Budaya-Tionghoa.Netbagian 1.
Selanjutnya, yang akan kita bahas adalah penjara…
Penjara barat – tampak luar
Bangunan penjara di Kaifeng Fu terletak di sebelah barat. Terdiri dari penjara pria hukuman mati, penjara pria biasa, penjara wanita hukuman mati, dan penjara wanita biasa, dengan jumlah masing-masing tak lebih dari lima ruangan. Penjara di dalam Kaifeng Fu ini bukanlah tempat tahanan menjalani masa hukuman yang sesungguhnya, melainkan hanya sebagai tempat tahanan sementara selama kasus sedang dalam proses. Setelah vonis resmi dijatuhkan, terpidana akan dipindahkan ke penjara negara.
Kepala Bi’an di Dinding Luar Penjara, dan Liu Sha Qiang
Gambar di atas merupakan sebuah ukiran yang terdapat pad dinding depan penjara. Hewan ini bukanlah harimau, melainkan Bi’an (狴犴), hewan mitologi yang dikenal sebagai salah satu dari sembilan anak naga yang berwujud mirip harimau. Bi’an memiliki sifat yang adil, tidak mengenal kompromi, serta dapat membedakan benar dan salah. Lambang Bi’an sering digunakan pada bangunan pengadilan dan penjara.
Dalam berbagai film maupun novel, kadang diceritakan tentang tahanan yang melarikan diri dari dengan melubangi dinding penjara. Dapat diingat bahwa hal ini hampir tidak mungkin terjadi pada jaman Dinasti Song. Sebab dinding penjara pada jaman tersebut memiliki desain khusus yang disebut liu sha qiang (流沙墙).
Liu sha qiang, atau terjemahan harafiahnya “dinding-pasir-mengalir”, terdiri dari dua lapis dinding yang diisi penuh dengan pasir di antaranya. Jika salah satu sisi dinding dilubangi sedikit saja, maka pasir akan mengalir keluar dari lubang tersebut seperti ilustrasi pada foto di atas, dan mungkin dapat menenggelamkan ruang penjara.
Bagian yang paling indah dari Kaifeng Fu, mungkin adalah sisi timurnya. Di sana terdapat Gunung Xianyue (弦月山), Danau Mingjing (明镜湖), serta Paviliun Qingxin (清心楼). Xianyue berarti bulan sabit. Gunung buatan ini diberi nama demikian untuk mengenang Tuan Bao, yang dalam versi opera sering dilukiskan dengan bulan sabit di dahinya. Sedangkan Mingjing, secara harafiah berarti cermin yang jernih. Diibaratkan dapat menampilkan segala sesuatu, benar dan salah, baik dan jahat secara jelas; sesuai dengan karakter khas Tuan Bao, serta sifat yang seharusnya dimiliki oleh seorang pejabat—jujur dan menjunjung tinggi kebenaran.
Gunung Xianyue
Danau Mingjing
Paviliun Qingxin, yang berarti “hati yang jernih”, diberi nama berdasarkan sebuah sajak terkenal yang ditulis oleh Tuan Bao….
menjernihkan hati untuk mengobati akar, jalan yang lurus adalah tujuan diri; kayu berkualitas pada akhirnya akan menjadi tiang, baja yang unggul tak akan menjadi kaitan lengkung; lumbung penuh, tikus dan merak bersukacita, rumput habis, kelinci dan rubah pun bermuram; catatan sejarah meninggalkan pelajaran, janganlah membuat malu generasi mendatang.(dalam bahasa aslinya: 清心为治本,直道是身谋;秀杆终成栋,精钢不做钩;ca仓充鼠雀喜,草尽兔狐愁;史册有遗训,勿贻来者羞.)
Paviliun Qingxin ini sebenarnya merupakan tempat untuk menerima dan menjamu tamu, serta mengawasi keamanan ibukota. Sekarang, digunakan sebagai tempat meletakkan patung Tuan Bao serta pakaian-pakaian pejabat Dinasti Song, dokumen-dokumen bersejarah yang berhubungan dengan Kaifeng Fu, serta beberapa miniatur ilustrasi keadaan pada masa Tuan Bao.
Paviliun Qingxin dan Patung Raksasa Tuan Bao
Patung di Paviliun Qingxin ini merupakan patung Tuan Bao yang terbesar di dunia. Patung ini terbuat dari tembaga, dengan tinggi mencapai 3,8 meter dan berat 5,6 ton. Konon, Tuan Bao yang asli bukanlah tinggi besar seperti yang dikisahkan dalam karya-karya fiksi sekarang. Tinggi badan beliu hanya sekitar 162 cm, dan berkulit kuning sebagaimana orang Han pada umumnya, bahkan cenderung seperti “pelajar berwajah putih”. Hanya saja “wajah putih” merupakan ungkapan yang buruk, sebab merupakan sebuah ungkapan yang digunakan untuk menyebut pria yang mengandalkan wanitanya untuk penghidupan, alias “diberi makan” oleh wanita. Maka dalam perkembangan selanjutnya dalam berbagai versi opera (yang kemudian diadaptasi oleh serial TV), dibuatlah sosok Tuan Bao yang tinggi besar dan berwajah hitam. Hitam adalah simbol dari keadilan, tidak pandang bulu. Dalam bahasa Mandarin, ada istilah “tie mian wu si” (wajah besi tak kenal kompromi), digunakan untuk menggambarkan seorang pejabat yang adil dan tegas, menegakkan hukum tanpa pengecualian.
