Budaya-Tionghoa.Net | Doufu (tahu/tofu) aromatik atau “bahu” adalah penganan Tionghoa unik yang beraroma kuat, keunikannya tiada tandingannya. Pada doufu ini bertumbuhlah jamur yang menghasilkan enzim protease yang memecahbelahkan protein menjadi asaman amino, asaman-asaman amino ini memberi doufu baunya yang khas.
|
Sebagian orang Tionghoa suka menyantap doufu aromatik ini dengan biji merica atau minyak wijen, sedangkan ada juga sebagian yang suka menggoreng doufu dalam minyak goreng dengan cabe merah dalam jumlah besar agar terasa pedas.
Nilai nutrisional doufu aromatik itu tinggi – dua potong doufu seperti ini mengandung isi protein yang sama seperti sebuah telur. Karena ia difermentasi mikro-organisme, isi nutrisionalnya (pergizian) dapat dicerna dan diserapkan tubuh manusia pada laju yang lebih cepat.
Dari semua jenis doufu aromatik yang ada, doufu aromatik ala Wang Zhihe dari Beijing adalah salah satu yang paling terkenal, ceritanya adalah sebagai berikut.
Pada suatu hari, Wang Zhihe tengah asyik menambah garam, bawang hijau pada doufu, ia berpikir: “Oh ini benar-benar penganan yang murah-meriah dan lezat“……Tiba-tiba majikannya berteriak: “Wang Zhihe, keenam ekor babi saya kabur! Bantu saya menangkap mereka! Kalau kamu mampu melakukannya, kamu akan saya beri imbalan yang bagus” Wang Zhihe segera meninggalkan dapur agar perintah majikannya terpenuhi.
Beberapa waktu setelah itu, Wang Zhihe kembali dengan keenam ekor babi itu, majikannya puas, ia mengatakan kepada Wang Zhihe bahwa saking sibuknya, ia tidak dapat mengawasi babi-babi piaraannya sebab semua karyawan telah pergi ke tempat lain.
Sekembali ke dapur, Wang Zhihe mencium bau aneh yang sepertinya berasal dari doufu yang tengah ia siapkan. Ia berpikir: “Emm menarik sekali, meski baunya tidak begitu enak tapi rasanya enak lho”.
Wang Zhihe lantas mendatangi toko Bapak Hu diamana ia membeli 10 potong doufu. “Bagaimana mungkin anda memakan doufu yang begitu banyak?” tanya Bapak Hu. Wang Zhihe menjawab: “Saya menyimpan doufu itu hingga terdapat bau yang tertentu, jadi rasanya pasti enak. Lalu Bapak Hu membuat sebuah perjanjian dengan Wang Zhihe, menurut mana ia memberi Wang Zhihe doufu gratis dengan imbalan doufu aromatik untuk tujuan eksperimental.
Setiba di rumah, Wang Zhihe memotong doufu menjadi potongan kecil yang ia tambahi garam, biji merica merah dan minyak wijen. Bahan- bahan itu ia campur dengan doufu dalam sebuah tembikar dan membiarkannya selama satu bulan setelah mana Bapak Hu amat sangat terkesan oleh hasil yang diperolah. “Saya menjual doufu selama beberapa dasawarsa, tetapi sekarang baru saya cicipi doufu yang selezat ini!”
Kemudian, Bapak Hu menyediakan tempat di tokoknya agar Wang Zhihe bisa menjual doufu bikinannya, bahkan ia menikahkan anaknya dengan Wang yang mengabdikan sisa kehidupannya pada doufu dan perkembangan usaha ayah mertua. Doufu Wang Zhihe menjadi terkenal di Beijing dan seluruh negeri Tiongkok.
Sutiono , 245
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua