Budaya-Tionghoa.Net | Di Tiongkok sering ada seminar-seminar besar maupun kecil oleh sejarahwan yang membahas kembali sejarah faktual mengenai Samkok (Sanguo atau Tiga Kerajaan) . Analisis-analisis baru yang muncul sering kontroversial seperti Zhuge Liang tidaklah sesempurna dan sebijak yang dibayangkan kita seperti yang dilukiskan dalam roman Samkok oleh Luo Guan-zhong, melainkan seorang yang licik dan dengki.
Guan Gong (Kwan Kong/Guan Yu) yang gugur dalam pertempuran di Xiang Fan, Prefektur Jing (Jingzhou) melawan tentara Sun Quan. Bersamaan dengan kekalahannya ini pulalah Prefektur Jing yang sedianya adalah kepunyaan negara Wu yang dipinjam oleh Liu Bei direbut kembali oleh Sun Quan.
Pada waktu Guan Gong terperangkap di Maicheng, Sun Quan telah mengutus Zhuge Jin, abang kandung Zhuge Liang untuk membujuk supaya Guan Gong mengabdi kepadanya. Guan Gong menolak, Zhuge Jin hampir dibunuh oleh Guan Ping namun dicegah oleh Guan Gong dengan alasan bahwa membunuh Zhuge Jin dapat melukai perasaan Zhuge Liang. Zhuge Jin diperbolehkan pulang dan melaporkan penolakan tersebut.
Tak lama Guan Gong tertangkap oleh siasat Lu Meng dan Ma Zhong. Setelah dihadapkan kepada Sun Quan, pada waktu ini, Sun Quan masih saja membujuk Guan Gong untuk mengabdi kepadanya.
Namun Guan Gong menolak dengan keras dan mengatakan bahwa ia telah bersumpah dengan Liu Bei dan Zhang Fei untuk menjayakan kembali Dinasti Han, bagaimana mungkin mengabdi pada negeri lain? Dari sini kita dapat melihat, bahwa Sun Quan membunuh Guan Gong bukan karena dendam sekecil itu, namun karena ketegaran dan kesetiaan Guan Gong.
Bila tidak diperhatikan dengan cermat, kita tidak akan menyadari bahwa Guan Yu tidak mendapat tentara bantuan dari Liu Bei walau 1/2 tahun sudah lewat dan tentara Guan Yu sudah hampir kalah telak. 1/2 tahun bukan waktu singkat, bala bantuan seharusnya sudah tiba walau Guan Yu tidak meminta kepada Liu Bei yang waktu itu berada di Sichuan.
Setengah tahun yang saya maksud adalah Peperangan Xiang Fan di mana Guan Yu berhadapan dengan pasukan Cao Cao. Masih ingat di mana Guan Yu menenggelamkan 7 brigade pasukan Cao Cao?
Setelah itu, Cao Cao mengirimkan Man Chong untuk membujuk Sun Quan menyerang Jingzhou. Jingzhou yang dimaksud adalah di sebelah selatan daripada area perang Xiang Fan, artinya, Cao Cao ingin Sun Quan memotong jalan mundur Guan Yu.
Sun Quan tentu saja dengan senang hati bekerja sama dengan Cao Cao untuk merebut kembali Jingzhou yang memang merupakan daerah miliknya yang dipinjam oleh Liu Bei sebelum menguasai Sichuan.
Peperangan Xiang Fan dimulai dari musim panas tahun ke-24 Jian An (tahun 219 M) berakhir pada musim dingin sekitar bulan 12 tahun yang sama berakhir dengan direbutnya Jingzhou dan tertangkapnya Guan Yu.
Jadi, Guan Yu tidak kalah karena Cao Cao malah oleh Sun Quan yang membokongnya dari belakang. Liu Bei cuma mendengarkan nasehat daripada Zhuge Liang, karena kepercayaan Liu Bei kepada Zhuge Liang telah sangat tinggi setelah peperangan Dinding Merah dan perebutan Hanzhong.
Lagipula, peperangan Xiang Fan yang cukup besar ini adalah peperangan melibatkan 3 negara, tidak mungkin Zhuge Liang tidak tahu dan tidak memonitor peperangan ini.