Namun, perlu dicatat bahwa soal tinggi badan Tuan Bao tadi, hanya penulis dengar dari beberapa orang pemandu wisata di Kaifeng Fu. Hingga saat ini, penulis belum berhasil menemukan referensi sejarah atau catatan resmi mengenai hal tersebut. Jadi penulis sementara memilih untuk bersikap skeptis akan hal ini. Jika ada pembaca yang mengetahui soal ini, sangat dipersilakan untuk memberikan info dan masukan.
Nama Bao Zheng pada Prasasti Daftar Nama Pejabat Kaifeng Fu
Orang bilang, catatan sejarah tak sebanding pujaan rakyat. Semasa hidup, tingkat jabatan tertinggi yang diraih oleh Tuan Bao adalah tingkat tiga. Baru setelah wafat, Kaisar menganugerahkan jabatan tingkat dua kepada beliau. Dalam prestasi politik, konon Tuan Bao juga tak sehebat beberapa tokoh lain di jamannya. Namun kedudukan beliau di hati rakyat justru begitu tinggi. Terlepas dari apakah itu karena pengaruh novel atau opera ataupun film atau apa, tetap saja, beliau lah yang menjadi simbol keadilan hingga sekarang.
Foto di atas adalah bagian dari prasasti daftar nama pejabat-pejabat yang pernah bertugas di Kaifeng Fu. Bagian yang cekung terkikis itu adalah nama “Bao Zheng”, yang menjadi rusak karena terlalu banyak diraba oleh pengunjung. Prasasti ini adalah replika. Yang aslinya tersimpan di museum; walau juga sudah rusak terkikis, namun keadaannya tidak separah ini.
Masyarakat Kaifeng masih sangat percaya dan menghormati tokoh Tuan Bao ini, bahkan mendewakannya. Seperti kita ketahui, masyarakat Tiongkok seringkali mendewakan tokoh sejarah yang dianggap berjasa atau bersifat mulia. Hingga sekarang, masih banyak orang yang datang ke Kaifeng Fu maupun Bao Gong Ci (Kuil Tuan Bao) untuk bersembahyang, bahkan untuk meminta pertolongan. Penulis sendiri sempat menyaksikan seorang tua yang menyanyi sendu setengah meratap di hadapan patung Tuan Bao di kuil beliau. Konon katanya, warga setempat masih sering mengadukan masalah dan meminta keadilan kepada Tuan Bao jika terkena kasus atau mengalami ketidakadilan.
Kaifeng Fu – Dilihat dari Atas Tembok Luar
Selain Tuan Bao, masih banyak tokoh sejarah lain yang berkaitan dengan Kaifeng Fu, misalnya Kaisar Song Taizong, Song Zhenzong, dan Song Qinzong yang juga pernah menjabat di sini. Juga Kou Zhun, Ouyang Xiu, Cai Xiang, dan Fan Zhongyan yang juga cukup ternama dalam sejarah. Namun penulis tidak akan membahasnya dalam artikel ini. Sebab artikel ini dikhususkan untuk menbahas tentang Tuan Bao.
Tidak sedikit penonton dari berbagai serial TV mengenai Bao Zheng yang mempertanyakan apakah tokoh Gongsun Ce dan Zhan Zhao ada dalam sejarah. Jawaban penulis adalah: ADA… jika Anda percaya! Dan penulis percaya. Sebagai seorang pejabat, tentu sangatlah wajar jika memiliki seorang asisten sekaligus penasehat setia yang mendukungnya. Dan sebagai pusat administrasi, sebuah fuya tentu memiliki pengawal yang bertugas untuk menjaga keamanan dan (mungkin) menangkap penjahat. Dalam sejarah resmi, tidak ada tercatat mengenai asisten Tuan Bao. Jika tidak tercatat apakah namanya Liu Fusheng atau Leng Xie atau siapa, maka kenapa tidak boleh bernama Gongsun Ce? Begitu pula, tidak ditemukan catatan mengenai nama tokoh pengawal di samping Tuan Bao. Jika namanya tidak tercatat sebagai Guo Xu atau Miao Changfeng atau siapa, maka kenapa tidak mungkin bernama Zhan Zhao?
Ya… itu jawaban subjektif-error ala pengejar bintang. Secara objektif-serius, baik Gongsun Ce, Zhan Zhao, Wang Chao, Ma Han, Zhang Long, maupun Zhao Hu adalah tokoh-tokoh dalam novel San Xia Wu Yi karangan Shi Yukun dari jaman dinasti Qing. Secara logika, dari keenam tokoh ini, Zhan Zhao adalah yang paling tidak mungkin eksis dalam sejarah. Posisi Gongsun Ce dan empat pengawal utama itu sewajarnya ada, hanya saja entah siapa namanya dan seperti apa aslinya. Sedangkan tokoh “kucing kerajaan” berilmu tinggi setengah pejabat setengah pendekar seperti Zhan Zhao, tentu lebih kental unsur fiksinya.
Oleh : Jianying
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa