Budaya-Tionghoa.Net | Rupanya mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada zaman Chun-qiu Zhan-guo memang menarik. Sesuai dengan alur perbincangan dalam mailing list Budaya Tionghoa ini, saya akan menyajikan cerita “Shang-yang Nam-men Li-mu” atau Shang-yang menegakkan tonggak kayu dipintu selatan. Kemudian “Fen-shu Kang-ru” atau membakar buku mengubur hidup-hidup pelajar Ru. Kisah ini bersumber dari “Dong-Zhou Lie-guo Zhi” atau cirita berbagai negeri Kerajaan Zhou-timur.
Author: Ardian Zhang
Antara Ming Jiao, Ming Taizu Zhu Yuanzhang dan Da Ming Chao
Budaya-Tionghoa.Net | Sejarah Ming Jiao dimulai dari daerah Babylon, Mesopotamia (sekarang sekitar Baghdad, Irak yang lagi dikerjain habis-habisan) pada masa abad ke 3 menurut penanggalan umum. Daerah Babylon merupakan persilangan antar budaya dan banyak memunculkan kepercayaan-kepercayaan baru hasil sinkretisme dari beberapa kepercayaan yang telah ada.
In Memoriam Liem Kok Bie [1] : Pendahuluan
Budaya-Tionghoa.Net | Aku tak mau diganti ongkos fotokopinya, sungguh aku tak mau, jangan. Ini kuberikan sebagai tanda kenang-kenangan. Nah ini kutandatangani, jadi sah? demikian ucapan Liem Kok Bie almarhum ketika ia menyerahkan fotocopi buku Sam Kok kepada penulis sore hari dikediamannya Jl. Taman Daan Mogot II No. 37 Jakarta, setelah lama mengobrol disana.
Asal Mula Kedatangan “Kilin” di Tiongkok dan Indonesia
Budaya-Tionghoa.Net | Hewan “kilin” yang dimaksud sesungguhnya adalah jerapah. Binatang unik ini pertama kali dijumpai oleh Zhenghe beserta pengikutnya di Bengala India. Mereka segera menyangka bahwa hewan itu adalah kilin, salah satu binatang suci dalam tradisi Tiongkok. Ternyata jerapah yang mereka lihat tersebut bukanlah hewan asli Bengala, melainkan pantai timur Afrika. Zhenghe berniat mempersembahkannya pada Kaisar Yongle dari Dinasti Ming dan berlayar ke Kerajaan Malindi di Afrika. Uniknya, jerapah dalam bahasa setempat disebut “gilin” yang dekat bunyinya dengan sebutan bahasa Tionghua bagi hewan tersebut.
Film Cin(T)a di Blitz!
Budaya-Tionghoa.Net | Teman-teman semilis, tentu saja aku sudah menonton film Cin(T)a tersebut. Jika belum aku takkan berani berkomentar apalagi menulisnya.