1. Permainan merangkai kata
Sang Guru memberikan beberapa buah kata, lalu murid-murid diminta merangkainya menjadi
Sajak, puisi, atau pepatah yang menarik. Yang dinilai adalah arti kata, nilai keindahan, kelucuan, kandungan kebijaksanaan, dan lain-lain
Contoh : Guru memberikan lima kata : pena, bunga, kuda, air dan bukit
Rangkaian kata sang murid : Di atas kuda, ku gambar bunga di bukit air terjun.
2. Permainan Beranalogi
Sang guru bercerita tentang suatu pristiwa, lalu murid-murid diminta beranalogi mengenai cerita itu, Analogi yang paling lucu, mendidik dan mendekati pristiwa, adalah pememenangnya.
Contoh : Guru menceritakan tentang orang yang terpaksa melakukan sesuatu, tanpa bisa protes.
Analogi murid : Bagai si gagu diberi buah pahit
3. Permainan Mengembangkan pepatah
Sang guru memberikan pepatah, lalu murid-murid diminta membuat
pepatah lain turunan dari pepatah sang guru
Contoh : Pepatah Guru : Orang bijak mengajar dengan bijak
Beberapa Turunan pepatah dari murid : Orang bijak mendengar dengan bijak, Orang bodoh mengajar tanpa melihat keadaan, orang bijak berbicara dengan bijak (melihat situasi dan kondisi), orang bodoh berbicara tanpa berpikir, dsb
4. Permainan cerita sebab akibat
Sang guru memberikan suatu cerita keadaan yang lucu dan aneh, lalu para murid diminta mencari sebabnya.
Contoh : Cerita guru : Ada dua pasang cicak di dinding, lalu satu cicak terjatuh. Mengapa cicak yang lain ikut jatuh? Beberapa Jawaban murid : Karena cicak itu merasa senasib jadi ia juga menjatuhkan diri, Cicak itu bertepuk tangan, mengejek cicak yang jatuh sehingga ia ikut jatuh, dsb
Dari permainan-permainan ini sering membuat suasaba kelas hidup dan para murid tertawa, sering pula muncul ide-ide kreatif, puisi-puisi dan cerita-cerita indah, dan murid menjadi lebih kritis dan bijak.
Budaya-Tionghoa.Net| 8482