampas obat-obatan untuk tentara Republik di Andir, Bandung. Pada tahun 1960 mendapat bintang dari Legiun Veteran RI
Djiauw Pok Kie (1910-1973)
Selama masa Revolusi di Indonesia , dia menyelundupkan senjata untuk para nasionalis Indonesia. Djiauw mendapat mendali untuk kontribusinya terhadap Republik Indonesia. [Read More]
Sho Bun Seng (1911-2000 , Padang – Sumatera Barat)
Di masa Revolusi berjuang di Padang dan bergabung dengan batalion Pagarruyung, kemudian bertugas di Jawa Barat dan Kalimantan Barat. Dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta pada tahun 2000.
Han Liang Kuan (1911 – 1962 , Makassar – Sulawesi Selatan)
Membuka warung kopi yang ternyata dijadikan pusat pertemuan rahasia gerilyawan dari kesatuan “Harimau Republik”, dimana Han juga merupakan salah satu anggotanya dan menyediakan senjata. [Read More]
Liem Ching Gie / Abdul Malik (1911-1970 , Sulawesi Selatan)
Aktif dalam perjuangan bersenjata ditangkap dan dipenjara Belanda tahun 1947-48.
Oei Pei Hin (1912-1996 , Jawa Barat)
Aktif mendukung logistik pasukan Siliwangi
Kwee Tjoa Kang (1912 – ? , Jambi)
Asal Bagan Siapi-api, di masa Revolusi bergabung ke Laskar Rakyat di Batalyon I, Resimen II, Divisi II di Jambi. Memasukkan senjata untuk Laskar Rakyat.Di tahun 1950 tercatat sebagai anggota angkatan perang dengan pangkat Letnan I dan mendapat bintang jasa. [Read More]
Oey Eng Soe / Ujeng Suwargana (1917-1979 , Jawa Barat)
Pada masa revolusi menjadi perwira menengah sekaligus komandan logistik Territorium III Siliwangi. Beliau dikenal dekat dengan Jendral A.H. Nasution.
Tang Kim Teng (1921 – ?, Riau )
Tionghoa totok yang bergabung dengan Resimen IV, Divisi IX Banteng, wilayah Sumatra Tengah. Bertugas mencari senjata, bahan peledak ( mungkin maksudnya amunisi ), uniform tentara, sepatu, obat-obatan dan perbekalan lainnya di Singapura. Anggota Legiun Veteran RI Riau ini dianugrahi Satya Lencana Perang Kemerdekaan Kedua.
Sung Kim Liung (1923- ? , Kalimantan Barat)
Pada masa mudanya Beliau pernah mengikuti latihan kemiliteran Jepang, yakni sebagai Seinendan. Hasil pelatihan inilah yang menjadi bekal Beliau dalam berjuang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Pada bulan Juli 1947, Sung Kim Liung bergabung dengan GERAM dan ditugaskan sebagai mata-mata. Dengan mempertaruhkan nyawanya Pak Djung menyusup ke daerah musuh guna mengamati kekuatan pasukan Belanda. Beliau bahkan ikut dalam revolusi fisik. [Read More]
Liong Ki-Se (1925-1948 , Jakarta)
Tahun 1945 ia bersama dengan dua saudaranya mengadu nasib di kota Jakarta, 2 saudaranya menjadi pedagang, sedangkan Liong Ki Se memilih masuk satuan MOBRIG ( sekarang Brimob ). Tahun 1948 ia gugur dalam pertempuran melawan tentara Belanda di Depok, ia di kebumikan di pekuburan Ancol, kemudian di tahun 1950an dengan dibangunnya Taman Makam Pahlawan Kalibata. [Read More]
Sie King Lien / Ferry Sie (1933-1949)
Beliau tewas pada usia remaja saat bergerilya dengan Tentara Pelajar di Surakarta pada tahun 1949. Beliau dimakamkan di TMP Jurug, Surakarta (satu-satunya orang Tionghoa).
Ong Hok Djoe (?-1978 , Ciamis – Jawa Barat)
Pada bulan Juli 1947 waktu tentara Belanda akan memasuki Kota Ciamis semua rakyat mengungsi, kecuali masyarakat Tionghoa atas perintah Ketua KNI , Oto Kusumasubrata , tetap ada dikota dan O. Hardjadinata mendapat tugas untuk mengkoordinir masyarakat Tionghoa .Waktu TNI hijrah ke Yogyakarta, O. Hardjadinata menggabungkan diri dengan pasukan yang masih ada di kantong‐kantong yaitu pimpinan Lettu Rahmat Slamet. Pada bulan Pebruari 1949 setelah TNI kembali dari Yogyakarta, dia menggabungkan diri kembali dengan KODM Ciamis dan mendapat tugas sebagai informan / penghubung. [Read More]
Baca juga kisah perjuangan Tionghoa di Papua di masa integrasi Papua ke NKRI . “Dari Gerakan Bawah Tanah Ke Zona Damai.“
Salam Dirgahayu Republik Indonesia
17 Agustus 2013
REFERENSI :
Arsip Yayasan Dana Sosial Priangan Bandung
Buku Kenangan Perayaan Cap Go Me 2559 Hok Tek Bio Ciamis
Didi Kwartanada , “Dari Ibu Liem Sampai John Lie ; Sumbangsih Tionghoa Di Masa Revolusi Kemerdekaan” , Arsip Mailing-List Budaya Tionghua no 59390 , Nabil Forum
Leo Suryadinata , “Prominent Indonesia Chinese : Biographical Sketches”
Situs Budaya Tionghoa , ” Ong Hok Djoe : Pahlawan Kemerdekaan Ciamis “
Situs Budaya Tionghoa , ” Sung Kim Liung , Pejuang Dari Kalimantan Barat.”
Situs Budaya Tionghoa , ” Ong Hok Djoe “
Syafaruddin Usman dan Isnawita Din , “Sung Kim Liung : Berbakti Dan Mengabdi Untuk Tanah Air” , Pustaka Pedas Dan Insyaf Institute , Pontianak , 2008