Budaya-Tionghoa.Net | Istilah Shina / Zhina / China / Cina memang adalah istilah dari luar (orang di luar China) untuk menyebut negara dan orang China. Istilah ini bukan asli dari China. Sejarah asal muasal istilah tersebut bervariasi, dan konon bisa dibagi menjadi beberapa versi.
Aliran pertama, berpendapat istilah Cina / China / Shina berawal dari istilah Dinasti Qin, seperti yang sudah dibahas.Aliran kedua berpendapat istilah tersebut berasal dari perdagangan Sutera antara China dan India. Dalam bahasa sanskrit, sutera disebut dengan Cinnapa tt a, atau Cinn a m s uka. Dari kata inilah lahir istilah cina yang berarti daerah China sebagai tempat penghasil sutera. Dari sini pula lahir istilah Cini, Saini dan Seres, yang digunakan di dunia barat.Disamping dua aliran tersebut, ada juga yang berpendapat asal muasal kata China adalah dari istilah porselen/keramik .
Sejarah penggunaan istilah Shina di Jepang sendiri, dari yang pernah saya baca, sama seperti yang diceritakan oleh Bung Ardian, berawal dari kitab-kitab Budha dari India (yang sudah diterjemahkan dalam bahasa kanji) yang masuk ke Jepang melalui China.
Jepang, sebelum masuknya kitab Budha ini, lebih dulu menggunakan istilah Morokoshi, Kara atau To untuk menyebut daerah / orang di China. Istilah Shina kemudian baru menjadi lebih populer di pertengahan tahun 1800an, pada saat Restorasi Meiji. Pada saat tersebut, rasanya konotasinya masih cenderung netral.
Bagi orang-orang di China sendiri, istilah Zhina, awalnya hanya dikenal dalam kitab-kitab Budha yang diterjemahkan dari India.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 (1900an awal), istilah Zhina mulai populer dikalangan para reformist. Buku-buku atau tulisan mulai menggunakan istilah atau judul Zhina . Di Tahun 1905 misalnya,ada diterbitkan buku Er Shi Shi Ji Zhi Zhi Na ( ¶þÊ®ÊÀ¼ÍÖ®Ö§ÄÇ )
Nama Zhina juga konon sempat disinggung dalam perdebatan penamaan pembentukan negara baru.
Akhirnya, sejak tahun 1911, digunakan istilah Zhonghua Minguo sebagai nama negara yang baru. Pada masa tersebut, istilah Zhina masih kadang-kadang ditemukan dalam publikasi-publikasi. Munculnya peristiwa 21 Tuntutan dari Jepang membuat gerakan-gerakan melawan Jepang semakin bertambah besar, termasuk diantaranya meminta Jepang menggunakan nama China yang baru dan meninggalkan istilah Shina.
Kisah dinamika mengenai pemakaian istilah Zhina tersebut, supaya lebih lengkap, bisa dibaca di tulisan Prof Huang Xintao (http://www.hnhyedu.net/szb/ShowArticle.asp?ArticleID=6054)
Silakan dibedah dan dikritisi tulisan tersebut.
Prometheus
Referensi :
- Joshua Fogel , ” On Japanese Expression for China” , University of California.
- Huang Xintao , http://www.hnhyedu.net/szb/ShowArticle.asp?ArticleID=6054