Didi Kwartanada
NABIL SOCIETY – JURUSAN HI, FISIP UNIV. KATOLIK PARAHYANGAN – HARIAN KOMPAS
Selasa, 8 Mei, 2012, pkl. 09.30 – 12.30.
Ruang Mgr GEISE (3110), Univ Parahyangan Bandung
“PERAN KEMAJUAN BAGI KEMAJUAN BANGSA”
Wei Zifu 衛子夫( ?- 91 BC ) – Seorang Geji Dari Putri Ping Yang
Budaya-Tionghoa.Net | Wei Zifu 衛子夫[7] ( ?- 91 BC ), adalah seorang geji dari putri Ping Yang 平陽公主. Ketika kaisar Han Wudi 漢武帝 ( 156 – 87 BC ) mengunjungi rumah Pingyang, Wei Zifu menarik perhatiannya dan kemudian diboyong ke istana. Saat melahirkan putra, ia kemudian diangkat menjadi permaisuri. Beliau kemudian mati bunuh diri atas fitnahan terhadap anaknya melakukan ilmu hitam untuk mencelakai kaisar Han Wudi, dan akhirnya melakukan pemberontakan tapi gagal.
Geji – Geisha [2] : Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah
Budaya-Tionghoa.Net | Bab II Tokoh-tokoh geji dalam sejarah Tiongkok dan peranannya . Dalam buku “Qinglouwenxue yu Zhonghua Wenhua” 青樓文學與中華文化 ( Literatur Qinglou dan budaya Tionghoa ), karangan prof.Tao Moning 陶慕寧 yang ditulis pada tahun 1992, menuliskan pengaruh qing lou dan penghuninya terhadap literature Tiongkok, terutama dalam bidang sastra. Tidak menyangka bahwa dari kalangan seperti geji bisa melahirkan karya-karya sastra yang indah juga memberikan inspirasi dan membentuk suatu budaya yang memberikan pengaruh terhadap budaya Tionghoa terutama di bidang sastra. Banyak cerita pahit getir kehidupan geji yang juga membuat beberapa sastrawan menuliskan dan membuat kritik-kritik.
Tradisi dan Budaya Tionghoa : Masa Inkubasi (1)
Budaya-Tionghoa.Net | Tradisi dan Budaya Tionghoa adalah salah satu budaya yang terbaik umat manusia, juga merupakan salah satu budaya yang dijaga paling utuh di dunia dan paling memiliki karakteristiknya tersendiri. Budaya tradisional tionghoa merupakan representasi dari kebijaksanaan dan pengetahuan serta keanggunan yang luar biasa bangsa Tionghoa, yang menandakan bahwa bangsa tionghoa pernah dalam jangka waktu yang lama telah berada di barisan paling depan peradaban umat manusia, dimana telah memberikan kebanggaan ,harkat dan martabat tinggi bagi bangsa tionghoa, serta memotivasi generasi demi generasi anak-anak tionghoa untuk maju dengan berani.
Tubuh Buat Harimau Lapar
Budaya-Tionghoa.Net | Mural ini berada di dalam gua nomor 254 di Dunhuang, berasal dari jaman Dinasti Wei Utara ( 386 -534 ), walaupun warnanya tidak begitu semarak, dan garis-garisnya tidak seluwes mural Dinasti Tang, tetapi dapat membuat orang merasakan semacam meluapnya keikhlasan pengorbanan diri berbalut duka. Warnanya kental, berani dan bebas, goresan kuasnya kasar dan agak kaku, bentuknya khidmat dan sederhana. Mural ini tidak kalah dengan Pengadilan Terakhir Michelangelo di Kapel Sistina. Keduanya sama-sama menggunakan jatuhnya tubuh dan perputarannya sebagai topik utama, tubuh yang jatuh bangun, alam yang kelam gelisah dalam biru lebam dan merah kecoklatan, seakan berada di dalam ruang dan waktu yang keruh gelap belum terkuak, tubuh bagaikan masih bingung terhadap keberadaannya. Pangeran Sattva di dalam mural ini sama seperti penebusan tubuh dalam Pengadilan Terakhir Michelangelo, perenungan yang dalam tentang pertanyaan sulit terhadap hakiki hidup ——— bagaimana tubuh sadar? Dengan bentuk lukisan memaparkan pertanyaan filsafat, keduanya adalah karya agung, hanya saja pelukis di dinding gua 254 tidak meninggalkan nama, lebih awal seribu tahun dari Michelangelo, di dalam gua yang gelap, dan tetap saja merupakan gambar yang mencerahkan umat manusia.