Budaya-Tionghoa.Net | Suatu pertempuran yang sehat sifatnya adalah pertempuran antara suhu Louw Djing Tie melawan suhu Bhe Kang Pin di Ambarawa.Seperti yg dituturkan suhu Liem Yoe Kiong di Bandung di tahun 1960. Sebab daripada perkelahian itu adalah akibat kurang hati2nya para murid suhu Louw Djing Tie sendiri.
|
Mereka itu menjunjung tinggi sekali akan gurunya dan oleh karena itu mereka berpendapat, bahwa gurunya adalah seorang ahli silat yg tidak ada lawannya. Maka dengan sembrono sekali mereka memasang tulisan didepan tempat kediaman suhu Louw Djing Tie yg berbunyi sebagai berik
GURU SILAT NO 1, DENGAN SATU KAKI MENYAPU SEMUA JAGO2 SILAT DIATAS BUMI
Tulisan yang demikian sombong itu menyinggung perasaan suhu Bhe Kang Pin, sehingga suhu Bhe Kang Pin mendatangi rumah suhu Louw Djing Tie, untuk mengadu kepandaian. Suhu Bhe Kang Pin memasuki tempat kediaman suhu Louw Djing Tie dengan menginjakan kaki sebelah kirinya, maka dari tindakan pertama itu diketahuilah sudah oleh suhu Louw Djing Tie, bahwa suhu Bhe Kang Pin mengandung maksud hendak bertempur dengan dirinya. Sebab dalam tata cara dikalangan ahli silat, melangkahkan kaki kiri lebih dahulu menginjak beranda rumah orang, berarti melanggar kode peradatan silat dan merupakan penghinaan bagi tuan rumah !
Dengan sabar suhu Louw Djing Tie menanyakan akan sebab-sebabnya, maka beliau sangat terperanjat setelah melihat tulisan didepan rumahnya itu. Namun nasi telah menjadi bubur, suhu Bhe Kang Pin tidak akan menerima begitu saja tanpa memberikan syarat2 yg harus dipenuhi suhu Louw Djing Tie.
Syarat-syarat tersebut antara lain ialah, pertama tulisan harus segera diangkat dan kedua, suhu Louw Djing Tie harus membuat pesta dimana ahli-ahli silat dan orang-orang terkemuka harus diundang dan disitulah beliau diharuskan minta ma`af akan kesalahan2nya itu. Syarat no 2 ini tidak dapat dipenuhi, maka diambil keputusan untuk mengadu kepandaian. Menurut cerita orang, perkelahian itu berlangsung sampai 3 hari lamanya.
Akhirnya suhu Bhe Kang Pin mengakui keunggulan suhu Louw Djing Tie dan ke 2 suhu itu menjadi sahabat bahkan saling angkat saudara. Karena ke 2 jago silat sungguh2 sebanding, maka perkelahian dilakukan di atas meja yg di ibaratkan sebagai panggung lue tay di jaman dulu. Perkelahian dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dgn mengunakan pit alat untuk menulis, agar dpt terlihat nyata berapa banyak totolan yang kena pada tempat2 berbahaya. Perkelahian yang 3 hari lamanya itu, bukan berarti mereka tidak istirahat, sebab waktu makan mereka sama2 makan dan waktu mengisap madat bersama2 sambil saling tukar cerita.
Hal ini menunjukan perkelahian itu bukanlah didasarkan dendam pribadi melainkan saling menjajagi kelihaian silat masing-masing. Setelah istirahat mereka melanjutkan pertempuran lagi untuk mengetahui siapa yg unggul. Mengapa mereka tidak lelah ? Walau diselingi istirahat untuk makan dan menghisap madat, namun bertempur 3 hari lamanya bukanlah suatu pekerjaan yg mudah. Perkelahian antar jago2 silat dilakukan sangat hati2 dan penuh waspada. Mereka tidak akan mengeluarkan tenaga sembarangan dan penuh tipu muslihat untuk menjatuhkan lawan dengan telak.
Karena perkelahian tanpa tenaga dan menyita waktu lama akhirnya suhu Louw Djing Tie memutuskan untuk mengakhiri pertempuran itu. Suhu Bhe Kang Pin mahir dalam ilmu silat yg bernama Yung Chuen Juen, sedangkan suhu Louw Djing Tie telah mempelajari banyak macam ilmu silat. Namun suhu Bhe Kang Pin tidak mudah dikalahkan.
Beliau baru menyerah kalah setelah dibentak suhu Low Djing Tie “jika tidak menyerah kalah, matamu akan menjadi buta ! Lihatlah ini” Suhu Bhe Kang Pin melihat jarum di mulut suhu Louw Djing Tie yg telah siap disemburkan, maka sebagai ahli silat yg sportif, beliau mohon pertempuran dihentikan. Dan mengakui keunggulan suhu Louw Djing Tie.
Catatan.
1. Suhu Louw Ding Tie ingin segera mengakhiri cepat karena banyak waktu yang terbuang selama 3 hari.
2. Mengunakan senjata jarum dimulut adalah menunjukkan penguasaan tenaga dalam yg tinggi. Tulisan ini dibuat untuk mengenang ke 2 suhu diatas yg kepandeannya sulit diketemukan ditengah komunitas Tiong Hoa sekarang. Dan buat yang senang debat kusir di milis mestinya juga tahu kapan harus mengakhiri pertempuran itu tanpa ada rasa dendam malah saling angkat saudara.
Wassalam
Mailing List Budaya Tionghoa
————————–
Oleh Denny Tan
Tautan Internal