Budaya-Tionghoa.Net | Kesedihan dan penderitaan bagai tak terlihat dalam diri Bung Karno di akhir kekuasaannya. Tetap ramah dan sederhana, tanpa pernah marah. Catatan selama beberapa bulan merawat gigi Bung Karno sejak awal 1967 ini memang pernah ditulis drg. Oei Hong Kian dalam majalah Intisari edisi bulan Oktober 1988. Inilah terjemahan yang dikutip dari memoarnya yang diterbitkan dalam bahasa Belanda, Kind van het Land: Peranakan-Chinezen in Drie Bulturen (Indonet, 1998). Sebuah cermin kecil yang menampilkan sekelumit kehidupan seorang pemimpin besar bangsa Indonesia setelah masa jayanya berlalu …