Zhuge Liang waktu itu baru saja menaklukkan Hanzhong. Kalau dilihat di peta, Hanzhong itu jauh sekali dari Jingzhou. Liu Bei sesaat setelah merebut Hanzhong dari Cao Cao, mengangkat diri sebagai Raja Hanzhong.
Sewaktu Guan Yu ingin menyerang Cao Cao di utara, Zhuge Liang tidak mencegahnya. Padahal Zhuge Liang tahu, Guan Yu kekurangan serdadu untuk menjaga Jingzhou, lagipula belum ada persiapan matang untuk menyerang Cao Cao. Ini indikasi pertama yang menguatkan bahwa Zhuge Liang punya niat untuk melenyapkan Guan Yu.
Waktu itu, Zhuge Liang telah menyandang pangkat Penasehat Militer, namun ia tidak meminta kepada Liu Bei untuk mengirimkan bala bantuan kepada Guan Yu yang mati2an mempertahankan garis depan di Jingzhou.
Zhuge Liang memang punya motif yang kuat untuk menyingkirkan Guan Yu karena Guan Yu adalah satu2nya penghalang Zhuge Liang untuk meraih kekuasaan yang lebih tinggi sepeninggal Liu Bei.
Lagipula, Guan Yu memang dari semula memandang rendah Zhuge Liang, namun karena Liu Bei-lah yang menyebabkan ia mau tak mau harus menghormati sang penasehat. Zhuge Liang melakukan strategi “meminjam tangan orang lain untuk membunuh”.
So, menurut saya pribadi, it’s clear and acceptable that, Zhuge Liang juga adalah salah seorang yang bertanggungjawab atas kematian Guan Yu dalam peperangan Xiang Fan yang menyebabkan Guan Yu dipenggal kepalanya.
Kepala Guan Yu kemudian dihadiahkan oleh Sun Quan kepada Cao Cao dengan harapan Liu Bei akan mendendam kepada Cao Cao. Namun oleh Cao Cao, kepala Guan Yu dibikinkan sebuah badan dari kayu dan dimakamkan secara layak di negeri Wei. Menghadapi kematian Guan Yu, Cao Cao bersedih sekaligus bergembira.
Perlu diingat pula bahwa serangan lima kali ke wilayah Wei oleh ZhugeLiang malah membuat lemah Shu Han.
Pertentangan dengan Wei Yan juga yang sebenarnya memberi saran baik ditentang bahkan membuat Wei Yan terdesak sehingga mencoba berkhianat. Zhuge Liang tidak sehebat dan sebaik seperti yang dikisahkan Luo Guan Zhong.
Banyak yang disebut kehebatan Zhuge Liang dalam kisah San Guo Yan Yi kenyataannya adalah hal yang dilakukan orang lain. Misalnya Kong Ming meminjam panah sebenarnya dilakukan oleh Sun Quan , siasat membakar dengan angin tenggara yang merupakan pemikiran Zhou Yu , strategi kota kosong yang merupakan siasat Liu BoWen yang merupakan penasehat perang Zhu YuanZhang.
San Guo Zhi sepertinya tidak pernah saya ketahui ada terjemahannya ke dalam bahasa lainnya. Saya pernah melihat itu San Guo Zhi asli, karena isinya bahasa klasik semuanya, sulit dimengerti. Maklum gaya bahasa abad ke-3 tentu lain sekali dengan gaya bahasa masa kini. Kalau roman San Guo Yan Yi yang ditulis pada abad ke-15 lumayan dapat dimengerti walau juga adalah bahasa klasik.
VCD dan game-game dari Jepang selalu dilabeli dengan kata San Guo Zhi bukan berarti mereka mengambil langsung rujukan dari San Guo Zhi, melainkan cuma karena penggunaan istilah saja.
Rujukan mereka tetaplah San Guo Yan Yi karena San Guo Yan Yi punya satu kelebihan, walau tidak seluruhnya fakta, namun Luo Guan-zhong menulisnya dalam bentuk plot dan alur cerita yang sempurna, dibandingkan dengan San Guo Zhi yang putus-putus karena membahas tokoh per tokoh dan negara per negara.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua
Photo Courtesy : Gisling, Patung Zhuge Liang di Chengdu , This file is licensed under the Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Unported license.